Nataconnexindo.com, Tangerang – Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan
tutupnya pusat-pusat perbelanjaan menyebabkan tren baru kebiasaan belanja
masyarakat. Perusahaan data dan kecerdasan buatan Analytic Data Advertising
(ADA) mencatat, adanya kenaikan drastis pada kebiasaan
belanja online pada bulan Maret
hingga April yang lalu.
Kenaikan yang
signifikan pada aktivitas belanja online
terlihat pada pertengahan bulan Maret yang melonjak hingga 400 persen. Aktivitas
belanja online ini bukan hanya dipicu
oleh keterbatasan akses pada toko fisik, namun juga
dipengaruhi oleh semakin akrabnya masyarakat dengan aktivitas digital. Tren
digitalisasi ini sebenarnya telah dicatat oleh Hootsuite melalui laporannya
yang dirilis bulan januari lalu.
Baca Juga: Tips Facebook Ads untuk Jualan Properti 2020
Dalam laporannya tersebut, Hootsuite
memberikan data pertumbuhan pengguna Internet sebesar 17 persen dari tahun 2019
ke tahun 2020. Terjadi penambahan sebesar 25 juta orang yang mulai menggunakan
internet. Tercatat dari total populasi penduduk Indonesia
yang sebesar 268 juta orang, 64 persen diantaranya atau
sekitar 175.4 juta orang telah mampu mengakses Internet.
Peningkatan jumlah pengguna Internet yang
signifikan tersebut disertai dengan tren untuk beralih ke cara-cara baru dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Masyarakat ini telah sangat akrab dengan
berbagai toko online maupun market
place, sehingga peralihan dari belanja langsung ke belanja online sangat cepat terjadi.
Dari peningkatan aktivitas belanja online tersebut, iPrice memberikan
gambaran perilaku pembelian masyarakat selama pemberlakuan PSBB. Data yang
diambil oleh iPrice berasal dari Google Analytics selama periode Februari
hingga Maret. Riset dilakukan dengan melacak minat belanja online masyarakat terhadap sejumlah produk selama masa COVID-19. Lantas,
apa saja perubahan yang terjadi pada perilaku belanja
masyarakat selama rentang waktu tersebut?
Produk kesehatan dan pencegahan COVID-19
mengalami peningkatan yang paling signifikan. Produk seperti handsanitizer
mengalami kenaikan pencarian hingga 5.585 persen diikuti oleh pencarian
produk-produk Vitamin C dan Multivitamin yang naik hingga 1.986 persen.
Peningkatan belanja yang tinggi ini memberikan dampak peningkatan harga hingga
100 persen. Berbagai produk kesehatan dan kebersihan lainnya juga ikut naik
lebih dari 1000 persen selama waktu tersebut.
Produk yang mendukung kegiatan WFH juga mengalami
peningkatan yang signifikan. Salah satu produk yang paling tinggi peningkatan
volume belanjanya adalah produk Webcam yang naik sampai 1.572 persen. Hal
tersebut terjadi karena intensitas meeting online yang juga meningkat
selama pemberlakuan PSBB. Produk lainnya yang juga mengalami peningkatan volume belanja adalah produk ATK yang mengalami
peningkatan belanja online sebesar
377 persen.
Selain produk yang memiliki fungsi langsung
dengan pemberlakuan kebijakan PSBB tersebut, ternyata produk yang tidak berkaitan
langsung juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Misalkan produk hobi
outdoor dan indoor yang pencariannya pada Google meningkat hingga
1.036 persen. Perusahan produsen dan penjual sepeda, misalkan, mengakui bahwa
penjualannya pada rentang Februari hingga Maret mengalami kenaikan cukup
signifikan yaitu 15 persen. Produk Game Console juga mengalami peningkatan
jumlah pencarian hingga 156 persen. Hal ini menunjukan bahwa tren belanja online benar-benar telah memberikan
perubahan cukup signifikan pada cara orang berbelanja.
Lamudi sebagai portal penjualan properti online juga mengakui bahwa terjadi
peningkatan yang cukup signifikan pada traffic
website mereka. Dari traffic
website tersebut, lampu sepanjang 15-21 Maret 2020 memang
terjadi penurunan hingga hingga 19 persen. Namun di minggu ketiga traffic tercatat naik hingga 14 persen
terus hingga 20 persen.
Tren belanja online harus dimanfaatkan oleh bisnis yang berkaitan dengan tren
tersebut. Pemasaran secara digital dapat ditempuh karena pemasaran secara
digital dipandang lebih efektif untuk menghadapi tren belanja online. (ADR).