Nataconnexindo.com, Tangerang – Seiring distribusi Vaksin Covid-19 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia, situasi Pandemi Covid-19 juga berangsur membaik. Hal ini akan membuka kesempatan yang sangat besar bagi Pengembang Properti untuk kembali menyelenggarakan kegiatan open house atau pameran properti.
Open House menjadi salah satu strategi marketing properti yang terbukti ampuh. Dalam satu kali sesi, pengembang mampu menjual puluhan hingga ratusan unit. Open house adalah satu dari sejumlah unsur marketing plan bagi Anda yang berprofesi sebagai broker/agen properti. Open house sebuah produk properti dari pengembang terkemuka biasanya selalu dibanjiri oleh calon konsumen yang ingin membeli properti idamannya.
Kegiatan open house sendiri menjadi kesempatan yang sangat baik bagi agen atau broker properti untuk menjelaskan berbagai keunggulan properti kepada calon konsumen. Saat menghelat open house tak jarang agen akan mengutarakan kelebihan properti tersebut, baik itu dari sisi desain interior, kondisi bangunan, lingkungan sekitar, hingga kelengkapan surat-surat rumah. Biasanya agen akan memamerkan keunggulan properti sembari berjalan mengitari ruangan.
Banyaknya konsumen yang hadir dalam perhelatan sebuah open house menuntut agen atau broker properti untuk jeli melihat karakteristik dan tipe-tipe konsumen. Hal ini sangat penting karena melalui identifikasi calon konsumen yang baik, kesempatan closing menjadi lebih besar. Oleh karena itu, dalam artikel ini Nata Connexindo akan memberikan tips mengenali tipe-tipe konsumen properti dalam sebuah pameran open house. Simak selengkapnya di sini.
Pembeli Rumah Pertama
Dalam sebuah pameran properti dan opne house, tak jarang seorang agen properti menemui orang yang baru pertama kali datang ke sebuah pameran properti. Tipe pembeli first time buyer merupakan pencari properti dengan tujuan untuk ditinggali bersama keluarga. Biasanya tipe first time buyer mendapatkan rekomendasi dari kerabat dan rekan yang juga merupakan konsumen dari properti yang di pamerkan pengembang. Oleh karena itu ketika memerkan keunggulan properti pada tipe konsumen ini, agen atau penjual harus mampu memberikan kesan terbaik dari produk properti yang sedang dipamerkan.
Pembeli Properti yang Sudah Tertarik
Tipe kedua dari pembeli properti yang datang ke Open House yang diadakan adalah pembeli yang sudah mengenal produk properti melalui channel marketing lainnya. Bisa saja pembeli ini merupakan seorang investor properti, pembeli properti kedua atau upgraders. Pembeli ini adalah tipe pembeli yang sudah tertarik dengan produk properti yang dipasarkan sehingga akan lebih mudah untuk didekati. Konsumen dengan tipe ini akan memberi sejuta pertanyaan yang harus siap Anda jawab. Jangan dianggap sebagai sesuatu yang mengesalkan, karena di momen inilah mereka tengah meyakinkan niatnya bahkan segera mengambil tindakan setelah mendapat jawaban memuaskan. Maka dari itu, layani pembeli tipe ini dengan perlakuan yang baik dan santun. Persilahkan mereka apabila ingin melakukan kunjungan kedua atau ketiga selain acara open house.
Tetangga Sebelah
Tidak menutup kemungkinan jika nantiya pada saat Anda menjual sebuah properti rumah, Anda akan didatangi oleh tetangga sebelah rumah Anda, hal ini pastinya harus Anda persiapkan dengan baik. Biasanya jika tetangga datang, mereka akan melihat bagimana kondisi rumah yang dijual. Mereka juga akan menanyakan mengenai harga yang Anda patok untuk unit tersebut. Hal ini mereka jalani hanya untuk membandingkan dengan rumah mereka sendiri. Jadi Anda tidak perlu kaget jika sedang menjual sebuah unti rumah dan tiba – tiba tetangga terdekat Anda datang untuk menayai tentang unit yang Anda jual. Hal ini juga penting karena akan turut serta menjaga harga properti di kawasan atau lingkungan perumahan properti Anda.
Kompetitor
Tipe yang kedua ialah seorang kompetitor atau pesian Anda. Selain tetangga yang datang menghampiri unit rumah dijual Anda, seorang kompetitor bisa saja datang menemui unit Anda. mereka datang tidak lain tidak bukan dengan maksud ingin membandingkan dengan unit yang mereka jual. Selain itu, mereka juag bisa saja ingin melihat harga pasaran rumah yang terjual saat itu. Jika harga yang ia patk terlalu tinggi dengan harga yang Anda patok, pastinya mereka akan menurunkan harga.
Pengunjung open house tipe ini sepertinya cukup perlu diwaspadai. Mereka biasanya hadir untuk mengetahui cara Anda berjualan saat open house, bahkan khawatirnya mencuri listing Anda. Dalam banyak kasus, penjual terlebih dahulu akan mewawancarai beberapa agen sebelum akhirnya memutuskan salah satu dari mereka. Agen terpilih pasti akan berusaha keras mengorbankan waktu dan biaya untuk mengamankan listing yang telah didapatnya. Sayangnya, Anda mungkin kurang menyadari ada agen lain yang tidak terpilih saat itu, turut memasarkan properti yang dijual tanpa diminta klien. Inilah yang akhirnya disebut dengan duplikat listing.
Pemilik Sebelumnya
Jika Anda menjual sebuah rumah dari penghuni sebelumnya, maka kemungkinan untuk mereka datang juga cukup tinggi. Sebuah rumah bisa jadi telah berganti kepemilikan hingga dua atau tiga kali. Tak pelak, mungkin salah satu dari tamu open house Anda merupakan pemilik sebelumnya atau kerabat dari pemilik terdahulu tersebut. Kedatangan mereka jangan dianggap sebagai pembawa masalah, karena mungkin mereka hanya ingin bernostalgia atas kenangan selama menghuni rumah. Jika Anda berani, ajak ia untuk menceritakan betapa bagusnya rumah itu kepada tamu yang lain. Alih-alih hanya sekedar sharing semata, Anda malah menemukan pembeli potensial yang percaya akan pengalaman tinggal pemilik sebelumnya. (ADR).