Nataconnexindo.com,
Tangerang – Akhir-akhir ini, bisnis digital dan ecommerce memang
tengah naik daun. Banyak perusahaan startup yang muncul di tanah air dan
semuanya berlomba untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang sedang tumbuh
subur ini.
Transaksi di sektor ecommerce misalnya
dapat mencapai Rp 429 trilliun pada tahun 2020 dan terus naik seiring dengan
waktu. Apalagi jumlah pelanggan baru belanja online telah meningkat
hingga 51% selama Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Indonesia sendiri merupakan wilayah
dengan pertumbuhan bisnis digital yang sangat pesat. Laporan PPRO sebuah
layanan pembayaran terkemuka di dunia menyebutkan bahwa pertumbuhan perdagangan
online Indonesia merupakan pertumbuhan tertinggi mencapai 78% sehingga
Indonesia masuk ke dalam jajaran top 5 negara dengan pertumbuhan ekonomi
digital tertinggi.
Luasnya peluang yang diberikan oleh
keberadaan bisnis digital ini memberikan kita sebuah pertanyaan. Apa itu bisnis
digital? Bagaimana model bisnis ini? Dan peluang apa saja yang bisa diraih dari
bisnis digital.
Apa Itu Bisnis
Digital?
Secara sederhana, bisnis digital tidak
berbeda dengan bisnis lainnya. Yang membedakan bisnis digital hanyalah media
yang digunakannya untuk bertransaksi, berpromosi, dan berkomunikasi. Bisnis
digital adalah bisnis riil yang menggunakan media Internet. Misalkan sebuah
toko fashion biasanya memiliki toko fisik yang tersebar di berbagai mall
dan pusat perbelanjaan. Namun dengan adanya media digital, maka keberadaan toko
fisik ini akan disertai atau digantikan oleh toko yang berbasis digital seperti ecommerce,
website, atau social media.
Baca Juga: Ide Bisnis Digital yang Mudah Dilakukan tapi Dapat Diandalkan
Produk yang ditawarkan oleh bisnis
digital-pun akan sama dengan produk yang dtawarkan oleh bisnis konvensional.
Namun, bisnis digital juga dapat bergerak pada berbagai bidang nonrill seperti
penjualan aplikasi, lisensi, jasa, dan lain sebagainya yang menggunakan
internet sebagai infrastrukturnya.
Banyak model bisnis digital yang
digunakan oleh para pelaku bisnis ini. Di sini kita hanya akan membahas 4 model
bisnis digital yang paling banyak digunakan oleh para pelaku bisnis digital.
Model Bisnis
Digital
Istilah model bisnis menggambarkan
sebuah kerangka atau pemikiran yang mendasari berjalannya sebuah bisnis. Model
bisnis akan mencakup tujuan, produk, apa yang ditawarkan, strategi,
infrastruktur, dan praktik-praktik lannya dalam kehidupan bisnis tersebut. Ada
setidaknya 4 model bisnis digital yang sering digunakan.
1. Model Business
to Business (B2B)
Model bisnis digital B2B memfokuskan
diri pada penyediaan produk barang dan jasa dari satu bisnis ke bisnis lainnya.
Bisnis model ini merupakan bisnis yang paling sering ditemukan dalam supply
chain sebuah produk akhir. Misalkan, sebuah perusahaan memproduksi gadget
seperti laptop dan smartphone sebagai produk jualannya. Maka,
bisnis model B2B akan menyediakan berbagai sparepart atau berbagai
perangkat material yang bisa digunakan untuk membuat gadget tersebut. Maka dari itu, bisnis
penyedia material dan bahan dasar ini akan berhubungan dan bertransaksi dengan
bisnis lainnya (business to business).
Begitu juga
dengan bisnis digital B2B. Perusahaan menyediakan berbagai keperluan dan bahan
untuk bisnis lainnya melalui platform digital seperti ecommerce. Contoh ecommerce
B2B yang ada di Indonesia adalah Mbiz, Indonetwork, Ralali.com, Electronic City
dan lain sebagainya. Ecommerce ini beroperasi dengan model B2B dan
cenderung bekerja dalam lingkungan tertutup. Ecommerce inipun menyasar
target konsumen perusahaan-perusahaan lain yang memerlukan produk dan jasa
mereka.
2. Model Busienss
to Consumer (B2C)
Tidak bisa
dipungkiri lagi sektor terbesar penopang pertumbuhan ekonomi digital di
Indonesia adalah sektor Business to Consumer (B2C). Model bisnis ini
adalah model bisnis yang lazim dilakukan di pasar digital dan ecommece.
Bahkan sektor B2C adalah model bisnis yang paling banyak ditemukan di
Indonesia. Dalam model bisnis ini sebuah perusahaan akan menjual produk dan
jasa mereka kepada konsumen untuk digunakan.
Dalam bisnis
digital, model bisnis digital B2C sangat banyak ditemukan. Contoh bisnis
digital di sektor ini adalah Amazon, Travelloka, Trivago dan berbagai bisnis
yang memiliki website dan social media sebagai sarana penjualan
dan promosinya. Bisnis digital model B2C harus mengoptimalkan pengalaman beli (purchase
journey) calon konsumen melalui berbagai platform dan kampanye digital
marketing.
3. Model Consumer
to Consumer (C2C)
Model bisnis
digital Consumer to Consumer (C2C) merupakan model bisnis di mana
konsumen bisa menjual produk langsung ke konsumen lainnya. Konsumen biasanya
akan mengunjungi marketplace untuk menawarkan barangnya kepada konsumen
lain. Marketplace ini menjadi perantara antara konsumen satu dengan
konsumen lainnya. Berbagai platform seperti Tokopedia, Shopee, Instagram, OLX,
dan Kaskus Jual Beli merupakan salah satu bentuk bisnis C2C yang marak terjadi
di Indonesia.
Model bisnis
ini juga merupakan model bisnis yang sangat populer di Indonesia. Faktanya,
model bisnis C2C menyumbangkan kontribusi yang sangat besar dalam total jumlah
transaksi digital setiap tahunnya di Indonesia.
4. Model Consumer
to Business (C2B)
Model bisnis
digital Consumer to Business merupakan kebalikan dari model Business
to Consumer (B2C). Dalam model bisnis ini, konsumen akan menawarkan produk
kepada sebuah bisnis untuk mendapatkan royalty. Misalnya, seorang customer
menawarkan sebuah artikel berita kepada portal berita dan mendapatkan bayaran
atas artikelnya tersebut. Beberapa contoh bisnis digital yang menggunakan model
ini antara lain sribulancer, istockphoto.com, Mojok, Babe, dan Hubpages.
Model bisnis
digital ini kini telah mulai dipraktikan di tengah masyarakat Indonesia dengan
bermunculan model bisnis digital yang menghimpun berbagai produk yang
ditawarkan individu untuk dijual kembali. Seperti sribulancer yang menghimpun
individu dan bisnis untuk saling bertemu dan bertransaksi.
Peluang
Bisnis Digital
Dengan mulai
masifnya transaksi online dan praktik bisnis yang tidak lagi
mengandalkan kehadiran fisik maka peluang yang ditimbulkannya juga mulai
meluas. Jika Anda ingin mencoba untuk berbisnis digital banyak sekali peluang
yang bisa dilakukan, misalnya:
1. Bisnis
Dropshiping
Maraknya
ecommerce dan bisnis yang memberikan kesempatan kepada individu untuk menjadi
“agen” penjual, maka bisnis dropshiping mulai diminati. Seacara sederhana,
bisnis Dropship memiliki bagian sama dengan bisnis afilliasi yaitu
produsen, penjual, dan konsumen. Namun yang membedakannya adalah Anda
menjualkan barang produsen kepada konsumen dengan harga yang Anda tetapkan
sendiri sehingga Anda berbagai keuntungan dengan produsen tersebut.
Keuntungan
utama dari bisnis Dropship adalah Anda tidak memerlukan modal sama
sekali, kemudian Anda juga tidak perlu memikirkan penyimpanan barang. Karena
Anda hanya bertindak sebagai orang tengah (middle man) antara konsumen
dan produsen. Yang perlu Anda pelajari dari binsi Dropship adalah kemampuan
berpromosi dalam berbagai kanal seperti media sosial, website, dan market
place.
2. Bisnis
Affiliate Marketing
Affiliasi
adalah kegiatan memasarkan produk atau jasa orang lain dengan imbalan berupa
komisi. Secara singkat, bisnis afiliasi terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, adalah seorang
Pemilik atau produsen barang dan jasa, kedua adalah seorang Affiliate
yang bertugas untuk memasarkan barang dan jasa secara digital dan ketiga adalah
konsumen yang membeli barang dan jasa yang Anda promosikan secara digital.
Banyak sekali bisnis afiliasi yang bisa Anda tekuni seperti Amazon Affilliate yang memiliki pasar
internasional.
Seorang
pebisnis afilliasi bahkan mampu menghasilkan uang hingga ratusan juta
bergantung pada kemampuan Anda dalam memasarkan barang dan jasa secara digital.
Oleh karena itu, kemampuan utama seorang pebisnis affiliasi adalah kemampuan
digital marketing yang dapat diandalkan. Namun jangan khawatir, seiring waktu
Anda akan mulai terbiasa dengan kegiatan digital marketing dan akan menemukan
strategi terbaik yang bekerja untuk Anda.
3. Private
Label dan White Label
Private
label dan white label mungkin adalah dua istilah yang paling sering
disalahgunakan dan membingungkan dalam dunia ecommerce. Keduanya mengacu pada produk-produk yang di-rebranding
oleh retailer, namun ada perbedaan tipis di antara keduanya.Dengan white label,
produk generik dibuat oleh pabrik diperuntukkan bagi banyak retailer. Misalnya,
produsen white label akan menjual pakaian generik ke 10 pengecer berbeda.
Setiap pengecer dapat memberi branding produk sesuai dengan keinginan mereka.
Dengan model bisnis white label, setiap retailer menjual pakaian yang sama dan
tanpa modifikasi.
4. Bisnis
Digital Freelancer
Jika Anda
memiliki kemampuan di bidang design, programmer, Search Engine
Optimization, Penulis, Penterjemah dan lain sebagainya dapat mencoba
menjajal bisnis digital freelance. Banyak platform yang bisa Anda
manfaatkan untuk mempromosikan jasa Anda seperti media sosial, website, dan
bahkan situs khusus yang dibuat untuk keperluan ini. Salah satunya yang bisa
Anda coba adalah SribuLancer. Dengan mendaftar pada situs ini yang
sepenuhnya gratis Anda dapat menjajakan kemampuan Anda sebagai freelancer
dan mendapatkan penghasilan tambahan yang dapat diandalkan. (ADR)