Nataconnexindo.com, Tangerang – Pandemi yang telah lebih dari setahun melanda dunia memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan ekonomi. Pembatasan kegiatan masyarakat yang dilakukan di berbagai belahan dunia sempat menekan pertumbuhan ekonomi pada titik paling rendah.
Dampaknya adalah kelesuan kegiatan ekonomi di berbagai sektor tak terkecuali dengan sektor properti di tanah air. Pelambatan pertumbuhan membuat beberapa Pengembang Properti bahkan sampai harus menghentikan proyek-proyek propertinya.
Namun, nampaknya kondisi tersebut akan segera berakhir. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021. Hasilnya tidak jauh dari ekspektasi pasar. Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan ekonomi Indonesia yang diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 7,07% pada kuartal II-2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Ini adalah pertumbuhan positif pertama setelah empat kuartal sebelumnya selalu mencatat kontraksi (pertumbuhan negatif).
Pertumbuhan ekonomi melesat tinggi tersebut memberikan angin segar kepada para pelaku industri di tanah air, termasuk pelaku bisnis properti. Bila dibandingkan secara kuartalan maupun tahunan, pertumbuhan ini lebih tinggi dari minus 0,74 persen pada kuartal I 2021 dan minus 5,32 persen pada kuartal II 2020. Sementara secara akumulatif, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,1 persen pada semester I 2021 dari semester I 2020.
Lalu, apa dampak yang akan dirasakan di pasar properti seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mampu memenuhi target?
Penyaluran Kredit KPR yang Tumbuh Pesat
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebenarnya sudah dapat diprediksi dari tingginya penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), realisasi pertumbuhan kredit pemilikan rumah naik 6,2% secara tahunan pada Mei 2021, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada periode April sebesar 5,5%.
Hal ini pun masih diikuti oleh kredit sektor konstruksi properti yang tetap naik 4,2% secara tahunan, kendati pertumbuhannya melambat dari bulan sebelumnya yang sebesar 5,1%. Sementara itu, kredit real estate mulai terkontraksi tipis 0,4% secara tahunan, setelah bulan sebelumnya masih mampu naik tipis 0,2%.
Pertumbuhan penyaluran kredit konsumsi terutama KPR tersebut juga turut dirasakan di berbagai Bank penyalur KPR. Salah satunya adalah Bank CIMB. Melihat dari sektor kredit ritel konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk, hingga semester satu tahun ini. Kredit kepemilikan rumah (KPR) Bank CIMB Niaga mengalami pertumbuhan sebesar 7%.
Hal senada juga turut dirasakan oleh BTN sebagai salah satu Bank yang memiliki spesialisasi penyaluran KPR. Adapun pertumbuhan KPR BTN paruh pertama tahun ini mencapai 4,39% secara tahunan, ditopang oleh kredit KPR subsidi yang naik hingga 11,17%. Pertumbuhan tersebut turut diikuti oleh Bank-Bank penyedia KPR dan KPA lainnya.
Harga Properti Terdongkrak
Tingginya penyerapan properti di pasar menyebabkan pengurangan suplay yang akan terjadi dalam waktu dekat. Penyerapan rumah siap huni pada awal Q1 2021 tercatat berada tingkat yang cukup tinggi 60 persen. Angka penyerapan tersebut terus mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.
Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) mencatat kenaikan harga properti sepanjang Kuartal II-2021. Kenaikan harga indeks properti itu terjadi di tengah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di berbagai wilayah Indonesia.
Indeks harga properti Kuartal II-2021 berada pada angka 112,8, atau naik sebesar 2,24 persen dibanding Kuartal I-2021. Sementara secara tahunan, kenaikannya sebesar 1,97 persen. Menurut Marine peningkatan ini menjadi kabar gembira bagi dunia properti. Pasalnya selama empat kuartal ke belakang, pasar properti di Indonesia cenderung melambat.
RIPMI-H untuk rumah tapak per kuartal kedua 2021 menempati angka 119, kembali naik sebesar 2,36 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-on quarter). Jika dilihat secara tahunan, angka ini naik sebesar 3,61 persen. Sementara itu, untuk apartemen, indeks harga di kuartal kedua 2021 berada pada posisi 109,0, turun sebesar 0,83 persen secara kuartalan dan turun sebesar 4,40 persen secara tahunan.
Momentum Baik Tingkatkan Penjualan
Mulai meningkatnya volume kegiatan ekonomi menjadi momentum yang sangat baik bagi Pengembang Properti untuk meningkatkan penjualannya. Pasalnya, konsumen properti yang sudah memiliki niat membeli properti cenderung wait and see di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi.
Dengan mulai pulihnya iklim perekonomian di Indonesia, secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan daya beli dan kepercayaan diri konsumen. Hal ini menjadi momentum yang sangat baik untuk meningkatkan penjualan properti. Oleh karena itu, Pengembang Properti diharapkann untuk meningkatkan kinerja promosi dan marketing untuk menghabiskan proyek-proyek yang telah ready stock.
Digital Marketing dinilai merupakan salah satu strategi yang paling cocok diaplikasikan selama Pandemi masih berlangsung. Pasalnya, mobilitas masyrakat masih belum sepenuhnya pulih sehingga Digital Marketing menawarkan saluran promosi yang secara efektif mampu meraih audiens dan konsumen properti di tengah keterbatasan mobilitas. (ADR)