Nataconnexindo.com, Tangerang – Media soial merupakan tempat untuk berbagi informasi.
Namun tak sedikit beredar informasi hoax di media sosial. Untuk mengenali hoax
virus corona di media sosial banyak cara yang dapat dilakukan.
Media sosial
juga sangat efektif untuk memviralkan sejumlah informasi hoax. Terkadang
masyarakat pengguna media sosial menelan mentah-mentah hoax yang beredar di
media sosial. Hal tersebut kerap kali menyebabkan kepanikan yang tidak
beralasan.
Salah satu
contoh kepanikan akibat hoax virus corona di media sosial adalah kasus
penolakan jenazah korban virus corona. Hoax ini pertama kali muncul melalui
media sosial Facebook kemudian menjadi viral melalui pesan Whatsapp. Dalam hoax
tersebut dinyatakan bahwa jenazah korban virus corona dapat menularkan virus
bahkan setelah dikubur. Informasi tersebut dikategorikan sebagai disinformasi
oleh Kominfo. Hal ini juga sempat dibahas oleh laman kompas.com dengan melansir
pernyataan ahli dari UGM pada 4 April 2020 lalu dan masuk sebagai pembahasan di
laman tagar.id pada tanggal 9 April 2020.
Baca juga: Sebanyak 750 Berita Hoax Corona Telah Diblokir di Media Sosial
Hoax sendiri
dikategorikan sebagai berita atau informasi bohong. Informasi ini dibuat
seolah-olah benar dengan merangkainya sedemikian rupa untuk meyakinkan pemirsa
akan kebenaranya. Hoax sengaja dirangkai demikian untuk menyesatkan.
Oleh karena
itu, untuk menghindari hoax virus corona di media sosial Anda dapat mengikuti
beberapa tips berikut.
1. Perhatikan kredibilitas link sumber informasi
Hal pertama
yang harus diperhatikan dalam mengidentifikasi hoax di media sosial adalah
dengan memeriksa link sumber informasi tersebut. Untuk itu periksa URL link
tersebut, link yang aneh seperti mengandung alamat aneh com.co atau mengandung
typo memiliki kemungkinan besar sebagai sumber yang tidak kredibel. Anda juga
dapat mengecek laman tersebut dan memeriksa menu about us. Jika media tersebut
memang kredibel biasanya media tersebut akan mencantumkan alamat redaksi dan
cara menghubungi mereka secara jelas. Jika tidak terdapat informasi tersebut,
maka patut dicurigai link tersebut adalah sumber media yang tidak kredibel.
2. Perhatikan sumber berita atau informasi yang dibagikan di media sosial
Media sosial
merupakan tempat untuk membagikan berbagai informasi. Tercatat sebesar 39
persen informasi yang dibagikan di media sosial adalah hoax. Oleh karena itu, hindari
percaya pada media-media yang tidak kredibel, lebih untuk mencari informasi
dari sumber-sumber besar seperti laman media nasional atau regional yang telah
mempunyai reputasi baik.
3. Perhatikan judul berita dan kalimat-kalimat yang digunakan
Berita atau
informasi hoax di media sosial cenderung menggunakan judul dan kalimat
provokatif yang memancing emosi. Kata-kata yang provokatif seperti dalam kasus
di atas yang dirangkai sedemikian rupa dengan melibatkan kosakata “awas”
seperti “awas bahaya walaupun sudah dikubur virus corona masih dapat menular”
kemungkinan besar merupakan informasi hoax. Oleh karena itu jangan
langsung percaya dengan informasi provokatif, lebih baik cari sumber informasi
bandingannya.
4. Membandingkan informasi
Jika Anda
menerima informasi di media sosial yang bernada provokatif atau meyakinkan,
Anda jangan langsung percaya begitu saja. Anda dapat membandingkannya dengan
informasi lain di berbagai media terpercaya seperti laman yang telah disediakan
oleh WHO, Kemenkes, Pemerintah Daerah, ataupun media nasional dengan reputasi
baik.
5. Perhatikan penulisannya
Media yang
kredibel biasanya memiliki prosedur penerbitan sebuah artikel seperti editing.
Jika informasi yang didapat memiliki banyak typo,
capslock, penggunaan EYD yang tidak benar, tanda baca seperti tanda seru
dan tanda tanya yang berlebihan berarti tidak terjadi prosedur penerbitan
artikel sebagimana harusnya. Oleh karena itu, hati-hati dengan informasi
tersebut. (ADR)