Nataconnexindo.com, Tangerang – Dalam setiap kampanye marketing baik secara digital
ataupun konvensional, tujuan utamanya adalah untuk memperoleh prospek atau leads.
Prospek atau leads adalah orang yang tertarik dengan produk atau jasa
yang Anda tawarkan. Sebagai contoh, Anda mengisi sebuah form survey secara
online untuk tau lebih banyak bagaiamana cara meningkatkan jumlah follower
akun Instagram bisnis milik Anda. Kemudian, Anda menerima email dari
perusahaan agensi yang mengadakan survei di website mereka tentang bagaimana
mereka bisa membantu Anda untuk meningkatkan penjualan secara online.
Tak mungkin perusahaan tersebut mengirim Anda sebuah email tanpa
mengetahui apakah Anda tertarik dengan bisnis online, bukan?
Informasi yang
Anda berikan melalui survey tersebut akan membantu perusahaan menjadi
lebih personal dalam membuka komunikasi untuk memberikan klien potensial solusi
dari permasalahannya, baik itu dengan memberikan konsultasi, jasa, ataupun
produk.
Baca Juga: Purchase Funnel Terowongan Pemasaran dalam Digital Marketing
Dalam sebuah
skema bisnis, perolehan leads atau prospek potensial dikerjakan oleh
bagian marketing dan yang merubah prospek tersebut menjadi customer
dengan membeli atau menggunakan produk dilakukan oleh bagian sales.
Namun ada kalanya juga, kedua bagian tersebut menjadi sebuah kesatuan. Yang
manapun skema yang Anda pilih, strategi terpenting setelah mendapatkan prospek
adalah strategi follow up. Bagaimana strategi follow up yang baik
dan berhasil bergantung pada keterampilan masing-masing sales. Namun ada
beberapa prinsip yang harus diikuti oleh setiap sales. Nata Connexindo
merangkum 6 tips strategi follow up prospek yang harus dilakukan oleh
seorang sales agar strategi follow up mereka berhasil.
Pilihlah Waktu Yang tepat Untuk Mulai Menghubungi Prospek
Pemilihan waktu
yang tepat untuk menghubungi prospek pertama kali adalah penting. Buatlah
jadwal untuk mengirimkan email Terima Kasih, atau telepon Terima Kasih
dalam waktu 12 hingga 24 jam. Jangan sampai Anda membiarkan prospek yang
tertarik dengan bisnis dibiarkan tanpa adanya follow up dari Anda. Email
atau telepon akan memberikan kesan kepada prospek bahwa Anda menghargai customer
dan akan memberikan solusi yang tepat bagi permasalahannya.
Komunikasi Personal Lebih Baik
Dalam banyak
kasus customer akan lebih sering merespon komunikasi yang dilakukan
secara personal, namun dengan banyaknya prospek yang datang mungkin Anda tidak
memiliki waktu untuk membalas satu persatu pesan yang kepada prospek. Oleh
karena itu, dengan automasi pesan yang disediakan oleh website, email,
whatsapp, ataupun media sosial Anda dapat lebih mudah untuk menghubungi
prospek. Namun, susunlah korespondensi yang terpersonalisasi. Maksudnya, dalam
koresponden yang dibuat Anda dapat memasukan nama prospek dan informasi
berdasarkan halaman yang dikunjungi di website Anda.
Gunakan Berbagai Macam Channel Komunikasi
Prospek
biasanya memilih saluran komunikasi yang satu daripada saluran yang lainnya
namun Anda tentu belum mengetahui secara pasti saluran komunikasi mana yang
lebih disukai oleh prospek. Oleh karena itu, Anda dapat menggunakan sosial
media, email, telepon ataupun whatsapp sebagai saluran
komunikasi. Dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi, kami tidak
bermaksud agar Anda menghubungi prospek melalui kesemua cara tersebut, namun
Anda harus selalu siap sedia manakala prospek menghubungi Anda melalui saluran
komunikasi yang dipilihnya. Respon dengan segera pad pesan media, email,
Whatsapp, ataupun telepon.
Buatlah Jadwal Follow Up
Ingatlah,
biasanya membutuhkan 7 atau 10 kali komunikasi agar prospek dapat terkonversi
menjadi penjualan. Dengan membuat jadwal follow up akan membuat Anda
konsisten dalam komunikasi dengan prospek Anda dan mencegah prospek untuk
mencari-cari informasi tentang produk sendiri. Oleh karena itu, membuat jadwal follow
up akan memberikan Anda gambaran follow up yang akan dijalankan.
Buatlah jadwal follow up yang bertujuan untuk memberikan kemudahan
kepada propek.
Buatlah Catatan Komunikasi
Jika Anda
menggunakan CRM (Contact/Customer Relation Management) Anda telah melakukan hal
yang benar. CRM akan memberikan Anda catatan
setiap customer yang telah Anda follow up dan juga catatan
tentang hasil dari komunikasi tersebut. Jika Anda belum menggubakan CRM, Anda
dapat memanfaatkan Excel dan membuat spreadsheet
yang memuat informasi prospek seperti kontak, catatan pertemuan, tanggal
pertemuan, dan metode yang digunakan untuk merawat komunikasi dengan prospek
tersebut.
Belajarlah untuk Menghentikan Komunikasi dengan Prospek yang Tidak
Potensial
Adakalanya Anda
harus menghentikan komunikasi dengan prospek yang tidak potensial. Oleh karena
itu, Anda dapat membuat segmentasi setiap prospek berdasarkan kualifikasi
tertentu. Tiga kualifikasi ini dapat Anda gunakan, seperti.
Apakah mereka
berniat untuk melakukan pembelian?
Apakah mereka termotivasi?
Apakah yang
melakukan keputusan pada hal tertentu?
Jika mereka
tidak memiliki kualifikasi tersebut, maka jangan langsung mengeluarkan prospek
tersebut dari daftar prosepek Anda, namun Anda dapat memasukannya dalam daftar
prospek “to be followed up later” dan
buatlah kampanye marketing dengan target prospek tersebut.
Namun jika
prospek tersebut tetap tidak masuk kedalam kualifikasi di atas, maka keputusan
terbaik adalah untuk menghentikan komunikasi dengan prospek tersebut. (ADR).