Nataconnexindo.com, Tangerang – Sebuah desain yang baik adalah desain yang mampu menyampaikan pesan kepada audiens dengan baik. Apa yang dimaksud dengan pesan bukan hanya sekedar informasi namun juga meliputi emosi, kesan, mood, dan lain sebagainya.
Selain melalui desain foto dan gambar, terkadang pesan juga harus disampaikan melalui angka dan huruf. Nah angka dan huruf kan sudah mengandung informasi melalui kata-kata yang disampaikannya, pertanyaanya selain informasi bagaimana angka dan huruf dapat menyampaikan emosi, kesan, mood, gairah, dan lain sebagainya kepada pembaca dan audiensnya?
Caranya adalah dengan menggunakan font. Secara sederhana font adalah tampilan grafis karakter yang ada dalam teks seperti huruf dan angka. Penggunaan font yang baik tidak hanya dapat menyampaikan pesan kepada pembaca, namun juga sebagai penyalur “rasa” yang ada dibelakang font tersebut.
Loh, kok bisa? Setiap font memiliki karakteristiknya tersendiri. Oleh karena itu, Nata Connexindo akan memberikan beberapa tips dalam menggunakan font dalam desain grafis. Simak selengkapnya di sini.
Pahami Karakteristik Font
Setiap font memiliki karakteristik atau sifatnya masing-masing. Sebagai contoh, font dengan huruf bulat, penuh lengkung, bergelembung memiliki karakteristik ceria dan cocok untuk desain kartu undangan ulang tahun anak-anak, namun kurang cocok untuk desain pada kartu undangan pernikahan. Begitu juga jenis-jenis font lain memiliki karakteristik atau kepribadian yang berbeda, misalnya serius, elegan, dewasa, kasual, ceria, dan lain sebagainya.
Memahami karateristik font ini sangat penting dalam membuat sebuah desain. Biasanya klasifikasi font terdapat dalam typeface. Memahami rupa huruf dan karakteristiknya akan membantu Anda dalam memahami font. Sebagai contoh, Serif adalah typeface yang ujungnya memiliki garis berbentuk lancip atau biasa disebut counterstroke yang bisa menciptakan kesan tegas. Typeface Serif yang terdiri dari banyak font seperti Times New Roman, Courier, New Century Schoolbook, dan Palatino.
Pilih Font Pelengkap
Memang kadang-kadang “merasakan” font tidak selalu muncul dari klasifikasi ataupun teori. Seringnya, kita merasakan karakteristik sebuah font berdasarkan insting dan firasat. Hal ini tidak menjadi masalah dalam desain, karena memang desain dibuat untuk semua orang yang bahkan tidak pernah mengetahui bahwa typeface dan font itu jumlahnya ribuan.
Oleh karena itu, jika Anda memutuskan untuk memasukkan font pelengkap dalam desain dan mengombinasikannya dengan font utama, Anda dapat melakukannya dengan mempertimbangkan karakteristik font. Usahakan untuk membuat desain menjadi seimbang. Misalnya, jika Anda memiliki sebuah font yang khas dengan “kepribadian yang kuat”, pasangankan font tersebut dengan font yang lebih netral dan konservatif untuk sebuah keseimbangan desain.
Sesuaikan dengan Jenis Paragraf
Selain pemilihan karakter font, jenis paragraf juga memiliki peran yang penting dalam desain. Jenis paragraf dapat dilihat dari alignment paragraf tersebut. Bagi Anda yang sering menggunakan Microsoft Word, mungkin Anda telah akrab dengan 4 jenis alignment yaitu Justify, align left, center, dan align right.
Paragraf rata kiri (align left) atau Flushed Left adalah posisi yang paling umum digunakan dalam segala hal karena lebih enak dilihat oleh mata. Beda lagi dengan paragraf rata kanan (align rigt) atau Flushed Right adalah teks yang tertata rapi hanya di satu sisi jika disejajarkan dengan benar dan digunakan untuk hal-hal tertentu saja. Sedangkan, justified (paragraf rata kanan dan kiri) jarang sekali digunakan untuk desain.
Susun Hirearki Visual
Selanjutnya untuk menciptakan desain dengan font, Anda dapat menciptakan hirearki visual. Jika Anda sering membaca koran atau majalah, mungkin Anda akan menyadari bahwa ukuran font, ketebalan, kerning dan kadang-kadang jenis font yang digunakan berbeda antara headline, sub-headline, isi dari artikel, hingga pada caption. Inilah yang disebut sebagai hirearki visual.
Hirearki visual tidak hanya digunakan untuk jenis teks yang memiliki body copy, headline, dan sub-headline saja namun juga dapat digunakan untuk semua jenis desain. Hirearki visual adalah navigasi bagi pembaca, bagian mana yang menarik pertama kali, dan di bagian mana jika pembaca ingin mengetahui detailnya.
Ketika Anda memilih font untuk sebuah desain, Anda harus fokuskan di bagian mana yang Anda inginkan agar audiens melihat pertama kali. Tentukan informasi apa yang penting, yang mana yang harus menonjol pada pandangan pertama (logo, headline, atau promo?) dan bagian mana yang kurang penting. Kemudian, buat gaya font, ukuran, dan pengaturannya secara berurutan.
Perhatikan Konteks
Konteks merupakan elemen yang sering dilupakan ketika menciptakan sebuah desain. Padahal, konteks memegang peran penting dalam kesuksesan sebuah desain. Konteks seperti di mana desain Anda akan ditampilkan, jenis produk, target audiens dan lain sebagainya.
Ketika memilih font dengan mempertimbangkan konteks, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Teksnya harus mudah untuk dibaca pada ukuran yang akan ditampilkan, dan jelas terutama pada ukuran kecil. Misalkan jika desain akan ditampilkan di stasiun kereta, maka desain tidak boleh memiliki teks yang terlalu panjang dan ukuran yang terlalu kecil. Hal ini dimaksudkan agar audiens yang melintas melalui kereta dengan kecepatan tinggi masih dapat membaca pesan yang ada di dalam desain. (ADR)