Nataconnexindo.com, Tangerang – Isu bocornya data masyarakat Indonesia yang dilelang secara terbuka di forum Internet membuat masyarakat khawatir datanya disalah gunakan oleh oknum-oknum tertentu. Bocornya data pribadi dikhawatirkan menjadi celah bagi pelaku kejahatan untuk membobol layanan keuangan dan perbankan atas nama Anda.
Hal tersebut tentu akan sangat merugikan Anda. Kebocoran data dapat menjadi salah satu pemicu bocornya data-data lain yang masyarakat simpan. Berbagai data seperti data perbankan, data keuangan, akses layanan keuangan, dan berbagai kebutuhan finansial lainnya tentu membutuhkan verifikasi yang berasal dari data-data pribadi masyarakat Indonesia.
Baru-baru ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kebocoran data hingga 279 juta masyarakat Indonesia melalui data yang disimpan oleh BPJS. Menanggapi hal tersebut, Direktur Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan untuk memastikan apakah data 279 juta itu berkaitan dengan data yang dimiliki. Namun, tim BPJamsostek yang ditugaskan tidak menemukan indikasi adanya kebocoran data.
Dari segi keamanan, BPJS Ketenagakerjaan terus meningkatkan pengawasan atau kontrol terhadap kerahasiaan data peserta. Pramudya mengutarakan, keamanan dan kerahasiaan data pekerja yang dikelola menjadi salah satu concern yang penting bagi BPJS Ketenagakerjaan.
Isu kebocoran data tersebut hendaknya tidak menjadi kepanikan di tengah masyarakat. Banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk menghadapi kebocoran data pribadi. Simak selengkapnya di sini.
Cek Kebocoran Data melalui Aplikasi Periksadata.com
Salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk memeriksa kebocoran data adalah aplikasi Periksadata.com. Aplikasi yang diinisiasi oleh Teguh Aprianto, peneliti keamanan siber dan pendiri hack.co.id ditujukan untuk membantu masyarakat yang ingin memeriksa keamanan data mereka. Teguh mengatakan, laman tersebut dibuat karena banyak orang yang perlu memastikan apakah mereka terdampak kasus dugaan kebocoran data BPJS Kesehatan atau tidak.
Cara menggunakan aplikasi ini cukup gampang, Anda hanya perlu mengunduh aplikasi tersebut atau mengakses website Periksadata.com dan isi e-mail yang benar di kolom e-mail, lalu klik "Periksa Sekarang". Aplikasi ini nantinya akan memberitahu apakah data Anda bocor atau tidak.
Jika data bocor, aplikasi ini akan menampilkan peristiwa-peristiwa kebocoran data. Peristiwa tersebut memuat aplikasi yang pernah Anda daftar dengan e-mail Anda dan waktu kejadian data bocor. Selain itu, aplikasi tersebut juga memberitahukan data apa saja yang bocor, misalnya, e-mail, alamat IP, nama lengkap. Anda juga akan diberitahukan cara mengantisipasi kebocoran data. Mulai ganti password hingga memberlakuan autentifikasi dua langkah.
Aktifkan Autentikasi Dua Faktor
Salah satu cara untuk mencegah penyalahgunaan data yang bocor adalah dengan mengaktifkan autentikasi dua faktor. Autentikasi dua faktor atau two factor authentication (2FA) adalah lapisan keamanan tambahan selain password dan username yang digunakan untuk memastikan keamanan akun online penggunanya.
Pada alur keamanan biasa, suatu sistem hanya menggunakan satu layer keamanan yaitu kombinasi password dan username. Dengan autentikasi dua faktor maka lapisan keamanan akan ditambahkan sehingga resiko peretasan bisa lebih berkurang.
Biasanya setiap aplikasi perbankan memerlukan autentikasi dua faktor untuk mengakses sebuah akun. Untuk itu, Anda dapat memilih layanan keuangan atau layanan yang menyangkut data sensitif yang memiliki fitur autentikasi dua faktor tersebut. Caranya adalah dengan mengaktifkan layanan tersebut.
Dengan adanya autentikasi dua faktor maka Anda dapat lebih aman dari aksi pembobolan data dan layanan keuangan karena jika terdapat akses yang tidak diautorisasi, maka aplikasi akan mengirimkan notifikasi kepada Anda. Selanjutnya, Anda tinggal meminta menonaktifkan akun dan mengganti password dengan segera.
Lakukan Perubahan Password Secara Berkala
Salah satu tindakan pencegahan agar kebocoran data tidak menyebabkan kebocoran password adalah dengan rutin mengganti password dalam periode wakti tertentu. Terutama password yang berkaitan dengan hal-hal penting seperti password aset digital seperti e-mail, akun media sosial, dan akun layanan keuangan.
Menggunakan password yang kuat saja belum cukup untuk membuat data dan akun pribadi Anda aman dari serangan secara online. Banyak modus pengelabuan yang mungkin membuat data peribadi Anda bocor ke pihak yang tidak bertanggung jawab, salah satunya adalah modus phising yang merupakan upaya pengelabuan untuk mendapatkan data pribadi Anda. Oleh karena itu, lakukan perubahan kata sandi secara berkala minimal satu bulan sekali untuk mencegah terjadinya kebocoran password pada pihak-pihak yang tak diinginkan. (ADR)