Belanja Online – Literasi digital masyarakat Indonesia yang terus meningkat menyebabkan perubahan dalam tren berbelanja, seperti semakin banyak masyarakat yang beralih ke belanja online.
Kemudahan yang ditawarkan dan informasi yang sangat melimpah di Internet membuat banyak masyarakat merasa lebih aman dalam berbelanja sesuatu.
Misalnya, ketika seseorang akan membeli rumah maka hal pertama yang akan dibuka adalah mesin pencari untuk mendapatkan informasi mengenai rumah yang akan dibeli.
Hal tersebut juga berlaku dalam dunia ritel dimana ecommerce semakin mendominasi penjualan berbagai barang konsumsi.
Pengguna internet lebih mudah dalam mencari informasi produk yang diinginkan, membandingkan harga, hingga melihat review sebuah produk.
Nata Connexindo, Digital Marketing Properti Indonesia akan merangkum jumlah pembeli dan penetrasi pembeli online Indonesia. Simak selengkapnya.
Jumlah Pembeli Online dan Penetrasi Belanja Online
Salah satu faktor yang menyebabkan tren belanja online terus meningkat adalah faktor kemudahan mendapatkan informasi.
Oleh karena itu, membuat informasi mudah didapatkan dan tersedia setiap saat menjadi sangat penting untuk kesuksesan penjualan sebuah produk.
Misalnya saja kemudahan yang didapatkan dari berbelanja ritel melalui e-commerce yang menyediakan banyak informasi yang diperlukan pembeli sebelum memutuskan membeli sebuah produk.
Hasilnya sangat mengejutkan. Penjualan ritel e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai US$ 8,59 miliar atau sekitar Rp 117,7 triliun pada 2018.
Jumlah tersebut, menurut data Statista, bakal meningkat menjadi US$ 16,5 miliar pada 2022 atau naik hampir dua kali lipat pada tahun ini.
Sementara pembeli digital Indonesia diperkirakan mencapai 31,6 juta pembeli pada 2018, dengan penetrasi sekitar 11,8% dari total populasi.
Jumlah tersebut diproyeksikan akan meningkat menjadi 43,9 juta pembeli pada 2022 dengan penetrasi 15,7% dari jumlah penduduk Indonesia.
Penjualan ritel e-commerce Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan proyeksi Statista, penjualan ritel perdagangan digital Indonesia mencapai US$ 5,29 miliar.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi dibanding penjualan ritel e-commerce negara ASEAN lainnya seperti Thailand sebesar US$ 2,89 miliar, Singapura (US$ 2,13 miliar), Malaysia (US$ 1,97 miliar), dan Vietnam (US$ 1,71 miliar).
Faktor Pendorong Pertumbuhan Belanja Online
Survei yang dilakukan HubSpot dan Facebook Indonesia menyebut bahwa faktor kepraktisan menjadi kunci masyarakat lebih memilih berbelanja secara online.
8 dari 10 responden studi yang dilakukan Facebook menunjukan bahwa mereka pernah membandingkan produk dari satu vendor dengan vendor lainnya.
Bahkan, mereka rutin berganti merek dari satu merek ke merek lainnya untuk mendapatkan hasil terbaik.
Mereka juga membaca review, informasi produk, dan kelebihan atau kekurangan produk melalui berbagai kanal digital.
Dengan kata lain, informasi produk memegang peran yang sangat penting untuk menentukan keputusan pembelian.
Oleh karena itu, Digital Marketing menjadi strategi yang semakin penting untuk mengarahkan keputusan pembelian konsumen.
Semakin mudah, praktis, dan berlimpah informasi produk maka semakin mungkin seorang pembeli menentukan keputusan pembeliannya pada produk tersebut.
Jadi, ini eranya belanja online. Untuk itu, Pengembang Properti harus mulai menggunakan digital marketing agar informasi mengenai produk-produknya dapat dengan mudah dijangkau oleh konsumen secara tepat dan efisien. (ADR)