Nataconnexindo.com, Tangerang – Tanah air dihebohkan dengan kehadiran varian baru menu makanan cepat saji yang dirilis oleh McDonalds. BTS Meals merupakan varian menu kerjasama waralaba McDonald’s dengan Boyband kenamaan asal Korea Bangtan Sonyeondan alias BTS.
Untuk memahami bagaimana strategi marketing yang digunakan ole McDonald’s, Anda perlu mengetahui latar belakang dari fanbase BTS terlebih dahulu.
BTS merupakan salah satu Boyband asal Korea yang sukses go international. Fanbase yang kuat tersebar di berbagai platform media sosial. Fanbase BTS yang kuat ini menamakan diri mereka sebagai Army. Siapa yang mau berurusan dengan Army harus siap dengan bully.
Hal ini terbukti dengan keluarnya permohonan maaf seorang host berkebangsaan Jerman yang nekat berkomentar buruk soal BTS. Kekuatan fanbase yang luar biasa besar ini berhasil digunakan oleh McDonald’s dalam mempromosikan varian baru menu McDonald’ mereka.
Indonesia sendiri tidak ketinggalan memiliki Army yang sangat kuat. Sebagai salah satu negara dengan penduduk terbesar di dunia, Indonesia adalah salah satu basis Army terkuat. Terbukti dengan ramainya tagar yang berkaitan dengan Korea Pop Culture bertengger di jajaran Trending Twitter setiap hari.
Dimulai dengan rilisnya iklan McDonald’s x BTS yang keluar pada 26 Mei 2021 yang lalu, varian BTS Meals ditunggu oleh masyarakat Indonesia. Buktinya, tanggal 9 Juni kemarin hampir seluruh cabang waralaba McDonald’s di Jabodetabek kebanjiran orderan BTS Meals. Hal ini menciptakan lautan manusia Ojek Online yang melayani orderan BTS Meals. Hasilnya, beberapa cabang waralaba McDonald’s di Jakarta terpaksa ditutup Pemerintah Daerah.
Hanya meluncurkan sebuah iklan saja, sebenarnya bagaimana strategi yang digunakan oleh McDonald’s dalam mempromosikan menu varian BTS Meals? Simak selengkapnya di sini.
Kekuatan Media Sosial
Media sosial telah menjadi platform dan basis komunikasi yang kuat antar fanbase. Katakan saja, media sosial seperti TikTok, Twitter, Instagram, Youtube dikuasai oleh fanbase BTS. Kabar mengenai varian menu baru ini tersebar dengan cepat di media sosial hingga jadwal rilis dari menu baru ini.
Sebenarnya dalam strategi pemasaran, penggunaan mouth to mouth telah lama digunakan. Mouth to mouth masuk ke dalam strategi pemasaran horizontal di mana promosi terjadi antara user ke user. Salah satu kelebihan dari strategi pemasaran horizontal adalah daya jangkaunya yang sangat luas atau bahasa kerennya viral.
Dalam hal ini, McDonald’s memanfaatkan fanbase BTS yang sangat besar di media sosial. Ikatan emosional yang terjalin antara idola dan penggemar membuat kabar apapun yang terjadi dengan idolanya menjadi topik perbincangan hangat bagi fanbase di media sosial.
Kekuatan media sosial dalam hal ini memegang peran yang sangat penting. Sebagai media komunikasi utama, fanbase berlomba untuk menjadi yang pertama dalam mengabarkan segala hal mengenai idolanya. Termasuk mengabarkan tentang keberhasilannya mendapatkan varian menu BTS Meals. Hal ini-lah yang menyebabkan berita keluarnya varian baru BTS Meals begitu viral di media sosial.
Memanfaatkan Fear of Missing Out (FOMO)
Fanbase yang besar dan kekuatan media sosial menjadi corong promosi utama bagi BTS Meals ini. Ditambah dengan penggunaan fear of missing out (FOMO), BTS Meals menjadi fenomena tersendiri di kalangan fanbase BTS.
Sederhananya Fear of Missing Out (FOMO) atau rasa takut untuk ketinggalan mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal-hal yang lebih baik daripada Anda. Sehingga, konsumen akan berlomba untuk mendapatkan apa yang dianggap sebagai tren dan fenomena paling baru.
Terbukti dengan dirilisnya varian BTS Meals secara terbatas, menunjukan McDonald’s berusaha menggunakan FOMO untuk meningkatkan penjualannya. Keterbatasan inilah yang membuat fanbase berusaha mendapatkan varian BTS Meals secepatnya dibandingkan teman-temannya yang lain. Apalagi, pembelian produk ini hanya bisa dilakukan dengan tiga cara, yakni melalui drive thru, online delivery dan order delivery berbasis aplikasi.
Keterbatasan cara order dan jumlah ketersediaan barang menjadi faktor pemicu (trigger) rasa takut ketinggalan konsumen dalam hal ini fans BTS. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika perilisan varian menu BTS Meals ini menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat Indonesia.
Sekali Lagi Kekuatan Media Sosial
Pasca perilisan varian BTS Meals, hampir semua pengguna media sosial sibuk membahas tren satu ini. Berbagai influencer besar baik di Instagram, TikTok, Youtube, Twitter berusaha memamerkan “capaiannya” mendapatkan varian menu ini.
Beragam konten mulai dari review, sekedar show off, hingga mereka yang jadi “reseller” tidak resmi McDonald’s mengunggah ribuan konten tentang BTS Meals. Jika Anda mengetikan kata kunci BTS Meals di Youtube, Anda akan menemukan konten-konten berkaitan dengan BTS Meals yang diunggah beberapa hari bahkan beberapa jam yang lalu.
Bahkan, Anda akan menemukan orang yang mencoba menjual BTS Meals dengan harga fantastis hingga Rp600 ribu. Hal ini jadi bukti kekuatan media sosial sebagai media promosi paling efektif hari ini. (ADR)