Nataconnexindo.com, Tangerang – Banyak perubahan yang terjadi di masyarakat akibat perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat. Bahkan, perkembangan teknologi komunikasi ini disamakan dampaknya dengan penemuan lain yang merubah wajah peradaban dunia seperti penemuan mesin uap yang diidentikkan dengan revolusi industri.
Demikian juga dengan perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, digadang-gadang sebagai penyebabnya munculnya revolusi industri baru atau revolusi industri 4.0. Hal ini menunjukan bahwa teknologi digital memiliki dampak yang sangat besar bagi aktivitas manusia.
Layaknya revolusi-revolusi yang lain, revolusi industri 4.0 adalah transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional. Artinya seluruh aspek industri akan berubah cepat mulai dari aspek produksi, distribusi, promosi, bahkan hingga konsumsi.
Hal inilah yang akan menyebabkan Digital Marketing kian penting bagi bisnis di masa depan. Semula, Digital Marketing memang dianggap sebagai strategi pelengkap untuk strategi pemasaran yang lebih konvensional. Namun, di masa depan Digital Marketing akan menjadi strategi pemasaran utama yang wajib diterapkan oleh sebuah bisnis.
Apa saja faktor-faktor penyebab Digital Marketing kian penting di masa depan? Simak selengkapnya di sini.
Pengguna Internet
Pengguna Internet di seluruh dunia terus tumbuh dengan pesat. Pada tahun 2021 yang lalu, Hootsuite melaporkan bahwa pengguna Internet di seluruh dunia telah menembus angka 4,66 miliar orang. Laporan tersebut menunjukkan bahwa per Januari 2021, populasi dunia mencapai angka 7,83 miliar jiwa. Berdasarkan laporan PBB, jumlah tersebut meningkat 1 persen per tahun, jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Hal tersebut berarti sejak awal 2020, jumlah populasi pengguna Internet global telah meningkat setidaknya 80 juta orang. Dengan 5,22 miliar orang memakai smartphone, angka tersebut setara dengan 66,6 persen dari populasi dunia.
Tren peningkatan pengguna Internet tersebut terjadi juga di Indonesia. Pengguna Internet di Indonesia pada awal 2021 ini mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020 lalu. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.
Dengan pertumbuhan pengguna Internet yang besar setiap tahunnya, Internet menjadi media yang paling ideal untuk melakukan promosi. Promosi melalui Digital Marketing menjadi strategi yang paling potensial untuk meraih jumlah pengguna Internet yang besar tersebut.
Belanja Iklan Digital
Iklan merupakan salah satu alat pemasaran yang paling ampuh untuk mempromosikan sebuah produk. Terdapat banyak sekali platform untuk menampilkan iklan, salah satunya adalah media digital. Menurut data E-Marketer di tahun 2020, total belanja iklan digital di Indonesia adalah sebesar 658,5 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,5 triliun dengan proyeksi pertumbuhan dalam 5 tahun ke depan berada di angka rerata 12,2 persen setiap tahunnya.
Jumlah yang sangat besar tersebut dengan peningkatan yang sangat tinggi membuktikan bahwa iklan digital sebagai salah satu bagian dari Digital Marketing kian mendapatkan porsi penting dalam strategi pemasaran. Berbagi platform iklan digital yang kini telah mencapai era programmatic ads hampir mendominasi dapur promosi sebuah bisnis.
Selain itu, Pubmatic sebuah perusahaan teknologi periklanan berskala global pada tahun 2020 yang lalu sempat mengumumkan bahwa belanja iklan programmatic di Indonesia sudah mencapai angka 500 juta dollar AS (Rp 7,2 triliun), yang artinya sudah mencapai 76 persen dari total belanja iklan digital Indonesia.
Tingginya belanja iklan digital tersebut menandakan bahwa iklan digital menjadi salah satu sandaran promosi bagi banyak bisnis. Seiring dengan semakin tingginya demand pada iklan digital, inovasi teknologi periklanan digital harus terus ditingkatkan.
Generasi Z dan Millennial
Masa depan merupakan masanya generasi muda hari ini. Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang dianugerahi dengan sumber daya manusia generasi mudah yang melimpah. Generasi tersebut adalah Generasi Z dan Generasi Millennial. Menurut CIA World Factbook, Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki penduduk dengan usia produktif terbesar. Median usia Indonesia adalah 30,5 tahun yang artinya rata-rata penduduk Indonesia berusia pada sekitar umur 30 tahunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,2 juta jiwa pada September 2020. Jumlah penduduk Indonesia juga bertambah sebanyak 32,56 juta dalam 10 tahun terakhir. Secara rata-rata, jumlah penduduk tersebut bertambah 3,26 juta atau 1,25 poin persentase setiap tahun.
Berdasarkan usia, hasil sensus menunjukkan mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi Z atau lahir pada 1997–2012 dan generasi milenial atau kelahiran 1981–1996. Proporsi generasi Z tercatat 27,94% dari total populasi, sedangkan generasi milenial 25,87%.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa persentase penduduk usia produktif atau usia 15–64 tahun mencapai 70,72% dari total populasi. Sementara persentase penduduk usia nonproduktif 0–14 tahun dan 65 tahun ke atas hanya 29,28%. Besarnya porsi penduduk usia produktif juga menunjukkan Indonesia masih berada pada era bonus demografi.
Generasi Z dan Generasi Millennial merupakan generasi yang tumbuh dan dibersarkan oleh teknologi digital. Generasi ini merupakan generasi yang disebut sebagai native digital. Selain itu, fakta bahwa generasi tersebut merupakan Angkatan produktif terbesar menjadikan generasi Z dan Millennial sebagai target pemasaran utama di masa depan. Keberadaan generasi Z dan Millennial akan turut menyebabkan Digital Marketing kian penting di masa depan. (ADR)