Bisnis online – Kecanggihan teknologi digital membuat hampir semua kegiatan bisnis dapat dilakukan secara online.
Bahkan, peran toko fisik dapat tergantikan oleh kehadiran website dan toko online yang dapat diakses dengan sangat mudah oleh pelanggan Anda.
Akan tetapi, tidak jarang sebuah bisnis yang memiliki website dan toko online malah tidak melihat hasil yang baik.
Artinya, bisnis tidak dapat menciptakan penjualan dari kehadiran website dan toko online sehingga keberadaan kedua platform digital tersebut seolah tidak berarti.
Jika masalah tersebut pada bisnis online Anda, maka Anda harus berkenalan dengan Conversion Rate Optimization atau CRO.
Nah, Nata Connexindo, Digital Marketing Properti Indonesia terpercaya akan merangkum sedikit informasi mengenai CRO. Simak di sini.
Apa Itu Conversion Rate Optimization atau CRO untuk Bisnis Online?
CRO adalah upaya untuk meningkatkan jumlah pengunjung yang melakukan konversi.
Nah, konversi adalah tindakan pengunjung yang sesuai dengan harapan dari pemilik website.
Contoh konversi antara lain pengunjung membuat akun di website, berlangganan newsletter dengan memberikan data diri lengkap, hingga membeli layanan yang ditawarkan.
Sebelum menerapkan optimasi CRO, tentunya Anda harus tahu seberapa besar pengunjung yang sudah melakukan konversi (conversion rate).
Cara menghitungnya mudah. Seperti dilansir qiscus.com, Anda tinggal membagi jumlah pengunjung yang melakukan konversi dengan total pengunjung di sebuah halaman website, lalu dikali 100.
Cara Mudah Menerapkan CRO
Deteksi Kekurangan yang Ada Pada Website dan Perbaiki
Dalam melakukan CRO, Anda tidak bisa mengoptimalkan semua hal sekaligus. Anda harus menentukan masalah yang ingin diatasi terlebih dahulu, misalnya:
Homepage tidak menciptakan kesan pertama yang baik pada pengunjung website
Informasi di halaman produk kurang menjelaskan produk dengan baik, atau tidak menampilkan ulasan
Tombol call to action untuk mengajak pengunjung membeli, berlangganan, atau membuat akun, tidak terlihat jelas
Konten blog tidak sesuai untuk pengunjung website, misalnya Anda membagikan tips perawatan rambut, padahal tidak menjual produknya.
Tulisan dan desain landing page gagal mendorong pengunjung untuk membeli atau berlangganan
Nah, idealnya Anda fokus di penyebab utama website kurang menghasilkan konversi. Untuk bisa menentukannya, Anda bisa bertanya:
Mengapa jumlah pengunjung website saya tidak meningkat?
Mengapa jumlah pengunjung yang buru-buru pergi setelah mengakses homepage banyak?
Mengapa halaman produk saya dikunjungi banyak orang tapi minim pembeli?
Agar bisa menjawab pertanyaan itu, Anda perlu tahu apa yang terjadi saat konsumen akan bertransaksi. Caranya, dengan menciptakan funnel marketing.
Ciptakan Funnel Marketing
Funnel marketing adalah tahapan yang dilalui konsumen ketika berinteraksi dengan bisnis Anda. Mulai dari mengenal bisnis Anda hingga menjadi pelanggan.
Setiap bisnis memiliki panjang funnel marketing yang berbeda. Ada yang tahapannya banyak, tetapi ada juga yang sedikit.
Contoh funnel marketing yang sederhana biasanya terdiri dari tiga tahap, yaitu:
Awareness: konsumen baru mengenal bisnis Anda
Consideration: konsumen mulai menimbang-nimbang produk Anda
Decision: konsumen siap untuk membeli produk Anda
Misalnya, Anda menemukan bahwa banyak orang berhenti di tahap consideration. Katakanlah, mereka sudah mencoba menggunakan produk secara gratis, tapi tidak berlanjut dengan membeli produk.
Bisa jadi, penyebabnya adalah mereka tidak puas dengan kualitas produk Anda. Untuk mencari solusinya, Anda perlu melakukan survei kepada mereka yang mencoba.
Nantinya, saran dari konsumen yang tidak puas bisa untuk meningkatkan kualitas produk. Kemudian, komentar dari konsumen yang membeli bisa dijadikan testimoni positif untuk mengundang lebih banyak pembeli.
Bandingkan Dengan Kompetitor
Setelah memperbaiki kekurangan pada website dan menyusun funnel marketing yang paling tepat untuk bisnis, saatnya Anda melakukan benchmarking data.
Benchmarking data adalah proses membandingkan skor metrik Anda dengan milik beberapa perusahaan lain. Tujuannya, untuk mencari tahu posisi bisnis Anda di dalam persaingan.
Untuk melakukan benchmarking data, Anda membutuhkan riset pasar. Contohnya dengan membaca statistik pasar dan melakukan survei lapangan.
Misalnya, penjualan kompetitor di industri Anda ternyata 10% lebih banyak. Artinya, masih ada perbaikan yang bisa Anda lakukan. Misalnya:
Merapikan informasi produk agar konsumen paham manfaatnya
Menampilkan ulasan pelanggan sebagai testimoni
Memperjelas tombol call to action agar konsumen tidak kebingungan
Meningkatkan kecepatan loading halaman supaya konsumen tidak perlu menunggu
Dengan melakukan tiga tahapan di atas, Anda sudah melakukan langkah awal untuk mengoptimasi penjualan Anda. Sukses menjalankan bisnis online Anda, ya! (ADR)