Nataconnexindo.com,
Tangerang – Pada awal tahun baru lalu, HootSuite merilis laporan yang
menjelaskan secara rinci keadaan pengguna internet di Indonesia. Dalam
laporan tersebut, pengguna Internet di Indonesia mencapai 175,4 Juta orang dan pengguna media sosial aktif 160 juta.
Mendekati
akhir tahun 2020 ini diperkirakan jumlah pengguna Internet di Indonesia akan
terus meningkat mengingat penetrasi Internet di Indonesia berada pada kisaran
66% hingga 43,7% merupakan penetrasi tertinggi di dunia.
Menanggapi
hal tersebut, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melakukan
studi untuk melihat perkembangan jumlah pengguna Internet di Indonesia. Survei
yang melibatkan 7000 responden di seluruh provinsi di Indonesia Indonesia.
Survei dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data wawancara dan
penyebaran kuesioner. Margin error survei tersebut diklaim sebesar 1,27%.
Studi
yang dilakukan oleh APJII berhasil mengumpulkan data perkembangan jumlah
pengguna Internet Indonesia hingga kuartal II tahun 2020. Dalam laporannya
APJII mengatakan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia telah berada
pada angka 196,7 juta jiwa.
Jika
jumlah pengguna internet dibandingkan dengan
jumlah penduduk Indonesia, maka pengguna internet merupakan bagian terbesar
dari kelseluruhan total penduduk Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS), jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 adalah 266 juta jiwa sehingga didapatkan angka pengguna
internet di Indonesia mencapai 73,4% dari keseluruhan total
jumlah penduduk. Hal ini berarti terjadi peningkatan jumlah pengguna Internet
sebesar 8,9% atau sekitar 25,5 pada kuartal II tahun 2020.
Pertumbuhan
pengguna internet ini berasal dari Sumatera
sebesar 22,1%, Pulau Jawa 56,4%, Pulau Bali dan
Nusa Tenggara 5,2%, Kalimantan 6,3%, Sulawesi 7%, dan Maluku 3%. Menurut
Sekretaris Jenderal APJII Henri Kasyfi kontribusi peningkatan pengguna internet seluruh wilayah Indonesia
masih berimbang dengan sedikit kenaikan pengguna Internet di Jawa yang melebihi
prediksi yang sebelumnya diperkirakan naik sekitar 55,7% ternyata naik pada
kisaran 56,4%.
Dalam
survei tersebut juga ditanyakan 5 alasan menggunakan internet. Hasilnya ternyata alasan
pengguna Internet terbesar adalah media sosial sebesar 51,5%, disusul oleh
komunikasi pesan, akses tehadap games, dan belanja online.
Percepatan Pergeseran
Digital
Jumlah
pengguna internet diprediksi terus
meningkat juga seiring dengan naik pesatnya jumlah transaksi online.
Dibandingkan dengan tahun 2019 jumlah transaksi online hanya mencapai 80 juta transaksi, pada Agustus 2020
jumlah transaksi naik hampir dua kali lipat yaitu 140 Juta transaksi.
Hal
ini menunjukan percepatan tren pergeseran digital yang terus berakselarasi.
Berbagai kegiatan bisnis dari mulai transaksi hingga promosi akan terus
bergeser ke arah digital. Oleh karena itu,
bisnis diharapkan turut mengadopsi tren baru ini.
Principal
Economist Payment System Policy Department Bank Indonesia Agung Bayu Purwoko
mengatakan bahwa dibandingkan dengan negara lain Indonesia memiliki competitiveness
yang cukup kuat. Apalagi di tengah pandemi Covid-19
mempercepat pergeseran perilaku transaksi masyarakat yang sebelumnya lebih
nyaman menggunakan cash beralih menggunakan cashless transaction.
Secara
infrastruktur-pun, Indonesia sudah memiliki modal besar dengan rampungnya
proyek Palapa Ring. Proyek pembangunan serat optik di seluruh Indonesia yang
mencapai 36.000 km ini terdiri dari tujuh lingkar
kecil serta optik untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara,
Papua, Sulawesi, dan Maluku.
Dengan
adanya infrastruktur ini diharapkan 440 Kota/Kabupaten di luar pulau Jawa akan
turut menikmati akses internet cepat. Sehingga dapat
diperkirakan, akselarasi pertumbuhan jumlah pengguna internet di Indonesia akan terus
meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Transaksi Digital
dan Digital Marketing Menjadi Norma Baru
Peningkatan
jumlah pengguna internet ditambah dengan
pergeseran perilaku masyarakat dalam melakukan transaksi menjadi isyarat bagi
norma baru yang akan hadir di Indonesia. Aktivitas bisnis konvensional seperti
pada transaksi dan promosi akan banyak dipengaruhi oleh pergeseran perilaku
masyarakat akibat digitalisasi ini.
Aktivitas
transaksi yang bersifat transaksi langsung akan digantikan dengan transaksi
secara tidak langsung melalui digital wallet, transfer, credit card
dan lain sebagainya tanpa tatap muka. Di bidang promosi-pun akan terjadi
pergeseran diakibatkan kebiasaan konsumsi hiburan masyarakat.
Hal
ini ditunjukan dengan terus menurunnya konsumsi televisi dibandingkan dengan akses
YouTube. Jumlah pengakses YouTube yang meningkat menyebabkan
banyaknya pelaku entertainment yang mencoba untuk merambah konten pada
media sosial tersebut.
Pergeseran
konsumsi hiburan ini menyebabkan kegiatan promosi harus beradaptasi. Tidak
hanya mengandalkan promosi lewat media konvensional namun juga media digital.
Kegiatan promosi digital atau Digital Marketing akan menjadi salah satu
keharusan bagi bisnis yang ingin mengembangkan bisnisnya. Pergeseran tersebut
akan menjadi norma baru pada aktivitas bisnis di waktu yang tidak lama lagi.
(ADR).