Nataconnexindo.com, Tangerang – Pandemi COVID-19 yang belum juga berakhir memberikan dampak yang sangat berat bagi berbagai sektor bisnis termasuk sektor properti. Pada awal Pandemi tahun lalu bahkan banyak pengembang properti terpaksa menghentikan sementara beberapa proyeknya bahkan ada juga pengembang yang mengalami kerugian cukup signifikan.
Namun berkat adaptasi pengembang properti dalam menyikapi keterbatasan pertemuan fisik melalui promosi online, Pengembang sudah mulai merasakan manfaatnya. Setelah adaptasi dan berbagai penerapan kenormalan baru (new normal), beberapa pengembang mulai bisa mendongkrak kembali penjualan produk propertinya. Salah satunya Nara Village di Paramount Gading Serpong, Tangerang, Banten, hasil pengembangan Paramount Land.
Nara Village di paramount Gading Serpong sejak diluncurkan pada Juni 2020 yang lalu telah mengalihkan seluruh promosi dan penjualan secara online. Menurut M. Nawawi (Awi), Direktur Sales & Marketing Paramount Land, Nara Village menerapkan aplikasi online di tengah penerapan new normal yang pada saat itu sebenarnya masih tahap uji coba.
Dengan manuver penjualan online di tengah ketidak pastian situasi Pandemi, Paramount Land menawarkan berbagai keunggulan proyek perumahan melalui promosi di media sosial dan Key Opinion Leader (KOL) hingga kemudahan pembayaran. Hasilnya 134 unit produk Nara Viillage bisa habis (sold out) dalam waktu satu bulan.
Selain produk perumahan dan residensial, produk komersial pun menunjukan penjualan positif secara online. Sebelumnya pada tanggal 13 Maret yang lalu, Summarecon Serpong berhasil menjual habis 46 unit Ruko Melody melalui penjualan online. Kali ini, sebanyak 82 unit Ruko Aristoteles yang telah dipasarkan mulai pada tanggal 24 April 2021 melalui sistem virtual dengan harga mulai dari 3 miliar rupiah telah sukses terjual habis. Peluncuran perdana produk properti terbaru ini berhasil mencatat pencapaian penjualan senilai total 250 miliar rupiah.
Media Online Jadi Pilihan Tepat
Internet dan Media Online menjadi salah satu kanal yang masih efektif menciptakan revenue bagi berbagai bisnis yang terdampak Pandemi. Pengalihan aktivitas bisnis, yang sebelumnya dijalankan secara konvensional, mampu diadaptasi dengan baik kedalam media digital.
Pengamat Keuangan Digital, Acuviarta Kartabi mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengakselerasi digitalisasi di sektor jasa keuangan seiring dengan bergesernya gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat yang semakin erat dengan penggunaan teknologi, termasuk ekspektasi terhadap produk dan jasa keuangan.
Sementara itu, Pengamat bisnis digital, Sunu Widianto, mengatakan e-commerce telah menjadi primadona pada 2020 dan diperkirakan akan meningkat transaksinya pada 2021. Begitu juga dengan sektor telekomunikasi, digital services dan cyber security, pendidikan, dan kesehatan.
Pada sektor properti, Client Partner Facebook Indonesia, Also Rambie mengatakan bahwa digital branding yang baik membuka hubungan yang baik dengan konsumen serta membuka kesempatan pengembang properti untuk menyampaikan penawaran lainnya dan berkontribusi menghadirkan leads penjualan yang lebih baik.
Senior Associate Director Colliers International, Ferry Salanto memprediksi bahwa para pengembang properti akan lebih banyak menggunakan iklan dalam pencegahan Covid-19, seperti pemberitahuan kepada pengunjung dan karyawan agar harus mematuhi protokol kesehatan selama berkunjung ke lokasi proyek atau galeri pemasaran atau unit pamer (show unit).
Menurut Commercial Director Lamudi, Yoga Priyautama, mengatakan bahwa Sebanyak 92 persen dari pembeli dan calon pembeli properti di Indonesia mencari informasi secara online sebelum melakukan pembelian. Di sini peran digital branding penting agar developer properti mampu bersaing.
Oleh karena itu, kemampuan pengembang properti dalam memanfaatkan potensi media online akan sangat berpengaruh dalam meningkatkan penjualan proyek propertinya di masa yang akan datang. Apalagi konsumen properti masa depan diprediksi merupakan kalangan generasi Millennial yang aktif menggunakan media online. (ADR)