Nataconnexindo.com, Tangerang – Pandemi virus Corona memang membawa dampak yang sangat besar. Bukan hanya dampak pada kegiatan bersosialisasi dan ekonomi yang terasa, namun pola pencarian di Search Engine juga terdampak. Perubahan besar pada hasil pencarian Google, volume pencarian di Google, dan Konten-konten berkaitan COVID-19 mulai merubah pola-pola tren keyword yang biasanya digunakan dalam iklan Pay Per Click Google Ads.
Mau tidak mau hal tersebut harus merubah cara Anda menggunakan keyword untuk memaksimalkan iklan PPC yang telah berjalan. Pandemi virus Corona telah merebut perhatian dan mengambil alih wacana politik, ekonomi, dan media kita. Hal itu tercermin dari pencarian keyword yang berkaitan dengan virus Corona dan COVID-19 yang merajai tren populer pencarian di Google selama beberapa bulan ke belakang. Untuk merespons fenomena ini Google meluncurkan Google Trends Corona Virus Hub untuk mendeteksi setiap pencarian yang berkaitan dengan pandemi.
Bagi para digital marketer tentu hal ini membawa perubahan pada bagaimana mereka melakukan bid pada keyword-keyword yang mereka pilih. Dengan munculnya tren baru pencarian, maka para digital marketer harus mempersiapkan negative keyword agar iklan PPC yang telah berjalan tidak ikut muncul ketika pengguna mencari informasi tentang pandemi yang tidak berkaitan sama sekali dengan informasi pada iklan PPC yang telah berjalan.
Dari tren yang dirilis oleh Google, pencarian yang berkaitan dengan COVID-19, virus Corona, Pandemi, Lockdown dan karantina meningkat pada pagi dan malam hari. Hal ini mungkin berkaitan dengan fenomena Work From Home di mana waktu siang hari, banyak masyarakat yang masih sibuk menyelesaikan pekerjaan. Hal menarik ini pada situasi normal sangat jarang terjadi, di mana sebuah tren meningkat volume pencariannya pada pagi hari dan malam hari, karena biasanya tren pencarian selalu meningkat selama waktu kerja pada situasi yang normal.
Bagaimana hal ini menimbulkan dampak pada PPC Google Ads? Dalam tren yang dirilis oleh Google, kebiasaan online masyarakat Indonesia sedikit berubah dari biasanya. Volume pencarian yang pada situasi normal justru meningkat selama waktu kerja, pada situasi sekarang malah meningkat di malam hari sekitar pukul 8 hingga 10 malam. Selama volume pencarian yang berhubungan dengan virus Corona meningkat ternyata volume pencarian pada industri-industri yang bahkan tidak ada kaitannya dengan COVID-19 juga meningkat sekitar 15%. Namun sayangnya conversion rate selama masa tersebut ternyata menurun hingga 25%.
Peningkatan volume pencarian dan penurunan conversion rate akan membuat budget iklan PPC Anda meningkat dengan return yang rendah. Oleh karena itu, para digital marketer harus melakukan beberapa hal untuk melindungi iklan PPC yang telah berjalan dari serangan pencarian yang berkaitan dengan COVID-19. Apa saja yang perlu dilakukan? Beberapa yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
Periksa kinerja jadwal iklan PPC Anda
Anda dapat memeriksa kinerja jadwal iklan PPC Google Ads dengan mengeklik menu “segment” kemudian “time” Periksa kinerja jadwal iklan Anda selama satu bulan ke belakang dan perhatikan beberapa perubahan pada kinerja CTR.
Pertimbangkan untuk menghentikan iklan Anda pada Off Hour
Ketika Anda memeriksa kinerja iklan PPC, Anda akan melihat beberapa perubahan pada kinerja CTR yang terjadi pada jadwal-jadwal tertentu. Kita namakan jadwal tersebut sebagai off hour karena peningkatan volume pencarian dan penurunan conversion rate. Anda mungkin dapat mempertimbangkan untuk menghentikan iklan Anda pada jam tersebut agar budget iklan tetap terjaga.
Gunakan Smart Biding
Google telah merilis smart biding untuk membantu mengolah data yang berubah dan menyesuaikan bid Cost Per Click (CPC) secara Real Time. Dengan menggunakan smart biding Anda akan terbantu dalam menyesuaikan ikaln PPC Anda selama pandemi Corona berlangsung.
Corona Virus atau COVID-19 memang telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, namun selama Anda melaksanakan Physical Distancing tetap awasi iklan PPC Anda agar konversi dan penghasilan Anda tetap terjaga. (ADR).