Nataconnexindo.com, Tangerang – Di tengah pandemi
global, aplikasi virtual berbasis internet menjadi solusi banyak orang untuk
tetap berhubungan ketika di rumah saja. Zoom Meeting menjadi salah satu platform
untuk memfasilitasi pekerjaan atau kegiatan belajar mengajar ketika
pandemi.
Meski saat ini Zoom menjadi salah satu aplikasi virtual
terbaik, namun siapa sangka, aplikasi Zoom ternyata sempat mengalami tantangan
di awal pendiriannya. Pendiri Zoom, Eric Yuan menceritakan sejarah hidupnya dan
membeberkan sejarah bagaimana Zoom dapat berdiri seperti sekarang ini.
Eric Yuan lahir dan dibesarkan di China, tepatnya di
Provinsi Shandong. Pria berumur 50 tahun ini merupakan lulusan dari Universitas
Shandong dan di sanalah ia banyak mengabiskan waktu untuk mempelajari
Matematika dan Ilmu Komputer.
Sejak kecil, Yuan kerap kali dihadapkan dengan masalah
jarak. Bahkan ia menceritakan bagaimana perjuangannya untuk menemui sang pujaan
hati yang harus menempuh jarak selama 10 jam dengan menggunakan kereta.
Kendala jarak tersebut tak hanya menghalangi Yuan dalam
kisah percintaannya, namun juga sempat menghalangi cita-citanya. Yuan bercerita
bahwa sejak dulu ia ingin sekali bekerja di kawasan Silicon Valley. Namun, ia
terkendala dengan permohonan visa sehingga ia membutuhkan waktu hampir dua
tahun agar bisa masuk ke Amerika Serikat. Tak hanya itu, Yuan juga membutuhkan
Sembilan kali permohonan untuk mendapatkan izin visa.
Keseriusan Yuan untuk bekerja di Silicon Valley akhirnya berbuah
manis. Ia akhirnya diterima bekerja di perusahaan yang bergerak dalam bidang video
conferene , yakni Webex. Yuan menjadi salah satu orang dari 10 insinyur
yang bergabung dengan Webex pada tahun 1997.
10 tahun sejak Yuan bekerja di Webex, perusahaan tersebut
akhirnya diakusisi oleh Cisco dan Eric Yuan diangkat menjadi salah satu wakil
presiden di sana yang mengelola lebih dari 800 pegawai. Saat itulah perjalanan
Yuan untuk mendirikan Zoom dimulai.
Seiring berjalannya waktu, Yuan menceritakan ide gilanya
kepada para pemimpin Cisco. Bukannya diterima, Yuan justru mengalami penolakan
dari para petinggi Cisco. Tak terima dengan penolakan tersebut, Yuan akhirnya
memutuskan untuk pergi dari Cisco lalu pada tahun 2011 ia memilih untuk
mendirikan Zoom.
Ia kemudian memilih wilayah San Jose, California, Amerika
Serikat sebagai lokasi ideal untuk mendirikan kantor pusat. Tak hanya itu, Yuan
juga masih memiliki kantor lain di China yang bertugas sebagai peneliti dan
pengembang perusahaannya.
Di awal usahanya mendirikan Zoom, Yuan mengalami berbagai
tantangan di mana ia harus berjuang untuk mencari klien yang bersedia untuk
menggunakan aplikasi tersebut. Dengan usaha yang maksimal, Yuan terus
menghubungi setiap perusahaan yang mempertimbangkan untuk menggunakan aplikasi
Zoom. Namun dalam usahanya tersebut, tak jarang Yuan kerap menemui penolakan
dan usahanya berujung sia-sia.
Tapi, Yuan tak berhenti menyerah, dan pada akhirnya Zoom
bisa diterima masyarakat, seperti yang sedang terjadi di tengah badai pandemi
seperti sekarang ini. Kini, Zoom menjadi salah satu platform video
conference yang sering digunakan di seluruh dunia. (MDA)