Nataconnexindo.com, Tangerang – Pandemi global
ternyata membawa berkah tersendiri untuk platform video conference. Pasalnya,
di tengah anjuran untuk tetap di rumah aja, aplikasi-aplikasi tersebut menjadi
solusi agar tetap bisa bertatap muka meski sedang berada di rumah.
Salah satu aplikasi telekonferensi yang paling mendapat
sorotan, yakni Zoom, ternyata mengalami kisah manis di bailk kepahitan pandemi.
Tak sedikit orang memilih untuk menggunakan Zoom untuk melakukan meeting, belajar mengajar, hingga
bekerja.
Alasan utama mengapa banyak orang menggunakan Zoom, karena
aplikasi ini dianggap lebih mudah untuk dioperasikan oleh mereka yang harus
bekerja dan sekolah dari rumah.
Meski kini beberapa negara sudah melonggarkan peraturan
karantina, namun eksistensi Zoom tetap tak tergoyahkan dan masih banyak acara
yang digelar secara virtual.
Terlepas dari banyaknya isu yang menyebutkan bahwa Zoom secara
diam-diam meretas data diri penggunanya, nyatanya Zoom masih menjadi salah satu
platform yang banyak digunakan. Hal ini bahkan mempengaruhi kinerja
bisnis Zoom pada kuartal pertama (Q1) 2020.
Nilai saham Zoom kini melonjak tinggi mencapai 67,43 miliar
dollar AS atau setara Rp 958,8 triliun. Tak tanggung-tanggung, nilai saham yang
dimiliki Zoom sekarang telah melampaui perusahaan Unilever yang saat ini
hanya mencatatkan 64 miliar dollar AS.
Hingga kini, Zoom telah memiliki valuasi yang lebih banyak
dibandingkan 417 perusahaan lain yang terdaftar di indeks pasar saham S&P
500. Pada awal Juni lalu, Zoom melaporkan pendapatannya pada Q1 2020 naik
hingga 169 persen dari tahun lalu ke angka 328 juta dollar AS.
Dengan angka tersebut, Zoom mengeklaim bahwa ada 256.400
perusahaan di mana lebih dari 10 karyawan dari perusahaan tersebut telah
menggunakan Zoom.
Jika dilihat dari kondisi dunia saat ini yang masih belum
stabil, dapat dipastikan bagaimana kondisi saham Zoom di bursa nantinya. (MDA)