Nataconnexindo.com, Tangerang – Indonesia terus bergerak menjadi pengguna Internet terbesar di dunia. Bertambahnya pengguna internet hingga 202,6 juta orang pada tahun 2021 membuat Indonesia memasuki periode ideal untuk mewujudkan aspirasi menjadi raksasa ekonomi digital Asia.
Saat ini saja, berbagai start-up baru dirintis oleh para creator industry digital untuk mengikuti langkah para raksasa digital yang sudah terlebih dahulu membuka jalan di sektor industri digital. Hal ini sesuai dengan prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberikan perhatian khusus pada ekonomi digital dengan adanya aspirasi untuk menjadikan Indonesia dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2025.
Usaha mewujudkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara tentu bukan saja tugas dari pemerintah. Seperti kita tahu, para raksasa digital di berbagai belahan dunia merupakan inisiatif dan kreativitas para pelaku usaha swasta. Misalnya saja raksasa Amazon dan Facebook yang berkembang sangat pesat pada awal dekade ini.
Oleh karena itu, perusahaan teknologi di Indonesia memiliki peran penting sebagai mitra pemerintah dalam mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan teknologi dan mempersiapkan sumber daya manusia yang kompetitif pada era digitalisasi ekonomi.
Sinergi ini sangat diperlukan demi mencapai keinginan memajukan sektor ekonomi prioritas yang tercantum dalam skema Roadmap Digital Indonesia 2021-2024. Skema Roadmap Digital Indonesia 2021-2024 menggarisbawahi sektor ekonomi prioritas pemerintah untuk transformasi digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate memaparkan bahwa 10 sektor ekonomi tersebut adalah pariwisata, perdagangan, keuangan, media dan hiburan digital. Kemudian pertanian dan perikanan, real estat dan perkotaan, pendidikan, kesehatan, perindustrian dan pemerintahan.
Dari ke 10 sektor ekonomi sentral tersebut, industri properti dan Real Estate telah menjadi salah satu industri yang memanfaatkan keunggulan teknologi terutama di masa Pandemi seperti saat ini. Peran teknologi dalam industri properti menjadi pendorong positif tetap tingginya penjualan produk properti belakangan ini. Teknologi industri properti atau lebih dikenal sebagai PropTech menjadi salah satu kunci masa depan properti.
Hadirnya PropTech sebagai Masa Depan Industri Properti
Kehadiran PropTech memiliki efek berganda terhadap pertumbuhan semua bagian di dalam sektor properti itu, REI menyatakan bahwa sektor properti memiliki hubungan dengan 174 sektor lain dan 350 industri terkait berskala kecil. Untuk menjembatani teknologi dan sektor properti, PropTech memiliki peran strategis sebagai fasilitator dan penghubung segala aspek perjalanan pembelian properti yang menjadikannya tonggak utama dalam transformasi digital properti.
Sektor properti sendiri telah memiliki sebuah jaringan yang sudah lama terbentuk, PropTech hadir di sini bukan untuk mengganti jaringan tersebut tetapi membantu menghubungkan jaringan tersebut menjadi sebuah ekosistem yang bersifat simbiotik. Hal ini tentunya hanya dapat terjadi bila ada rasa keterbukaan para pemangku kepentingan di sektor properti terhadap teknologi.
Seperti perusahaan digital lainnya yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan usaha mikro kecil menengah (UMKM), PropTech hadir untuk menjadi pendukung bangkitnya sektor properti Indonesia pada era digitalisasi. Penggabungan antara sektor teknologi yang kini berkontribusi 4 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau senilai Rp 632 triliun, sektor properti berdampak besar untuk kas negara.
Tentunya perjalanan digital Indonesia masih panjang dan perusahaan PropTech memiliki kesempatan untuk membenahi layanan dan meyakinkan para pemangku kepentingan properti bahwa PropTech adalah komplementer positif bagi sektor properti yang ada di Indonesia. Yang perlu ditekankan sekarang ini adalah bahwa kepercayaan sangat penting untuk dibangun, terutama antara sektor ekonomi yang sudah ada dengan perusahaan berbasis teknologi. (ADR)