Nataconnexindo.com,
Tangerang – Perkembangan
teknologi kerap kali membawa perubahan pada cara hidup manusia, begitu juga
dengan perkembangan teknologi digital. Salah satu aspek yang sangat dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi digital adalah pemasaran. Salah satu perubahan yang
terjadi adalah media pemasaran yang sebelumnya melalui media fisik seperti brosur, pamphlet, banner, majalah dan televisi.
Namun dengan perkembangan teknologi sekarang media pemasaran menjadi bertambah
pada perangkat lunak seperti mesin
pencari, dan media
sosial.
Jadi, digital marketing adalah upaya
pemasaran yang dilakukan dengan dukungan perangkat digital atau internet. Dari
sisi strategi yang digunakanpun, strategi digital marketing berbeda dengan
pemasaran konvensional lainnya. Masing-masing platform digital seperti mesin
pencari dan media sosial memiliki karakteristik dan algoritma yang berbeda.
Mesin pencari merupakan platform mesin
telusur website yang dirancang untuk melakukan pencarian berkas dan arsip yang
tersimpan di dalam layanan internet. Salah satu platform
mesin pencari adalah Google dan Bing. Untuk Google sendiri data menunjukan
bahwa platform ini mendapatkan 90% market share mesin pencari di seluruh
dunia. Sehingga 61% traffic ke sebuah
website pasti berasal dari platform mesin pencari Google. Dalam
menentukan berkas internet mana yang akan ditampilkan dalam halaman hasil
pencariannya, Google sendiri memiliki 200 faktor pemeringkatan yang telah
dirubah sebanyak 600 kali. Hal ini lah yang menjadikan karakteristik mesin
pencari harus diperlakukan secara khusus dan mendalam.
Selain mesin pencari, strategi digital
marketing pun menggunakan media sosial. Media sosial adalah layanan dalam
jaringan internet untuk menghubungkan banyak orang dalam satu platform. Berbeda
dengan platform mesin pencari yang didominasi oleh Google yang hampir mencakup
90% pasar mesin pencari, media sosial lebih beragam. Meskipun market share media
sosial masih didominasi oleh Facebook sebanyak 75,15% namun banyak media sosial
lain yang bermunculan mulai mengikis dominasi Facebook. Menurut data
Statcounter, dominasi Facebook mulai ditantang
oleh Youtube, Twitter, LinkedIn, dan Pinterest dengan laju perkembangan
pengguna di atas 20%. Artinya masing-masing media sosial
tersebut akan terus berkembang dengan pengguna yang terus bertambah.
Permasalahan yang timbul bagi strategi digital marketing kemudian adalah
masing-masing aplikasi media sosial tersebut memiliki algoritma yang
berbeda-beda sehingga perlakuan yang diberikanpun akan berbeda-beda. Misalkan
pada platform Facebook, sistem penayangan iklan menggunakan metode auction
yang sistemnya berbeda dengan penayangan iklan pada twitter yang
disesuaikan dengan history penelusuran pengguna.
Namun dibalik kerumitan masing-masing
karakter platform, strategi digital marketing menyimpan segudang keunggulan
yang tak dimiliki oleh strategi marketing konvensional. Apa saja keunggulan
yang dimiliki strategi digital marketing? Simak selengkapnya di sini.
Keunggulan
Strategi Digital Marketing
Jangkauan Audiens
Membahas soal audiens iklan, kita dapat menelusurinya dari jumlah pengguna
Internet yang saat ini tercatat aktif berselancar di dunia maya. Hootsuite pada
awal tahun 2020 lalu telah merilis sebuah laporan yang menyebutkan bahwa
pengguna aktif internet di Indonesia pada saat memasuki tahun 2020 telah
mencapai 150 juta jiwa. Hal ini setara dengan 53% jumlah penduduk Indonesia.
Artinya, mayoritas penduduk Indonesia telah aktif menggunakan internet sehingga
digital marketing memberikan potensi audiens yang begitu besar.
Masih dalam laporan yang sama,
Hootsuite juga memberikan data peningkatan jumlah pengguna internet yang mencapai
17% setiap tahunnya atau 25 juta pertambahan pengguna baru dalam satu tahun.
Selain jumlah audiens yang begitu besar, ternyata strategi digital marketing
juga mampu mendapatkan audiens dengan karakteristik tertentu yang paling
potensial menjadi customer sebuah bisnis. Misalnya, dalam pengaturan
Facebook Ads terdapat berbagai macam opsi penargetan yang disesuaikan dengan
karakter calon customer sebuah bisnis yang paling potensial. Opsi
penargetan ini dapat didasarkan pada rentang usia, alamat tinggal, bahkan history pencarian, sehingga menjamin
efektivitas iklan pada tingkat yang belum pernah terjadi.
Potensi Return
of Investment (ROI) yang Sangat Tinggi
Dengan opsi penargetan spesifik,
jumlah audiens yang besar, dan segmentasi pengguna yang lengkap maka efektivitas iklan digital tidak dapat diabaikan.
Google mengklaim bahwa potensi ROI yang didapatkan dari pemasangan iklan PPC
adalah 1,8. Artinya jika Anda megeluarkan dana iklan sejumlah Rp 1.000.000 maka
potensi pengembalian dari dana yang dikeluarkan tersebut adalah Rp 1.800.000.
Hal ini termasuk potensi pengembalian investasi yang sangat besar.
Dengan potensi pengembalian yang
tinggi, strategi digital marketing menjadi salah satu strategi yang tidak dapat
diabaikan begitu saja. Karena potensi ROI yang tinggi tentu mencerminkan
potensi keuntungan yang juga meningkat. Hal inilah yang harus mulai
dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis agar bisnis dapat terus berkembang dan
beradaptasi pada perubahan baru.
Selain itu, salah satu faktor
berkembang pesatnya bisnis digital saat ini adalah fitur transaksi berbasis
online. Karena kemudahannya mampu meyakinkan dan menarik perhatian banyak
konsumen terhadap produk tertentu. Bahkan ketika bisnis yang Anda jalankan
masih dalam tahap perkembangan, sangat memungkinkan digital marketing membuat
produk Anda banyak dicari dan dibeli oleh konsumen. Tentu saja, itu akan
membuat bisnis mendapatkan lebih banyak profit jika dibandingkan pemasaran offline. Sehingga potensi pengembalian
investasi akan sangat tinggi dibandingkan dengan pemasaran konvensional.
Budgeting yang
Lebih Terjangkau
Selain potensi yang besar, strategi
digital marketing juga terhitung cukup terjangkau dibandingkan dengan strategi
konvensional. Biasanya, angka pasti dalam menentukan budget untuk digital
marketing biasanya berkisar pada angka 5% – 15% dari total keuntungan brand
Anda. Bahkan, jika dibandingkan dengan budget marketing konvensional, budget
untuk pemasaran digital perlu digelontorkan setidaknya 10% hingga 50% dari
total biaya pemasaran perusahaan. Setelah mengetahui presentase budget
tersebut, sebaiknya budget yang dimiliki dibagi-bagi lagi secara merata ke
media-media pemasaran digital seperti pengembangan SEO, pemasangan SEM, Social
Media Ads, dan lain-lain.
Hal ini jugalah yang menjadikan
digital marketing lebih efisien dibandingkan dengan marketing konvensional. Dalam
survey yang dilakukan oleh Facebook dalam laporannya, sebanyak 70% responden
dari konsumen di Asia Tenggara menyatakan bahwa mereka menemukan produk yang
mereka beli secara online. Mayoritas penemuan secara online ini terjadi di
media sosial seperti Facebook, dan Instagram. Sebanyak 54% responden dari
generasi ini mengatakan bahwa mereka menemukan produk yang mereka gunakan dari
media sosial. Oleh karena itu, media sosial merupakan lapangan utama di mana
Anda dapat ditemukan oleh konsumen.
Meningkatkan
Citra Perusahaan
Seiring dengan meningkatnya pengguna internet,
bisnis dituntut untuk mengimplementasikan digital marketing. Mengapa demikian?
Dalam laporannya, Facebook mencatat adanya perubahan perilaku konsumen.
Konsumen pada era digital merupakan konsumen yang memiliki kecenderungan discovery.
Salah satu ciri yang paling terlihat dari discovery
generation adalah mereka belum mengetahui apa yang akan mereka beli ketika
mereka berselancar di internet. Inilah mengapa keputusan pembelian mereka
dipengaruhi oleh penemuan mereka saat berselancar di dunia digital. Dari 12.965
responden yang dihimpun dari 6 negara Asia Tenggara, sebanyak 70% menyatakan
bahwa mereka tidak mengetahui apa yang mereka inginkan atau di mana mereka akan
menemukannya. Kemudian, sebanyak 76% atau 3 dari 4 responden menyatakan bahwa
mereka menemukan produk yang mereka beli secara online. 56% di antaranya menyatakan bahwa mereka menemukan
produk yang mereka beli melalui media sosial. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh
media sosial dalam menentukan keputusan pembelian konsumen ini sangatlah besar
dibandingkan dengan pengaruh channel lain.
Oleh karena itu, kehadiran sebuah
bisnis di perangkat digital mereka merupakan salah satu hal yang turut serta
secara langsung mempengaruhi keputusan pembelian. Salah satu manfaat penting
lain dari keberadaan website adalah tumbuhnya kredibilitas brand di mata
konsumen. Faktanya, bisnis yang tidak memiliki website memiliki reputasi yang
lebih rendah dibandingkan dengan bisnis yang memiliki website. Ecommerce
Foundation mengatakan bahwa calon konsumen yang menemukan website sebuah brand
ketika mencari informasi sebuah produk lebih dari dua kali lebih mungkin untuk
menjatuhkan pilihannya pada brand tersebut. Hal ini menunjukan bahwa konsumen
modern tidak hanya mencari informasi mengenai produk namun juga menguji
kredibilitas brand penyedia produk tersebut.
Selain itu, website juga merupakan
sarana terbaik untuk mengedukasi konsumen tentang brand dan produk. Brand dapat
membangun otoritas melalui website, karena informasi dan edukasi yang
dihadirkan pada konten website akan menjadi patokan bagi konsumen dalam menilai
brand Anda. Dengan menyediakan berbagai informasi bermanfaat dan edukatif, Anda
juga dapat membangun hubungan yang lebih kuat yang pada akhirnya menghasilkan pengikut brand Anda.
Kemudahan Dalam
Evaluasi
Keunggulan strategi digital marketing
yag lain adalah kemudahannya untuk dievaluasi. Hal ini karena semua aktivitas
strategi digital marketing memiliki matriks yang terukur misalnya seperti
matriks visitor, traffic, sumber trafiic, dan conversion.
Pengukuran Return of Investment (ROI) melalui data yang terekam secara
digital dan matriks yang teurukur dapat menghasilkan evaluasi yang akurat.
Selain itu, berbagai matriks tersebut memberikan kemudahan bagi Anda yang ingin
mengetahui bagaimana hasil strategi digital marketing. Kemudahan lain untuk
mengevaluasi strategi digital marketing adalah dalam penggunaan A/B Testing.
Untuk mengetahui performa sebuah
strategi digital marketing, Anda dapat membuat dua konten ganda dengan sedikit
perubahan. Misalnya iklan A dan iklan B yang dijalankan secara bersamaan.
Seiring dengan waktu, performa digital marketing dari kedua iklan tersebut akan
dituangkan dalam matriks mulai dari segi jangkauan, click through rate,
biaya, dan bahkan konversi. Sehingga Anda memiliki pijakan data yang akurat
untuk menentukan mana iklan yang lebih efektif.
Strategi Digital
Marketing yang Dapat Digunakan
Search Engine
Marketing (SEM)
Search engine marketing (SEM) adalah bentuk pemasaran di internet
untuk meningkatkan visibilitas website di halaman hasil mesin pencarian. Dengan
kata lain “membeli” traffic dengan
membayar mesin pencarian seperti Google. Mesin pencarian banyak diakses oleh
khalayak untuk mencari berbagai informasi di internet. Termasuk untuk mencari
informasi produk atau jasa beserta ulasannya. Dengan menggunakan strategi SEM,
pemasar dapat meningkatkan kemungkinan calon konsumen mengunjungi website
bisnis ketika mereka mencari informasi. Cara kerja SEM yaitu iklan memilih
beberapa kata kunci yang berkaitan dengan produk atau jasa yang dijual. Jadi,
ketika orang mencari kata kerja kunci tersebut, mesin pencari akan menampilkan
hasil pencarian berbayar.
Search Engine
Optimization
Search Engine Optimization atau SEO adalah upaya mengoptimasi website
untuk mendapatkan peringkat teratas di hasil pencarian. Dengan mendapatkan ranking tinggi di hasil pencarian,
potensi trafik organik Anda pun meningkat. Selain menghasilkan trafik organik
yang tinggi, SEO juga akan membantu Anda mendapatkan trafik yang tepat. Jadi
Anda tidak hanya fokus pada trafik tinggi, tetapi juga trafik yang tepat sesuai
dengan tujuan utama website Anda. Untuk bisa mendapatkan trafik tinggi yang
tepat sasaran, Anda perlu mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh
mesin pencari, dalam hal ini Google. Anda perlu memahami bagaimana cara kerja
SEO, algoritma Google, dan indikator utama SEO. Semuanya akan Anda pelajari di
bab-bab selanjutnya di bawah ini.
Social Media
Marketing
Jumlah pengguna sosial media yang
besar memberikan Anda panggung yang baik untuk memasang iklan produk Anda.
Sifat sosial media yang lebih intim karena diperuntukan sebagai arena
sosialisasi membuat Anda dapat terhubung secara lebih dekat dengan calon pelanggan.
Fitur-fitur social media memang dirancang untuk membangun keterikatan antara
sesame penggunanya melalui fitur komen, like, share, dan sebagainya. Hal ini
sangat berpotensi untuk membangun citra brand yang lebih baik di mata calon
pelanggan. Namun, banyak media sosial yang dapat Anda gunakan untuk menjalankan
strategi digital marketing melalui media sosial marketing. Bagiamana cara Anda
menemukan social media yang paling baik bagi bisnis Anda? Sebelum Anda memulai social media marketing sebagai bagian dari
strategi digital marketing, Anda harus memahami bagaimana cara menggunakan
masing-masing social media, apa fungsi dari masing-masing social media
tersebut.
Email Marketing
Salah satu strategi digital marketing
yang sedang populer digunakan adalah strategi email marketing. Mengapa demikian? Menurut sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Radicati Group, lebih dari 34% atau 2,5 milyarorang di seluruh
dunia menggunakan email. Selain social
media marketing, email marketing
juga bersifat personal untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Selain itu, email
marketing-pun sangat cocok bila target audiens Anda adalah kalangan
professional dan mapan serta produk yang Anda pasarkan termasuk hard product
seperti properti, instrumen investasi, jasa business
to business dan lain sebagainya. Oleh karena itu, email marketing dapat
Anda gunakan sebagai salah satu strategi digital marketing yang dijalankan. Bagaimana
cara Anda memulai email marketing? Kata kuncinya adalah dengan personalisasi
dan automasi. Anda dapat membangun kontak email melalui pertemuan dengan calon
klien ataupun melalui leads yang dihasilkan dari strategi social media marketing. Hal pertama yang harus Anda perhatikan
adalah meminta izin terlebih dahulu kepada calon klien untuk mengirimkan email
secara berkala. Selanjutnya, Anda dapat mempersonalisasi email yang Anda
kirimkan untuk mendapatkan minat calon klien tersebut.
Basis Bisnis
Terhadap Strategi Digital Marketing
Digital marketing sebagai sebuah
strategi dapat diterapkan untuk berbagai jenis bisnis. Namun, beberapa basis
bisnis akan menentukan customer persona yang menjadi target
pemasarannya. Misalnya jika bisnis Anda berbeasis B2C atau Business to
Customer maka customer persona yang akan dibentuk berbeda dengan B2B
atau Business to Business.
Customer persona sendiri adalah sebuah gambaran calon pembeli
ideal di mana strategi digital marketing akan diarahkan
kepadanya. Sebagai contoh, jika bisnis Anda memiliki produk kosmetik maka
secara logis Anda akan menciptakan customer persona sebagai seorang
perempuan, remaja/dewasa, menikah/belum menikah, dan lain sebagainya.
Bagaimana basis bisnis menentukan customer
persona dalam strategi digital marketing? Simak selengkapnya di sini.
Business to
Customer (B2C)
Dalam menentukan strategi digital
marketing business to customer, maka Anda harus mempertimbangkan interest
atau ketertarikan dari seorang customer. Strategi digital
marketing yang Anda jalankan harus mampu diarahkan pada pain point atau
permasalahan yang dialami oleh seorang customer. Misalnya, seorang calon
customer yang sedang menghadapi permasalahan rusaknya saluran air, maka
bisnis Anda harus diarahkan pada penyelesaian atas rusaknya saluran air
tersebut.
Platform digital yang bisa Anda
gunakan untuk strategi sigital marketing B2C bisa dimulai di Facebook,
Instagram, Mesin Pencari dengan tujuan iklan untuk meningkatkan konversi, brand
awareness dan jangkauan iklan.
Business to
Business
Berbeda dengan strategi digital
marketing B2C, pada strategi digital marketing B2B Anda akan lebih berfokus
pada pengumpulan leads dan data calon customer. Hal ini karena
Anda akan menyediakan “umpan” pada bisnis lain untuk dikonversi menjadi
pelanggan aktual.
Leads adalah pengguna internet yang tertarik dengan
sebuah produk. Misalnya produk rumah, tujuan strategi
digital marketing B2B adala untuk mengumpulkan data dan leads
sebanyak-banyaknya agar bisinis pertner dapat mengubahnya menjadi penjualan
aktual. Untuk itu platform yang digunakan dimulai dari Google Ads, Facebook,
Whatsapp Bisnis, Instagram, dan online advertising lainnya dengan tujuan
pengumpulan leads.
Bagaimana
Mengukur Hasil Digital Marketing
Untuk mengukur keberhasilan sebuah
kampanye digital marketing sebenarnya sangatlah mudah. Karena masing-masing
platform memberikan metrik tersendiri. Namun kita membahas sedikit dari
metrik tersebut di sini. Apa saja? Simak selengkapnya.
Traffic Metric
Metrik ini digunakan untuk mengukur
keberhasilan strategi digital marketing dalam mendatangkan pengunjung kepada
sebuah website (traffic). Metrik ini berisi jumlah total pengunjung,
jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan pengunjung (Cost Per
Visitor) dan Revenue per Visiotr (RPV) atau tingkat konversi dibagi
tingkat kunjungan.
Dengan metrik tersebut, maka akan
terlihat secara jelas bagaimana strategi digital marketing sukses dalam
mendatangkan pengunjung ke sebuah website hingga ke seberapa sukses traffic
baru tersebut menjadi penjualan produk.
Conversion Metric
Selain traffic metric,
perhitungan berikutnya yang harus dipertimbangkan adalah conversion metric.
Metrik ini adalah metrik total konversi penjualan maupun leads generation,
cost per conversion yang menandakan biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan leads atau penjualan. Hal ini dapat dihitung dengan baik
karena masing-masing platform digital marketing memberikan metrik ini secara
akurat.
Revenue Metric
Dalam dunia digital, metrik berikutnya
yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas digital marketing adalah revenue metric. Metric tersebut terdiri
dari value per visit, cost per acquisition, dan yang tak kalah
penting yakni Return on Investment
(ROI). Hal ini akan menentukan efektivitas investasi atau dana yang
digelontorkan untuk menjalankan strategi digital marketing dan hasil yang
didapatkan dari strategi tersebut. (ADR).