Nataconnexindo.com, Tangerang – Setahun lebih Pandemi COVID-19 melanda Tanah Air, namun COVID-19 tetap belum juga menunjukan tanda-tanda akan hilang. Pemerintah terus berupaya untuk menekan penyebaran COVID-19 dengan menerapkan kebijakan new normal, PSBB, PPKM, dan mengintensifkan vaksinasi di seluruh Indonesia.
Salah satu dampak yang tak bisa terhindarkan dari kebijakan-kebijakan tersebut adalah terbatasnya mobilitas masyarakat yang langsung berakibat pada pergerakan ekonominya. Tidak bisa tidak, sektor properti Indonesia pun terdampak cukup signifikan dari pembatasan pergerakan masyarakat tersebut.
Sektor properti yang mengandalkan pertemuan fisik antara agen dan calon konsumen, pameran properti, dan survei lokasi properti menjadi lesu sepanjang tahun 2020 yang lalu. Keterbatasan pertemuan fisik tersebut menjadi salah satu halangan yang perlu dicarikan solusinya.
Namun, untungnya kemajuan teknologi komunikasi yang pesat memberikan kesempatan kepada Pengembang Properti dan masyarakat calon konsumen properti untuk bertemu meskipun tidak secara langsung. Saluran komunikasi daring tersebut memberikan akses kepada calon konsumen untuk mendapatkan informasi mengenai properti idamannya.
Digital Marketing menjadi salah satu jawaban yang memberikan solusi pada permasalahan keterbatasan akses fisik tersebut. Dengan memanfaatkan digital marketing, calon konsumen properti tetap dapat mencari berbagai informasi mengenai properti idamannya langsung dari rumah.
Selain itu, Pengembang Properti tetap dapat menyampaikan informasi, promosi, dan berbagai program pemasarannya kepada calon konsumen properti paling potensial. Terus berjalannya komunikasi antara Pengembang Properti dan calon konsumen properti membuat sektor properti tetap bergerak meskipun di tengah Pandemi.
Digital Marketing Strategi Utama Pemasaran di Tengah Pandemi
Dengan kenyataan di atas, Digital Marketing terus menjadi pilihan strategi pemasaran yang diambil oleh Pengembang Properti. Sejumlah perusahaan pengembang properti di Indonesia mulai memanfaatkan aset digital mereka sebagai sarana promosi.
Sayangnya, tidak semua dari perusahaan ini mengadaptasi upaya digital branding dalam strategi pemasaran digital mereka. Managing Director Lamudi, Mart Polman, mengakui bahwa brand harus memiliki kemampuan dan keunggulan sendiri dalam menarik perhatian konsumen.
Hal senada juga diungkapkan Client Partner Facebook Indonesia, Also Rambie. Ia menambahkan, digital branding yang baik membuka hubungan yang baik dengan konsumen serta membuka kesempatan developer properti untuk menyampaikan penawaran lainnya dan berkontribusi menghadirkan leads penjualan yang lebih baik.
Menurut Commercial Director Lamudi, Yoga Priyautama, mayoritas pembeli properti di Indonesia mencari informasi melalui daring sebelum melakukan pembelian. Di sini peran digital branding penting agar developer properti mampu bersaing.
Menurutnya, ada 92 persen calon pembeli properti di Indonesia akan mencari informasi tentang produk properti dan Pengembang Properti melalui Internet. Hal ini menyebabkan Digital Markting kian penting untuk dapat meraih konsumen properti masa kini.
Pencarian rumah dengan menggunakan platform teknologi digital semakin masif dan dilakukan oleh kebanyakan calon konsumen properti di tengah Pandemi seperti saat ini. Karenanya dalam situasi seperti sekarang penguasaan teknologi digital marketing dinilai menjadi kunci bagi sektor properti untuk bertahan di masa Pandemi.
Pencarian Properti di Internet Meningkat Tajam
Keterbatasan akses fisik membuat mayoritas calon pembeli properti mengandalkan Internet sebagai sumber informasi utamanya. Yang menarik, di situasi ini trafik pengunjung yang mencari rumah dijual di situs-situs listing properti mengalami kenaikan hingga 40% pada kuartal pertama 2020 jika dibandingkan kuartal keempat 2019.
Sementara jika dibandingkan dengan pencarian pada masa Covid-19 (setelah 16 Maret 2020) dengan sebelum Covid (Januari-15 Maret 2020), kenaikannya sudah sebesar 5%. Peningkatan secara kuartalan juga ditunjukkan dari jumlah pengunjung yang melihat halaman detail listing properti, yakni sebesar 36%.
Lebih spesifik, pengunjung yang menunjukkan ketertarikannya (leads) mengalami kenaikan sebesar 16% untuk properti dijual saja. Sedang untuk wilayah pencarian favorit saat ini DKI Jakarta paling banyak yang cari, sebanyak 33%, disusul Jawa Barat 31%, Banten 14%, dan Jawa Timur 8%.
Dan secara tahunan, konsumen yang melihat detail listing properti untuk dibeli mengalami kenaikan sebesar 28% pada kuartal pertama 2020 jika dibandingkan kuartal pertama 2019. Sementara jumlah leads naik hingga 12%.
Bicara wilayah pencarian favorit, terutama DKI Jakarta yang memang paling mahal harga lahannya, ada hal yang menarik. Lebih spesifik lagi untuk kawasan Jakarta Pusat yang letaknya di jantung ibu kota.
Nata Connexindo Digital Marketing dan Konsultan Properti Terdepan di Indonesia
Berbagai fakta pergeseran stratgi pemasaran di atas membuat Pengembang Properti harus lebih jeli dalam menggunakan strategi pemasarannya. Digital Marketing menjadi salah satu strategi yang paling baik untuk diterapkan di tengah Pandemi seperti saat ini.
Untuk itu, Pengembang Properti yang ingin segera menerapkan strategi Digital Marketing dapat bekerjasama dengan professional di bidang tersebut. Salah satunya adalah Nata Connexindo Digital Marketing dan Konsultan pemasaran digital bagi Pengembang Properti yang telah berpengalaman.
Nata Connexindo telah bekerjasama dengan 100 lebih Pengembang Properti BUMN, BUMD, dan Swasta di seluruh Indonesia. Kepercayaan yang diberikan kepada Nata Connexindo tidak lain karena kami mampu memberikan hasil yang nyata dalam meningkatkan penjualan properti.
Nata Connexindo sebagai Digital Marketing Partner memberikan layanan digital secara terintegrasi untuk multi industri perusahaan masa kini, diantaranya industri properti, food and beverage, mal, retail (furniture), dan lainnya. Dikelola oleh tim professional yang memiliki sertifikasi Google, sehingga pengelolaan iklan Anda sudah berada di tangan yang tepat. (ADR)