Nataconnexindo.com, Tangerang - Jika ingin bertahan, maka harus mampu mengikuti perubahan zaman. Ungakapan
tersebut sangat cocok untuk menggambarkan perubahan yang sedang terjadi. Dengan
peningkatan jumlah pengguna internet di Asia Tenggara yang sangat besar, dan
kecenderungan konsumen yang mulai beralih ke platform digital, menjadikan
strategi digital marketing sebagai salah satu strategi terbaik untuk diadopsi
oleh para pelaku bisnis, termasuk pelaku bisnis properti.
Sebuah studi yang dilaksanakan oleh Facebook
dan Bain & Company yang berjudul Riding
the Digital Wave: Capturing Southeast Asia’s Digital Consumer in the Discovery
Generation memberikan kita beberapa pemahaman tentang
tren perubahan pada perilaku konsumen di Asia Tenggara. Pertumbuhan pengguna
internet yang besar melahirkan tipe konsumen yang baru. Tipe konsumen baru ini
adalah digital consumer. Facebook mengatakan bahwa digital consumer adalah
mereka yang melakukan pembelian karena terpengaruh oleh digital discovery.
Hal ini berarti perilaku pembelian digital consumer dipengaruhi secara
signifikan oleh pengalaman-pengalaman yang didapatkan melalui media digital,
seperti website, marketplace, media sosial, video¸hingga online
advertising.
Digital discovery adalah sebuah proses dimana konsumen menemukan bisnis Anda di Internet dan
memutuskan bahwa mereka tertarik degan produk yang Anda tawarkan. Facebook
mencatat bahwa digital consumer tumbuh dari hanya 22% atau 90 juta
pengguna di tahun 2015 menjadi 58% atau 250 juta pengguna pada tahun 2018.
Jumlah tersebut akan terus tumbuh menjadi 310 juta pengguna pada tahun 2025.
Jumlah tersebut adalah jumlah yang sangat besar mengingat populasi Asia
Tenggara sebesar 640 juta orang.
Facebook juga mencatat 59% penduduk Asia
Tenggara di atas usia 15 tahun telah menjadi digital consumer atau
membeli produk melalui Internet dengan rata-rata volume belanja online $ 124
per tahun.Volume belanja online ini diprediksi akan meningkat menjadi $ 394
pada tahun 2025. Sebagai tambahan, sebanyak 70% konsumen Asia Tenggara
“menemukan” produk yang mereka inginkan secara online. Artinya, mayoritas
konsumen Asia Tenggara kini tidak lagi pergi ke pasar atau super market untuk
mencari barang yang mereka butuhkan, mayoritas konsumen saat ini mencari produk
yang mereka inginkan melalui internet. Oleh karena itu, kunci dari bisnis masa
depan terletak pada seberapa mudah bisnis Anda ditemukan di Internet.
Hal ini karena, di masa depan digital consumer akan tumbuh menjadi
mayoritas konsumen di Asia Tenggara.
1. Defining Discovery
Generation.
Salah satu faktor yang merubah kecenderungan
perilaku konsumen yang sangat masif ini adalah tumbuhnya digital consumer
baru. Melalui dukungan pertumbuhan ekonomi yang besar, akses internet menjadi
sangat mudah. Penggunaan gadget yang besar memudahkan pengguna untuk
terkoneksi ke internet kapanpun dan dimanapun. Pada tahun 2018 tercatat bahwa
74% penduduk di Asia Tenggara telah menggunakan internet, dengan 82%nya
mengakses internet menggunakan smartphone. Facebook memberikan nama digital
consumer ini sebagai discovery generation. Mengapa mereka dinamakan discovery
generation?
1.1.Discovery generation tidak mengetahui apa yang akan mereka beli
Salah satu ciri yang paling terlihat dari discovery
generation adalah mereka belum mengetahui apa yang akan mereka beli ketika
mereka berselancar di internet. Inilah mengapa keputusan pembelian mereka
dipengaruhi oleh penemuan mereka saat berselancar di dunia digital. Dari 12.965
responden yang dihimpun dari 6 negara Asia Tenggara, sebanyak 70% menyatakan
bahwa mereka tidak mengetahui apa yang mereka inginkan atau di mana mereka akan
menemukannya. Kemudian, sebanyak 76% atau 3 dari 4 responden menyatakan bahwa
mereka menemukan produk yang mereka beli secara online. 56% diantaranya
menyatakan bahwa mereka menemukan produk yang mereka beli melalui media sosial.
Hal ini menunjukan bahwa pengaruh media sosial dalam menentukan keputusan
pembelian konsumen ini sangatlah besar dibandingkan dengan pengaruh channel
lain.
Hal yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana
menciptakan pengalaman pengalaman belanja atau “experiential ecommerce.” Hal tersebut karena generasi ini sangat
bergantung pada “penemuan” pengalaman saat berselancar di dunia digital, karena
mereka tidak mengetahui apa dan di mana produk yang mereka beli, keputusan
pembelian mereka sepenuhnya bergantung dari pengalaman penemuan (discovery)
dengan produk yang mereka akan beli.
1.2.Discovery generation selalu terbuka terhadap brand baru
Ciri kedua dari discovery generation
adalah mereka sangat terbuka dengan berbagai brand baru. Sebanyak 60% responden
menyatakan bahwa mereka bersedia membeli produk yang sama dari berbagai brand.
Dan sebanyak 45% responden menyatakan bahwa mereka pernah membeli produk dari online
store yang belum pernah mereka coba sebelumnya. Seperti dikutip dari
laporan Facebook, faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka adalah
produk yang menarik, promosi yang menarik, dan review dari pengguna lain.
Hal ini membuat kondisi dimana market menjadi
terpecah. Artinya, discovery generation akan mencari berbagai produk
yang mereka beli dari berbagai brand dan platform yang dapat ditemukan secara
online. Hal ini tentu membuka kesempatan yang sangat besar bagi brand-brand
baru untuk dapat bersaing melawan brand-brand besar bergantung pada seberapa
menarik mereka “mencitrakan” diri di dunia digital.
1.3.Discovery generation aktif membandingkan berbagai jenis produk
Ciri ketiga dari discovery generation
adalah mereka terlibat aktif dalam membandingkan produk sebelum membuat
keputusan pembelian. Mereka selalu “mencari” secara online produk yang akan
mereka beli sebelum melakukan keputusan pembelian. Discovery generation
tidak segan untuk melakukan browsing di gadget mereka ketika
mereka menemukan produk baru di supermarket, atau mereka tidak segan
mengunjungi vendor untuk melihat produk yang mereka temukan di Internet untuk
kemudian membandingkannya. Atau bahkan mereka hanya membandingkan produk dari
satu digital vendor dengan digital vendor lainnya secara online. Hal ini
menunjukan bahwa kemampuan sebuah produk atau brand untuk ditemukan di
Internet memberikan pengaruh signifkan terhadap keputusan pembelian konsumen.
Hal ini ditunjukan oleh data yang dirilis oleh
Facebook. Sebanyak 86% responden mengatakan bahwa mereka membandingkan produk
secara offline dan online sebelum memutuskan untuk membeli produk tersebut, dan
hanya 33% responden yang mengatakan akan memeriksa keberadaan toko secara fisik
sebelum memutuskan membeli sebuah produk.
1.4.Tipe Discovery Generation menurut Facebook
Dari ke tiga ciri utama discovery
generation tersebut, Facebook membagi generasi ini ke dalam tiga sub tipe
kategori, yaitu High Spender, Mid Spender,
dan Low Spender. Pembagian ini berdasarkan
perilaku pembelian digital (digital consumption) mereka. .
1.4.1. High Spender
Ada yang menarik dari pembagian ini, high spender atau mereka yang memiliki
frekuensi belanja tinggi merupakan mayoritas dari discovery generation
dan akan terus tumbuh seiring waktu. Sebanyak 36% dari populasi discovery
generation berasal dari kategori ini. High spender adalah mereka
yang memiliki frekuensi belanja online tinggi. Keputusan belanja mereka
dipengaruhi oleh kemudahan dalam berbelanja. Sebanyak 64% responden dari
kategori ini mengatakan bahwa kemudahan berbelanja kapanpun dan dimanapun
merupakan alasan utama mereka memilih channel digital. Dan mayoritas
mereka berbelanja rata-rata 10 kali secara online dalam satu tahun.
1.4.2. Mid Spender
Mid spender
adalah mereka yang mereka yang keputusan pembeliannya ditentukan oleh promosi
dan deal yang menarik. Kategori ini mencakup 33% dari populasi
keseluruhan. Mereka lebih tertarik dengan promosi yang ditawarkan daripada
kemudahan dalam berbelanja. Mereka juga adalah yang paling aktif dalam
membandingkan harga dari berbagai brand. Namun mereka juga memiliki frekuensi
yang tinggi dalam berbelanja online. 47% dari responden mengatakan bahwa mereka
berbelanja online setidaknya 10 kali dalam satu tahun.
1.4.3. Low Spender
Tipe ini adalah tipe minoritas yang membentuk discovery
generation. 31% populasi discovery generation berasal dari tipe low
spender. Populasi ini terdiri generasi Z yang biasanya adalah pelajar dan
pengadopsi baru tren belanja online. Frequensi belanja mereka kurang dari 10
kali dalam satu tahun. Namun demikian seiring dengan waktu dan tren yang kuat,
tipe ini mulai bergeser menjadi tipe mid
spender.
2.
Solusi Bagi
Bisnis Anda
Tren digital discovery dan digital
consumption mau tidak mau mengubah rule of the game bisnis Anda. Keterbukaan
dan berbagai channel yang tersedia membuka jalan baru bagi konsumen untuk
menemukan berbagai produk baru, sehingga bisnis tidak dapat lagi mengandalkan
hanya sebuah channel promosi. Anda memerlukan berbagai channel offline dan online
untuk memperkenalkan produk Anda kepada generasi ini. Bagaimana bisnis Anda
dapat mengadopsi strategi baru dan beradaptasi dengan perubahan akan menentukan
masa depan bisnis Anda. Apa saja yang perlu dilakukan oleh bisnis dalam
menghadapi perubahan di era digital ini?
2.1.Sosial media menjadi lapangan discovery
bagi generasi Ini
Cara digital discovery dalam
berinteraksi kini telah berubah. Kebiasaan lama untuk menemukan produk baru
seperti melalui menonton TV, membaca majalah, membaca koran, melihat billboard,
dan sebagainya telah digantikan melalui media online. Meskipun channel offline
tersebut masih bermanfaat untuk digunakan, online channel terbukti
merupakan cara utama mereka untuk menemukan produk Anda. Offline channel
seperti tersedianya toko-toko disekitar tempat tinggal konsumen berperan
sebagai pendukung yang menentukan keputusan pembelian mereka.
Sebanyak 70% responden dari konsumen di Asia
Tenggara menyatakan bahwa mereka menemukan produk yang mereka beli secara online.
Mayoritas penemuan secara online ini terjadi di media sosial seperti Facebook, dan Instagram. Sebanyak 54% responden
dari generasi ini mengatakan bahwa mereka menemukan produk yang mereka gunakan
dari media sosial. Oleh karena itu, media sosial merupakan lapangan utama di
mana Anda dapat ditemukan oleh konsumen.
2.2.Market yang terpecah membuka kesempatan baru
Digital consumer atau discovery generation Asia Tenggara selalu beralih dari platform
satu ke platform lainnya, dari brand yang satu ke brand yang lainnya sehingga
membuka fragmen-fragmen market place yang luas. Discovery generation
secara rata-rata membeli produk dari 3.8 website yang berbeda, dengan frequensi
tinggi berasal dari konsumen singapura yang secara rata-rata berbelanja dari 4
hingga 5 website. Hal ini membuka kesempatan besar bagi bisnis Anda untuk
merambah berbagai platform dan meningkatkan visibilitas bisnis Anda di mata
konsumen. Hal ini juga membuka kesempatan yang besar bagi brand-brand baru
untuk mendapatkan konsumen di pasar Asia Tenggara.
2.3.Diskon membantu mendatangkan konsumen tapi tidak dengan loyalitas
Kecenderungan dari discovery generation
adalah mereka tidak selalu menunggu promosi atau deal menarik untuk melakukan
pembelian online. Mayoritas dari mereka lebih mengutamakan kemudahan berbelanja
dimanapun dan kapanpun tanpa mempertimbangkan promosi dan diskon. Hal ini
ditunjukan oleh 54% responden yang mengatakan bahwa mereka akan melakukan
pembelian online produk yang mereka inginkan tanpa menunggu diskon, promosi,
atau tawaran menarik. 64% responden juga mengatakan mereka akan membeli produk
dari berbagai brand. Dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa bagi
mayoritas digital consumer diskon memang dapat memberikan peningkatan
jumlah pembelian,
2.4.Dapatkan promoter dan hindari detractor
Lalu bagaimanakan untuk menarik loyalitas
konsumen dari digital consumer ini? Jawabannya adalah consumer
advocacy. Bisnis harus mendapatkan komentar dan review positif dari
konsumen dan menghindari komentar dan review negatif dari konsumen. Review
positif konsumen berasal dari promoter dan review negatif konsumen berasal dari
detractor.
Promoter adalah konsumen yang akan ikut
merekomendasikan produk Anda sementara dtractor adalah konsumen yang akan mendsicourage
produk Anda. Kepuasan konsumen menjadi kata kunci yang mempengaruhi seorang
konsumen untuk menjadi promoter atau detractor bagi produk Anda. Ada setidaknya
7 faktor yang menyebabkan ketidak puasan konsumen terhadap produk Anda, yaitu:
a.
Kualitas produk
Kualitas produk selalu menjadi fokus utama
konsumen. Kualitas produk yang baik akan mendatangkan kepuasan yang tinggi.
b.
Minimnya
informasi tentang produk
Informasi tentang spesifikasi produk, material
produk, dan informasi lainnya yang mudah ditemukan akan menambah kepecayaan
konsumen kepada sebuah produk.
c.
Waktu
pengiriman yang lama
Waktu pengiriman produk juga merupakan salah
satu faktor utama dalam menentukan kepuasan konsumen, semakin cepat proses
pengiriman semakin puas konsumen.
d.
Pengembalian
barang yang rumit
Terkadang barang yang didaptkan rusak sehingga
proses penggantian barang harus dilakukan. Namun jika proses tersebut rumit dan
berbelit akan membuat konsumen menjadi kehilangan kesabaran.
e.
Tidak sesuai
dengan ekspektasi
Ekspektasi konsumen terhadap produk harus
dipenuhi oleh kualitas produk tersebut. Ekspektasi konsumen terhadap produk
akan menambah kepuasan konsumen jika ekspektasinya terpenuhi.
f.
Tidak dapat
menemukan produk yang diinginkan
Terkadang sebuah toko online tidak menyediakan
produk yang diinginkan oleh konsumen, hal ini akan memberikan kesan negatif
terhadap platform tersebut.
g.
Platform tidak
menawarkan harga terbaik
Harga yang ditawarkan oleh sebuah platform
tidak boleh terlalu tinggi ari platform lainnya, karena discovery generation
sangat aktif dalam berselancar di dunia digital.
3.
Kesimpulan
Dengan tumbuhnya tren digital discovery
dan digital consumer, bisnis harus mengembangkan strateginya lebih jauh.
Ada kesempatan besar yang dapat dimanfaatkan dengan tumbuhnya era digital di
kawasan Asia Tenggara. Besarnya pasar digital consumer merupakan tanda
pergeseran perilaku konsumen yang semula membeli produk secara offline menjadi
membeli produk secara online. Oleh karena itu, penggunaan strategi digital
marketing untuk membuat bisnis Anda ditemukan di di Internet menjadi sangat
penting karena keputusan discovery generation dalam membeli produk
ditentukan oleh seberapa mudahnya bisnis Anda ditemukan di Internet. (ADR).