Gaya hidup digital sudah cukup lama tumbuh di Indonesia. Tahun 2005-2008 menjadi penanda yang cukup jelas dengan menjamurnya beberapa media sosial seperti MIRC, Friendster, MySpace, dan beberapa media sosial lainnya. Namun pertumbuhan tersebut tidak melulu mengindikasikan hal baik. Ada beberapa hal yang dianggap negatif dan malah merusak. Buktinya pemerintah membuat UU ITE. Dengan ini tentunya diharapkan agar gaya hidup digital tidak semakin berpengaruh buruk pada kehidupan nyata kita semua.
Kamu mungkin tidak sadar jika terjebak dalam gaya hidup digital yang buruk.
Perhatikan 5 tanda ini untuk tau apakah kamu terjebak gaya hidup digital yang buruk:
1. Ketagihan Streaming
Dengan adanya jaringan 4G saat ini, maka melakukan streaming video bukan lagi menjadi hal menyebalkan seperti dahulu. Karena dengan kecepatan akses yang ada, melakukan streaming bisa tanpa buffering seperti yang sering terjadi ketika kita streaming video di jaringan 3G. Banyak sekali konten video yang bisa kita akses di website penyedia video seperti YouTube, Vimeo, atau lainnya. Dari mulai video edukatif bermanfaat hingga video komedi yang lucu.
Streaming video yang sudah menjadi sebuah gaya hidup digital ini pun tak selamanya baik. Saat kita sudah tak bisa melepaskan gadget dan uang sering habis untuk membeli paket internet hanya untuk streaming, maka kita perlu waspada bahwa kita terjebak pada gaya hidup digital yang buruk.
2. Jadi kurang bertatap muka dengan orang lain
Berselancar di dunia maya memang mengasyikan. Kita jadi suka lupa waktu jika sudah membuka gadget. Namun berselancar di dunia maya hingga melupakan kehidupan di dunia nyata bersama teman-teman dan keluarga tentunya bukan hal yang baik. Kurangnya intensitas bertemu dengan orang lain karena terlalu asyik dengan internet tentunya menjadi tanda jika kita terjebak dalam gaya hidup digital yang buruk.
3. Sharing konten tak bermanfaat
Media sosial yang tersedia saat ini sudah sangat banyak. Dari mulai Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya. Status dan juga kiriman lainnya bisa di-posting dan juga di-sharing sehingga akan dengan mudah tersebar hanya dalam hitungan detik. Menggunakan media sosial harus dibarengi dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. Jika tidak, maka banyak sekali pengguna media sosial yang membagikan konten-konten tak bermanfaat dan cenderung provokatif.
Kalua kamu termasuk salah satu yang sering membagikan konten-konten tak bermanfaat seperti berita palsu atau berita lain yang berujung provokasi, maka sudah pasti kamu terjebak gaya hidup digital yang buruk.
4. Temperamen
Poin ini masih memiliki hubungan dengan poin sebelumnya. Dengan banyaknya konten tak bermanfaat seperti berita palsu dan hal-hal provokatif yang dibagikan, sering membuat siapapun yang membaca menjadi gusar. Jika sudah emosi biasanya orang akan lupa diri dan akan ikut membagikan konten tak bermanfaat lainnya.
Jika kamu merasa sering emosi dengan apa yang kamu temui di internet dan media sosial yang kamu miliki, maka kamu perlu mulai waspada. Jika kamu terus-terusan terbakar emosi dan temperamen tinggi terbawa ke kehidupan nyata, maka kamu sudah terjebak dalam gaya hidup digital yang buruk.
5. Tidak menikmati hidup
Namun dari semua poin yang telah disebutkan di atas, yang paling perlu kamu perhatikan adalah poin terakhir ini. Internet, media sosial, dan segala sesuatu yang menjadi gaya hidup digital tak lain hanyalah sesuatu yang tejadi di dunia maya. Jika hal itu mempengaruhi kamu did unia nyata hingga membuatmu tak bisa menikmati hidup, maka sudah pasti kamu perlu istirahat sejenak dari internet dan keramaian dunia maya.
Itulah 5 poin yang menandakan bahwa kamu terjebak dalam gaya hidup digital yang buruk. Jika kamu merasakan salah satu poin di atas terjadi dalam hidup kamu, maka taka da salahnya memperbaiki pola hidup digital agar mendapatkan kehidupan yang bahagia.
(AI)