Nataconnexindo.com, Tangerang – Pasar properti yang terus mengalami tekanan besar selama masa awal Pandemi 2020 yang lalu kini mulai memberikan sinyal pemulihan yang baik. Memasuki awal tahun 2021 yang lalu, beragam insentif seperti pembebasan dan diskon PPN, penurunan suku bunga acuan, pelonggaran rasio loan to value (LTV) dan financing to value (FTV) yang berimbas pada DP 0%, memberikan dampak positif pada pasar properti di tahun 2021.
Dimulai dari kuartal I tahun 2021, survei sementara yang dilakukan Indonesia Property Watch (IPW) menunjukkan bahwa perumahan di Jabodetabek-Banten mengalami peningkatan penjualan sebesar 6,47 persen setelah muncul stimulus. Hal ini menunjukan bahwa minat masyarakat terhadap produk properti sebetulnya masih sangat tinggi meskipun Pandemi COVID-19 masih menghantui.
Perpanjangan insentif untuk sektor properti juga memberikan dampak yang signifikan bagi terus tumbuhnya pasar properti di Indonesia. Memasuki penghujung kuartal III 2021 di bulan September ini, bagaimana kondisi pasar properti di Indonesia? Untuk itu, mari kita simak beragam indikator pertumbuhan properti pada kuartal III tahun 2021 ini.
Indeks Harga Rumah Naik dan Suplai Menurun
Dilansir dari data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), Indeks harga di Q3 2021 menunjukkan adanya kenaikan harga properti. Meski indeks harga apartemen masih negatif, peningkatan harga terus terjadi di segmen rumah tapak. Hal ini membangkitkan optimisme pasar yang terlihat dari tingginya tren pencarian properti pada kuartal ini dibandingkan kuartal sebelumnya.
Berdasarkan data RIPMI indeks harga properti gabungan di seluruh Indonesia mengalami kenaikan 2,3% ke 112,8 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Selanjutnya, suplai properti mengalami penurunan -2,13% ke 174,4 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Hal ini menunjukan adanya penyerapan produk properti yang terjadi di pasar.
Kenaikan harga yang disertai penyerapan produk merupakan salah satu indikator baik bagi pemulihan pasar properti di Indonesia. Penurunan suplai ini disebabkan oleh terus diserapnya produk properti terutama perumahan tapak oleh konsumen, hal ini juga yang mendorong kenaikan indeks harga properti secara positif.
Dominasi Pasar Rumah Tapak
Meskipun kenaikan harga masih positif namun kenaikan indeks harga properti gabungan pada kuartal ini masih di dominasi oleh segmen rumah tapak. Sebagai segmen terbesar baik secara suplai maupun permintaan, rumah tapak mencatat perkembangan yang semakin baik, yakni sebesar 2,36% dibanding kuartal sebelumnya.
Secara umum Indeks harga pada kuartal kedua 2021 berada pada angka 112,8. Indeks ini naik sebesar 2,24% dibanding kuartal pertama 2021 (quarter-on-quarter/QoQ). Secara tahunan (year-on-year/QoQ), kenaikannya sebesar 1,97%. Tren harga properti untuk rumah tapak per kuartal kedua 2021 kembali naik sebesar 2,36% (QoQ). Secara tahunan, angka ini naik sebesar 3,61%. Untuk apartemen, tren harga di kuartal kedua 2021 turun sebesar 0,83% (QoQ) dan 4,40% (YoY).
Segmen perumahan tapak memang menjadi segmen yang paling pesat pertumbuhannya. Hal ini didorong karena minat masyarakat yang sangat tinggi terhadap berbagai produk perumahan yang ditawarkan dipasaran. Namun, target pencarian konsumen properti kini semakin luas, tidak lagi terpaku pada pusat kota atau pusat kegiatan wilayah. Akses infrastruktur dan harga dianggap lebih penting ketimbang jarak.
Jawa Timur Lampaui Banten dan Jawa Barat
Kawasan Jawa Barat dan Jabodetabek menjadi tolok ukur pertumbuhan pasar properti secara nasional, namun pada kuartal ini pertumbuhan pasar properti Jawa Barat dan Jabodetabek berhasil dilampui oleh Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur menjadi yang paling cepat bertumbuh di kuartal kedua 2021, meski sempat turun pada kuartal sebelumnya. Salah satu kota yang mencatat kenaikan harga di atas rata-rata adalah Gresik, dengan peningkatan sebesar 4,55% secara kuartalan.
Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi di Jawa Timur (2,69%), Banten (2,68%), dan Jawa Barat (1,94%), seiring pulihnya pasar properti nasional pada kuartal kedua 2021. Ada tiga kota yang mengalami peningkatan harga secara signifikan, didorong oleh pertumbuhan harga di segmen rumah tapak.
Kota Tangerang mencatat peningkatan indeks harga properti pada kuartal kedua tahun ini sebesar 6,94% (QoQ), sedikit melandai ketimbang kuartal pertama 2021 yang bertumbuh 7,26% secara kuartalan. Situasi serupa juga dirasakan Kota Depok. Indeks harga properti pada kuartal kedua 2021 di Kota Depok naik 1,46% (QoQ).
Di kawasan metropolitan lainnya, Kabupaten Gresik mencatat kenaikan indeks harga properti tertinggi di antara kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan), yakni sebesar 4,55% (QoQ).
Insentif Diperpanjang Dorong Pertumbuhan Harga Properti
Tidak dapat dipungkiri, dampak kebijakan dan insentif yang dikucurkan pada sektor properti sangat besar. Hal ini menjadi salah satu katalisator pertumbuhan pasar properti di Indonesia. Penurunan suplai yang diakibatkan penyerapan produk properti oleh konsumen menjadi sinyal yang sangat baik dari keberhasilan program pemerintah ini.
Selain itu suplai properti mulai ditekan karena pasar properti sudah memasuki buyer’s market di tengah kucuran insentif yang terus diperpanjang pemerintah. Ini menjadi kesempatan konsumen untuk mendapatkan hunian idaman dengan berbagai kemudahan masih terbuka.
Hal ini menjadi indikasi yang kuat bahwa suplai properti di masa depan akan terus meningkat yang harus diiringi oleh permintaan yang tinggi. Tren pencarian properti di Rumah.com naik tipis pada kuartal kedua 2021, yakni sebesar 1,73% dibanding kuartal sebelumnya. Sementara secara tahunan, tren pencarian properti di Rumah.com meningkat sebesar 70,41% (YoY).
Kendati demikian, adanya pertumbuhan tetap menunjukkan bahwa pasar properti telah kembali ramai menyambut masa pemulihan ekonomi nasional. Konsumen properti tetap menyediakan bujet untuk memilih hunian idaman meski sedang disibukkan oleh masa liburan di sepanjang kuartal kedua 2021.
Sementara itu, rumah tapak masih mendominasi pencarian properti di kawasan Jabodetabek, yakni meliputi 90% pencarian properti di Rumah.com. Mayoritas pencarian pun ditujukan ke wilayah Jakarta Selatan (21%). Akan tetapi, target pencarian konsumen kini semakin luas dan merata.
Dibanding kuartal pertama 2021, terjadi peningkatan tren pencarian properti di wilayah pinggiran seperti Kabupaten Bogor (naik 3%), Kabupaten Bekasi (naik 2%), Kota Tangerang (naik 1%), dan Kota Bogor (naik 1%). Adapun secara akumulatif, pencarian properti di platform Rumah.com pada Q2 2021 masih didominasi oleh kota-kota di DKI Jakarta (53%).
Jadi untuk menyambut pertumbuhan pemulihan ekonomi secara nasional yang diikuti oleh pemulihan pasar properti, Pengembang harus mengambil kesempatan dengan lebih gencar memasarkan propertinya kepada konsumen. Salah satunya adalah dengan menggunakan platform digital yang mampu menjangkau audiens dengan lebih efektif. (ADR)