Nataconnexindo, Tangerang – Siapa yang tidak mengenal TikTok? Aplikasi TikTok kini sedang booming setelah sebelumnya sempat dipandang sebelah mata. TikTok menjadi platform yang digemari masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan.
Meningkatnya jumlah pengguna membuat nama TikTok kembali populer. Namun, pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana aplikasi tersebut dapat bersaing dan melakukan monetisasi?
Video TikTok yang menarik, dapat mendorong keterlibatan pemilik brand (merk), serta nantinya berdampak pada bisnis. Video pendek TikTok yang imersif, memungkinkan creator serta brand mengomunikasikan konten secara kreatif.
TikTok diklaim mampu menjangkau audiens baru, membangun afinitas brand dan mendorong aktivitas di luar platform mereka. Untuk monetisasi, TikTok selalu menjajaki berbagai peluang baik dari segi iklan hingga content partnership dengan mitra-mitra brand dari skala kecil hingga korporasi yang ingin merangkul kreativitas komunikas TikTok.
Video TikTok sering dibagikan lewat media sosial lain seperti Twitter, Facebook, dan Instagram. Hal tersebut bukanlah ancaman bagi TikTok, melainkan dapat menginspirasi banyak orang untuk menjangkau aplikasi TikTok.
TikTok menjadi platform video pendek untuk berekspresi bagi masyarakat, dan memiliki misi untuk menginspirasi kreativitas serta membawa kebahagiaan. Pengguna TikTok saat ini dinilai lebih efektif membagikan konten videonya lewat tiga platform yaitu Twitter, Facebook, dan Instagram.
Sejak diluncurkan oleh Bytedance pada September 2016 lalu, aplikasi TikTok dianggap berhasil meraup peningkatan jumlah pengguna setiap tahunnya. Hingga akhir 2019, TikTok mengklaim memiliki 500 juta pengguna aktif di seluruh dunia dengan jumlah unduhan lebih dari 1,5 miliar kali di App Store maupun Google Play.
Data menunjukkan bahwa TikTok mendapat peringkat sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh di App Store pada Q1 di tahun 2019 dengan lebih dari 33 juta unduhan.(EC)