Nataconnexindo.com, Tangerang - Digital Marketing masih memegang peranan besar bagi sebagian orang yang ingin meningkatkan branding nya. Bukan hanya untuk menjual atau menarik user agar tertarik dengan brand kita saja, namun digital marketing juga sudah meluas dan menjangkau banyak hal, khususnya bagi sebagian orang yang siap-siap namanya berada dalam pemilu 2019 mendatang.
Ya, jika melihat dari fungsi digital marketing merupakan sebuah cara dalam mempromosikan suatu brand dengan menggunakan media digital yang dapat menjangkau user atau konsumen secara lebih tepat, relevan dengan hasil yang maksimal. Pemasaran digital turut menggabungkan faktor psikologis, humanis, antropologi, dan teknologi yang akan menjadi media baru dengan kapasitas besar, interaktif, dan multimedia. Dengan fungsi inilah, tidak salah jikalau digital marketing banyak dipilih sebagai media dalam berkampanye dan menyuarakan aspirasi secara luas.
Memang, jika melihat dalam track record nya, digital marketing dalam ruang lingkup pemilu sangatlah erat kaitannya. Contohnya seperti pada saat Obama mulai dipilih sebagai calon presiden Amerika Serikat, dimana beliau menggunakan kampanye digital dalam hal ini Twitter, sebagai media untuk menjaring banyak user agar memilihnya dalam pemilihan presiden. Dengan kata lain, Obama secara khusus memanfaatkan kekuatan dari digital, baik melalui internet sebagai alat komunikasi hingga media promosi. Terlebih, jika melihat dari pasarnya, dimana media sosial dipenuhi oleh generasi milenial yang mana bisa merupakan huge market dalam perkembangannya.
Dari kampanye digital tersebut, dapat kita lihat kinerja dari tim digital marketing Obama. Segala aspek digital mulai dari membuat situs resmi politik, menggunakan media sosial, pengoptimalisasian SEO, memasang digital ads, email marketing, hingga mobile marketing, benar-benar diterapkan secara maksimal. Hasilnya? kita bisa melihat kalau secara garis besar, Obama berhasil mengambil alih hari rakyat Amerika dan dia pun terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama Amerika.
Nah, dari kisah terkait Obama ini, kita tentu saja tidak bisa meremehkan digital marketing, karena secara keseluruhan media yang satu ini bisa menjadi senjata ampun dalam mengkampanyekan politik secara gamblang dengan target marketing yang bisa kita pilih atau sesuaikan dengan visi serta misi kita. Melalui berbagai fitur yang dimiliki oleh digital marketing seperti facebook ads, hingga google ads, dapat membantu mengatur strategi dalam membagikan kampanye kepada kalangan tertentu secara lebih spesifik dan akurat. Media sosial bukan hanya sebagai media menyebarkan pesan-pesan kampanye saja, namun juga bisa sebagai media dalam menunjukkan kepribadian serta menyalurkan pemikiran-pemikiran Anda terkait isu yang sedang terjadi saat ini. Namun ingat, digital marketing dan sosial media sangatlah rentan dan kontriversional, terlebih jika Anda memilih isu-isu sensitif yang bisa menyulut perselisihan antara satu dengan yang lainnya. Jika itu sudah terjadi, maka Anda telah menggunakan media digital secara tidak bijaksana.
Media sosial telah menjadi kekuatan penting pada pemilihan presiden di Indonesia sejak tahun 2014. Pada tahun tersebut, sekitar 88 juta orang Indonesia sudah menggunakan internet secara aktif, termasuk di dalamnya, sekitar 69 juta orang merupakan pengguna aktif Facebook setiap bulannya. Menyongsong pemilu presiden di tahun 2019 ini, Anda sebagai calon legislatif atau presiden, tentu boleh menyuarakan partisipasi dan kampanye melalui digital marketing. Pilihlah media digital yang sesuai dan jangan lupa atur strategi sebaik mungkin agar pesta demokrasi pada April 2019 nanti di Indonesia bisa berjalan dengan aman, tertib dan juga membahagiakan untuk seluruh rakyat Indonesia. (TD)