Nataconnexindo.id, Tangerang – Dalam setiap bisnis biasanya dikenal dua jenis pelanggan yaitu pelanggan lama dan pelanggan baru. Pelanggan lama adalah mereka yang sudah berhubungan dengan bisnis Anda dalam waktu tertentu, sementara pelanggan baru adalah mereka yang baru saja mengenal bisnis Anda.
Rata-rata konsumen dalam bisnis 67% nya adalah pelanggan tetap dan tentu persentase ini lebih dari pelanggan baru. Mengapa? Hal ini dikarenakan pelanggan saat ini lebih akrab dan loyal terhadap merek yang dibangun. Dari kedua jenis pelanggan ini, pelanggan lama atau pelanggan tetap merupakan pelanggan yang membuka kesempatan bisnis untuk meningkatkan penjualannya dengan cara Upselling atu Cross-Selling.
Upselling dan Cross-Selling merupakan teknik penjualan yang biasa dilakukan ketika seorang konsumen membeli sebuah produk dari sebuah bisnis. Mungkin Anda juga pernah melakukan Upselling atau Cross-Selling ketika Anda menawarkan sebuah produk? Atau mungkin Anda juga pernah menjadi “korban” Upselling dan Cross-Selling?
Mari kita simak apa itu Upselling dan Cross-Selling dalam sebuah bisnis? Namun sebelumnya Anda perlu mengetahui bahwa Upselling dan Cross-Selling merupakan teknik penjualan yang juga dapat diterapkan ketika transaksi terjadi atau ketika Anda melalukan promosi untuk menarik minat calon konsumen.
Mengenal Upselling
Bayangkan ketika Anda membeli sebuah Smartphone dengan merek A, lalu kemudian Anda melihat Smartphone merek B dengan spesifikasi yang lebih baik. Namun karena sales smartphone mampu meyakinkan Anda untuk membeli merek B maka Anda memutuskan untuk membeli merek B tersebut. Nah, berarti Anda telah jatuh pada teknik penjualan Upselling.
Secara sederhana, Upselling merupakan tindakan dari sebuah bisnis mencoba menjual produk atau layanan yang ditingkatkan atau lebih mahal kepada pelanggan. Secara sederhana juga, Upselling dapat dirangkum dalam pertanyaan seperti ini.
“Jika Anda tidak ingin kehabisan data pada paket A, pilih paket data unlimited kami di paket B!”
Dengan demikian praktik Upselling dapat meningkatkan pendapatan bisnis Anda karena pelanggan melakukan pembelian pada produk yang lebih mahal. Untuk melakukan Upselling dengan baik Anda harus merubah mindset dari “apa yang pelanggan butuhkan” menjadi “apa yang bisa Anda tawarkan”
Mengenal Cross-Selling
Sekarang bayangkan ketika Anda membeli sebuah rumah kemudian sales merekomendasikan kepada Anda sebuah ruko yang juga berada pada area perumahan tersebut dengan menjelaskan berbagai peluang yang ada. Nah karena Anda merasa yakin bahwa ruko tersebut akan membuahkan keuntungan besar maka Anda juga membeli rumah dan ruko secara bersamaan. Hal ini-lah yang disebut sebagai Cross-Selling.
Cross-Selling adalah ketika suatu usaha mencoba untuk menjual produk atau layanan terkait kepada pelanggan sebagai tambahan dari yang telah dibeli atau digunakan oleh pelanggan. Jika Anda mencoba melakukan penjualan silang, produk atau layanan yang Anda sarankan harus melengkapi apa yang sudah dimiliki pelanggan. Anda dapat melakukan penjualan silang dalam materi pemasaran Anda atau pada titik penjualan.
Contoh lain dari jenis pemasaran Cross-Selling adalah: “Sepatu dengan warna coklat ini sangat cocok dengan kaos kaki hitam ini karena warnanya cocok serta bahannya yang nyaman ketika digunakan bersama sepatu ini!”
Dengan memanfaatkan teknik Cross-Selling maka bisnis akan mendapatkan penjualan ekstra dari barang-barang yang sebenarnya berbeda tapi memiliki kaitan tertentu dengan barang yang sedang di jual. Jadi bagaimana? Apakah Anda dapat menerapkan Upselling dan Cross-Selling? (ADR)