Nataconnexindo.com, Tangerang – Pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang masif membuka peluang besar bagi pengembang properti untuk terobosan-terobosan baru. Pembangunan konektivitas terutama Jalan Tol memang merupakan salah satu prioritas penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Dalam kurun waktu 2020-2024 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun jalan tol baru dengan panjang 2.500 kilometer yang memiliki total panjang lajur 7.888 Kilometer. Konektivitas baru ini menjadi salah satu penggerak kegiatan ekonomi di sepanjang titik-titik yang dihubungkan.
Konektivitas baru ini akan menamba total panjang jalan tol yang dimiliki Indonesia hingga 5000 kilometer dengan panjang jalur 18.537 kilometer. Pembangunan ini mampu memberikan dampak positif terutama pada bisnis properti. Konektivitas ini akan menciptakan kota-kota besar di berbagai pulau yang tersebar di Indonesia. Munculnya kota-kota besar baru dan kesibukan ekonomi yang kian pesat tentu memberikan dampak pada permintaan properti seperti pusat-pusat perkantoran, pusat perbelnjaan, kawasan, dan hunian seperti perumahan dan apartemen.
Selain itu, hadirnya Omnibus Law yang memberikan regulasi baru dan perbaikan pada kerangka hukum akan memberikan kemudahan di bidang investasi properti. Country Head dari Knight Frank Indonesia, Willson Kalip menuturkan segmen investasi properti yang berkembang di tahun 2020 hingga 2014 di 13 kota besar di Indonesia.
Metropolitan Jabodetabek
Kawasan metropolitan Jabodetabek memang dikenal sebagai pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan. Basis ekonomi di kawasan ini masih didominasi oleh bidang bisnis, perkantoran, perdagangan, jasa, dan keuangan. Kawasan metropolitan Jabodetabek akan terus berkembang seiring tumbuhnya investasi pada berbagai sektor di kawasan ini.
Tingginya pertumbuhan kegiatan ekonomi di kawasan Jabodetabek akan menimbulkan tuntutan pada berbagai jenis properti. Pengembang yang ingin mengambil peluang di kawasan ini dapat mengembangkan produk-produk properti di sektor perumahan tapak, kondominium, apartemen, ritel dan pusat perbelanjaan, hingga perkantoran.
Surabaya
Sebagai kota metropolitan tersibuk kedua di tanah air, Surabaya memiliki segudang potensi dan peluang. Surabaya merupakan pusat kegiatan ekonomi bagi kawasan Pulau Jawa bagian timur. Basis bisnis Kota Surabaya didominasi oleh sektor perdagangan dan bisnis. Untuk itu, pengembang bisa memanfaatkan peluang dengan menghadirkan produk properti di sektor hunian yaitu rumah tapak, kondominium, dan apartemen. Selain sektor hunian, pengembang juga bisa merambah pada sektor ritel seperti pusat perbelanjaan, perhotelan, pergudangan untuk kawasan industri.
Bandung
Selanjutnya adalah Kota Bandung yang merupakan Ibu Kota Jawa Barat. Bandung yang dikenal dengan kawasan pariwisata dan industri kreatifnya terus berbenah untuk menghadirkan berbagai terobosan baru di Bidang Pereknomian Kreatif khususnya yang berkaitan dengan pariwisata. Kehadiran Kereta Cepat Jakarta-Bandung membuka konektivitas baru yang lebih mudah dan efisian antara Bandung dan Jakarta. Hal ini akan membantu Kota Bandung menjadi salah satu kota pariwisata dan bisnis kreatif terbesar di Indonesia.
Pengembang yang ingin memanfaatkan peluang di Kota Bandung dapat menghadirkan produk-produk properti pada sektor perhotelan, pusat perbelanjaan, perumahan tapak, dan apartemen. Kehadiran konektivitas baru ini diprediksi akan meningkatkan jumlah kunjungan masyarakat Ibu Kota ke Kota Bandung sehingga permintaan properti pada sektor tersebut akan ikut meningkat.
Medan
Kota Medan juga menjadi salah satu kota yang akan ikut berkembang berkat kehadiran konektivitas baru di Pulau Sumatera. Saat ini saja sudah ada 9 ruas jalan tol baru di Pulau Sumatera. Kehadiran 9 ruas jalan tol baru ini akan turut memudahkan distribusi produk perdagangan dari Medan ke seluruh kawasan di Sumatera. Oleh karena itu, basis ekonomi Kota Medan didominasi oleh sektor perdagangan.
Pengembang yang ingin mengambil di kota ini dapat memfokuskan diri pada produk-produk properti di sektor industri seperti perkantoran, pergudangan, dan kawasan industri. Selain itu, kehadiran pendatang di Kota Medan juga akan menimbulkan permintaan yang besar pada properti di sektor perumahan tapak, kondominium, dan apartemen.
Bali
Kendati dihantam Pandemi COVID-19, pulau Bali nyatanya masih menjadi destinasi nomor satu bagi penduduk dunia. Basis ekonomi utama pulau Bali adalah basis pariwisata sehingga berbagai sektor pendukung pariwisata sangat berkembang di pulau dewata ini. Oleh karena itu, pengembang dapat memanfaatkan kesempatan untuk menghadirkan berbagai produk properti pada sektor ritel atau pusat perbelanjaan dan gaya hidup, perhotelan, rumah tapak, kondominium, dan apartemen. Permintaan pada sektor properti ritel, gaya hidup, perhotelan, dan hunian masih akan terus mendominasi bisnis properti di Pulau Bali. (ADR)