Pengguna Internet di Indonesia– Pada hari ini, internet tidak hanya milik anak muda, tetapi juga mereka yang sudah lanjut usia.
Hal tersebut terungkap dari sebuah studi yang dilakukan oleh Databoks. Studi tersebut menyebutkan bahwa angka pengguna Internet lansia terus meningkat selama lima tahun terakhir.
Penetrasi internet Indonesia memang sangat tinggi, pada awal 2022 saja tercatat ada 22 jutaan pengguna baru yang mulai mengakses internet.
Hal itu tentu menjadi bahan pertimbangan yang sangat baik bagi konten kreator dan digital marketer untuk mengadaptasi strateginya.
Pasalnya, tidak hanya anak muda, target konten dan kampanye marketing saat ini juga harus mempertimbangkan mereka yang telah lanjut usia.
Nata Connexindo Digital Marketing Properti akan merangkum hasil studi yang memperlihatkan kenaikan angka pengguna Internet bagi kalangan lanjut usia. Simak selengkapnya di sini.
Kenaikan Pengguna Internet di Indonesia Kalangan Lanjut Usia
sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/03/akses-internet-lansia-terus-meningkat-dalam-lima-tahun-terakhir
Dilansir dari studi Databoks, tercatat ada angka kenaikan jumlah pengguna Internet dari kalangan lanjut usia.
Kenaikan tersebut tercatat cukup stabil selama 5 tahun belakangan ini, ini artinya kaum lanjut usia mulai menggunakan Internet untuk kegiatan sehari-hari.
Angka lansia yang mengakses internet terus meningkat sejak 2017. Persentase akses internet lansia meningkat dari 2,98% pada 2017 menjadi 14,1% pada 2021.
Peningkatan akses internet lansia terlihat tiap tahunnya. Pada 2018, akses internet menjangkau 5,73% lansia.
Angka ini naik menjadi 7,94% pada 2019. 2020 menjadi tahun pertama di mana akses internet lansia menyentuh dua digit. Sebanyak 11,44% lansia sudah dijangkau internet pada tahun itu.
Mengutip laporan BPS, lansia mengadopsi teknologi terutama untuk berinteraksi dengan keluarga serta kemudahan mengakses fasilitas dan layanan dasar, seperti kesehatan dan konsumsi makanan.
Ada tiga hambatan lansia ketika mengadopsi teknologi informasi dan komunikasi. Pertama, hambatan interpersonal seperti takut melakukan kesalahan.
Kedua, hambatan struktural seperti akses paket data atau sinyal kurang memadai, dan ketiga, hambatan fungsional seperti kondisi kesehatan lansia yang sudah tidak lagi bisa menggunakan teknologi.
Kenaikan yang cukup signifikan tersebut membuat para konten kreator dan digital marketer untuk merumuskan kembali strategi konten dan iklan.
Pasalnya, kaum lanjut usia di atas memiliki kemampuan ekonomi yang masih sangat tinggi dibandingkan dengan kaum pengguna internet di Indonesia yang masih muda.
Berbagai produk seperti perumahan, perawatan tubuh, obat-obatan, dan lain sebagainya menjadi perhatian para pengguna internet dengan kemampuan ekonomi cukup tinggi.
Jadi, perubahan dalam strategi konten dan marketing perlu dirumuskan kembali apalagi tren kenaikan pengguna internet di Indonesia kalangan lansia cukup tinggi. (ADR)