Nataconnexindo.com, Tangerang – Anda bisa bertanya pada orang-orang yang membeli sebuah hunian tentang alasan mengapa mereka memilih unit properti tersebut. Dari sekian jawaban yang menjadi alasan, pasti lima teratas dikarenakan desain dan konsep bangunan dari unit properti tersebut.
Selain harga dan lokasi, desain dan konsep sebuah bangunan memang sering menjadi faktor penting dalam membeli properti. Buktinya, setiap cluster, bangunan apartemen, bahkan gedung perkantoran pun memiliki konsep berbeda-beda. Dan itu sering ditonjolkan sebagai USP atau Unique Selling Proposition.
Para developer besar biasanya mengerti hal ini. Mereka menghadirkan nilai-nilai yang bermakna bagi para target market. Hunian berkonsep minimalis tentu disasar untuk para pecinta hidup minimalis. Orang-orang yang tidak menyukai gaya hidup minimalis, pasti akan berpikir ulang saat ditawari proyek dengan desain dan konsep seperti ini.
Sama halnya dengan hunian berkonsep Jepang yang saat ini tengah marak bermunculan di pasar properti Indonesia. Para developer properti yang membangun proyek dengan desain dan konsep berbau Jepang, ingin menghadirkan value tersebut bagi target market mereka.
Namun value saja tidak cukup untuk menjadi alasan sebuah proyek properti dibangun. Pasar dan beberapa hal lain juga harus mendukung.
Setidaknya inilah alasan mengapa hunian berkonsep Jepang akhir-akhir ini marak bermunculan. Hunian dengan ide dan konsep Jepang sebetulnya telah ramai dari tahun 2017. Namun banyak juga developer properti yang baru mulai membangun proyek dengan ide dan konsep hunian Jepang.
Di Jakarta Selatan, contohnya. Salah satu developer properti ternama, Farpoint, tengah membangun The Loggia belum lama ini. The Loggia merupakan sebuah apartemen berkonsep Jepang yang mengedepankan efisiensi ruangan. Proyek lain yang mengusung konsep Jepang menyebar tak hanya di Jakarta saja. Di Tangerang Selatan, apartemen Serpong Garden pun mengusung konsep Jepang dengan menonjolkan keunggulan berupa Transit Orientation Development (TOD). Lalu di wilayah Karawang, PT Agung Podomoro Land Tbk juga merilis proyek rumah Jepang, Suteki di kawasan Grand Taruma City.
Selain terdapat value yang ingin disampaikan oleh para developer properti tersebut, pasar di Indonesia juga turut mendukung hal ini. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin marak perusahaan Jepang yang mendirikan pabrik-pabrik di Kawasan Industri Indonesia.
Tak hanya itu, perusahaan-perusahaan asal Jepang juga semakin gencar menyuntik dana pada perusahaan-perusahaan start up di Indonesia. Sebut saja Mitsubishi yang mengucurkan dana untuk Go-Jek dan Softbank yang mengucurkan dana pada Grab Indonesia.
Ini berdampak pada ekspatriat Jepang yang berbondong-bondong masuk ke Indonesia. Developer properti berusaha memberikan sebuah nuansa yang sama dengan negara asal mereka. Tak heran jika pasar properti Indonesia pun memiliki tren yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Yaitu semakin maraknya hunian berkonsep Jepang. Namun lebih jauh dari itu, masyarakat Indonesia pun juga mempunyai animo yang cukup kuat terkait properti bertematik Jepang. Sehingga semakin menambah geliat pasar properti Indonesia. (AI)