Nataconnexindo.com, Tangerang – Selama Pandemi COVID-19 sejak awal tahun 2020an yang lalu membuat sebagian besar masyarakat lebih berhati-hati untuk membelanjakan dana yang tersedia. Hal ini karena ketidak jelasan masa depan di tengah Pandemi COVID-19. Namun di awal tahun 2021 ini, masyarakat Indonesia sudah mulai berani membelanjakan uang mereka.
Kembalinya tren belanja masyarakat Indonesia merupakan salah satu indikator pemulihan ekonomi yang ditunggu-tunggu. Pemulihan ekonomi nasional ditandai dengan pulihnya konsumsi masyarakat. Indeks Keyakinan Masyarakat pada April 2021 tercatat 101,5 atau kembali ke level optimis dan jauh melampaui dari awal pandemi.
Selain dari kembalinya kepercayaan masyarakat, mobilitas masyarakat pada April 2021 ini terus meningkat. Hal ini juga terlihat dari indeks penjualan ritel Maret yang mencapai 188, ditopang perbaikan konsumsi makanan dan minuman, sandang, dan perlengkapan rumah tangga. Kembalinya tingkat konsumsi masyarakat dipercaya akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Selain itu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga melonjak sekitar 6%-6,8% pada kuartal II-2021. Hal didorong momen lebaran dan pelaksanaan program PEN. Pemulihan ini naik signifikan setelah pada kuartal sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 2,2%.
Berdasarkan hasil survei, pada April yang lalu, konsumen menggunakan 74,4% penghasilannya untuk konsumsi, lebih tinggi dibandingkan rata-rata 2020 sebesar 68,7%. Hal ini membuktikan keyakinan masyarakat terhadap masa depan ekonomi dan penyelesaian Pandemi. Optimisme ini harus tetap dijaga untuk menopang tingkat konsumsi masyarakat.
Kembalinya Tingkat Konsumsi Mendorong Pertumbuhan UMKM
Tingkat konsumsi masyarakat yang terus tumbuh tentu akan mendorong para pelaku usaha untuk kembali melakukan kegiatan usahanya. Salah satunya adalah pelaku bisnis UMKM yang merupakan porsi terbesar dari pendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional.
UMKM merupakan sektor yang memiliki peran sentral dalam pemulihan ekonomi nasional karena sektor ini merupakan penyumbang Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terbesar hingga 61,7 persen. Kebangkitan UMKM juga merupakan ciri paling meyakinkan dari pemulihan ekonomi nasional.
Pertumbuhan UMKM dapat dilihat dari ndikator retail sales index (RSI) menunjukkan keberlanjutan pemulihan konsumsi masyarakat pada Maret dan diprediksi semakin menguat di April 2021, atau tumbuh 9,8% yoy.
Secara umum, perbaikan RSI ditopang oleh peningkatan konsumsi yang terjadi pada seluruh kelompok terutama Subkelompok makanan dan minuman (mamin), sandang, dan perlengkapan rumah tangga. Kegiatan rekreasi sudah mulai sedikit membaik namun masih tertahan.
Subkelompok mamin dan tembakau misalnya, pada April berada di level 266,7 setelah bulan sebelumnya hanya berada di level 234,7. Sedangkan kelompok sandang berada di level 79,6 di April setelah sebelumnya hanya berada di level 69,9 di Maret. Kemudian kelompok perlengkapan rumah tangga juga meningkatkan dari 127,1 di Maret menjadi 130,7 di April. Kemudian, subkelompok rekreasi juga mulai mengalami peningkatan menjadi 58,5 di April, setelah bulan sebelumnya hanya berada di level 58,1.
Kembalinya tingkat konsumsi di sektro retail akan secara langsung mendorong pertumbuhan UMKM sebagai sentra distribusi produk retal di tengah masyarakat. Namun, pertumbuhan konsumsi retail ini nampaknya akan lebih mendorong sektor UMKM yang memiliki kanal digital sebagai instrumen usahanya.
UMKM yang Memiliki Kanal Digital Lebih Cepat Pulih
Salah satu disrupsi yang terjadi selama Pandemi COVID-19 adalah perubahan perilaku konsumsi masyarakat yang beralih pada konsumsi konten digital. Pertumbuhan pengguna internet yang tembus hingga 202,6 juta orang menjadi faktor katalis pendorong digitalisasi berbagai sektor. Jumlah tersebut meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020 lalu. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.
Hal ini terbukti dari digitalisasi pemasaran semakin masif yang dijajaki UMKM Indonesia di masa pandemi COVID-19 yang berbuah positif. BRI Micro & SME Index (BMSI) edisi kuartal I/2021 menunjukkan, ada 34,1 persen pelaku usaha online yang hasil usahanya meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya (Q4-2020). Pada saat yang sama, hanya 26,5 persen UMKM luring yang membaik usahanya dibandingkan kuartal IV-2020.
Selain itu, survei BMSI juga mengungkap pelaku UMKM yang melakukan pemasaran offline lebih banyak yang menurun pendapatan usahanya dalam 3 bulan terakhir daripada pelaku usaha online. Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan secara umum aktivitas penjualan pelaku UMKM online lebih tinggi dibandingkan dengan yang offline.
Tren tersebut diprediksi akan semakin berkembang memasuki tahun-tahun berikutnya seiring dengan tingginya tingkat penetrasi Internet di Indonesia. Hal ini juga menunjukan bahwa pemanfaatan kanal digital akan menjadi kunci bagi kesuksesan bisnis dalam bertransformasi di tengah arus digitalisasi yang deras.
Jadi apakah bisnis Anda sudah siap melakukan digitalisasi bisnis dengan berbagai strategi promosi Digital Marketing? (ADR)