Investasi Properti Tumbuh 30% –Pemulihan ekonomi dari Pandemi COVID-19 yang melanda dunia selama 2 tahun terakhir ini memberikan kabar yang menggembirakan. Konsultan properti JLL menyebutkan, volume investasi properti di Asia Pasifik terus meningkat pesat dalam sembilan bulan pertama.
Peningkatan investasi di sektor properti jadi sinyal pemulihan properti nasional memasuki tahun 2022 yang tinggal beberapa bulan lagi. Tingkat penyerapan properti di pasar juga terus tumbuh didorong oleh insentif-insentif yang digelontorkan Pemerintah Indonesia.
Chief Executive Officer (CEO) Capital Markets Asia Pacific JLL, Stuart Crow mengatakan, transaksi secara langsung properti di Asia Pasifik selama tahun berjalan (year-to-date) mencapai US$ 125 miliar, angka ini hanya kurang 6% dari volume transaksi pada 2019.
Stuart Crow menyatakan, pada kuartal III 2021, investasi di sektor perkantoran terus membaik dan mencapai 55% dari keseluruhan transaksi, hal ini didukung oleh stabilnya tingkat sewa dan hunian.
Hal ini terjadi seiring meningkatnya investasi di sejumlah aset yang masih memberikan keuntungan, seperti perkantoran dan sektor logistik. Sementara di tingkat nasional sendiri, investasi properti didorong oleh penyerapan rumah tapak oleh konsumen Indonesia.
Setidaknya ada dua faktor yang membuat investasi properti di Asia Pasifik terus tumbuh di tahun 2021 ini. Simak selengkapnya di sini.
Faktor Pendorong Investasi Properti Asia Pasifik Tumbuh 30 Persen
Properti Sektor Perkantoran dan Logistik
Sektor Perkantoran jadi salah satu pendorong investasi properti di Asia Pasifik. Pada kuartal III-2021, investasi di sektor perkantoran terus membaik dan mencapai 55 persen dari keseluruhan transaksi. Hal ini didukung stabilnya tingkat sewa dan hunian.
Capital Tracker pada Q32021 yang dipublikasikan JLL menyebutkan investasi pada kuartal ketiga di Asia Pasifik meningkat 10% secara tahunan (year-on-year) mencapai US $39,5 miliar. Namun volume transaksi turun 23% secara kuartalan (quarter-on-quarter) seiring lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara yang berujung pada pembatasan aktivitas masyarakat.
Sejalan dengan itu, transaksi logistik terus meningkat dengan angka investasi pada 12 bulan terakhir mencapai US$43 miliar, naik dari US$25 miliar pada 2019 Sektor logistik juga jadi pendorong utama investasi di Asia Pasifik.
Negara-negara Pendorong Investasi Properti di Asia Pasifik
Secara geografis, transaksi di Australia meningkat dua kali lipat secara tahunan berkat naiknya penjualan di sektor perkantoran dan industrial. Nilainya mencapai lebih dari US$ 6,3 miliar dalam bentuk investasi langsung.
Di Jepang, transaksi naik menjadi US$ 11,8 miliar (tumbuh 51% secara tahunan) dan di Korea Selatan angkanya mencapai US$ 7 miliar (naik 1% secara tahunan). Peningkatan ini terus memberikan dorongan pada volume transaksi secara nasional.
Pertumbuhan di dua negara ini ditunjang oleh dana investasi real estate (REITs) dan manajer investasi. Sebaliknya, di China transaksi mencapai sekitar US$ 7,3 miliar (turun 16% secara tahunan). Sementara di Singapura, transaksi turun 64% secara tahunan menjadi US$ 1,1 miliar akibat tekanan pandemi Covid-19.
Di Indonesia, pertumbuhan investasi ini jadi berita yang menggembirakan sektor properti nasional. Pasalnya, memasuki tahun 2022 yang akan datang, properti terus tumbuh mulai dari segi supply dan demand.
Hal ini turut tercatat dalam press release Bank Indonesia (BI). Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan penjualan properti residensial meningkat pada triwulan I 2021.
Tercermin dari penjualan properti residensial yang tumbuh 13,95% (yoy), meningkat dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 20,59% (yoy). Peningkatan penjualan properti residensial tersebut terjadi pada seluruh tipe rumah.
Dari sisi harga, hasil survei mengindikasikan harga properti residensial tumbuh terbatas pada triwulan I 2021. Perkembangan ini tercermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I 2021 yang tercatat sebesar 1,35% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 1,43% (yoy).
Harga properti residensial primer diperkirakan masih tumbuh terbatas pada triwulan II 2021 sebesar 1,10% (yoy). Untuk itu, Pengembang Properti terus menumbuhkan optimisme dengan terus melakukan pemasaran properti secara digital. (ADR)