Web 3.0 – Digital marketing Indonesia sangat bergantung pada kecanggihan dan kemutakhiran teknologi Internet.
Oleh karena itu, update mengenai berbagai isu teknologi digital sangat penting dalam digital marketing Indonesia.
Seiring dengan berkembangnya kecanggihan teknologi digital, kita sering mendengar Web 3.0. Tapi belum banyak yang mengetahui apa itu Web 3.0.
Teknologi Internet kini telah merambah ke berbagai lini kehidupan. Sulit rasanya membayangkan hidup tanpa adanya internet.
Mulai dari hiburan, belanja, pendidikan, hingga bekerja Internet memegang peranan yang sangat penting.
Internet yang semakin dibutuhkan masyarakat ini terus berkembang hingga terlahirlah teknologi Web 3.0.
Beberapa pakar teknologi berkata, Web3.0 akan menjadi jenis internet baru yang secara akurat dapat menafsirkan apa yang diinput tetapi.
Input yang dimaksud dapat berupa teks, suara, gambar, dan berbagai jenis input lainnya.
Hasilnya adalah algoritma yang mampu merekomendasikan konten sesuai dengan karakteristik setiap individu pengguna.
Kemampuan penafsiran yang akurat tersebut tentu akan merubah cara-cara pengiklanan dalam kampanye digital marketing.
Oleh karena itu,
Tapi, apa itu Web 3.0 yang jadi perkembangan Internet paling mutakhir? Dalam artikel ini akan diperkenalkan secara singkat.
Web 3.0 Adalah Teknologi Internet Terkini
Apa itu Web 3.0?
Dilansir dari CoinMarketCap.com, Web 3.0 adalah internet generasi ketiga yang akan datang dimana situs web dan aplikasi akan dapat memproses informasi dengan cara yang cerdas melalui teknologi seperti machine learning, big data, teknologi buku besar terdesentralisasi (DLT), dan lain-lain.
Pada mulanya Web 3.0 disebut sebagai Web Semantik. Bahkan pengembang pertama World Wide Web Tim Berners-Lee mengatakan bahwa Web 3.0 adalah Internet mandiri.
Artinya, Web 3.0 menjadi jaringan Internet yang berbasis pada Big Data dan desentralisasi server.
Selain itu, definisi dari Web 3.0 dapat diperluas menjadi data akan saling berhubungan dengan cara yang terdesentralisasi di mana data sebagian besar tidak disimpan dalam repositori terpusat.
Selanjutnya, pengguna dan mesin akan dapat berinteraksi dengan data. Namun agar hal ini terjadi, program perlu memahami informasi baik secara konseptual maupun kontekstual.
Maka begitu, dua landasan utama Web 3.0 adalah web semantik dan kecerdasan buatan (AI).
Sebenarnya pembicaraan mengenai Web 3.0 sudah dimulai sejak tahun 2001 atau dua dekade yang lalu.
Dari ide membuat sistem jaringan tanpa otoritas terpusat akan muncul Web 3.0 yang kini tengah diinisiasi oleh teknologi blockchain.
Strategi Baru Digital Marketing Indonesia
Adanya kemampuan mengidentifikasi, menafsirkan, dan mengeksekusi data secara akurat membuat data yang diperlukan semakin dapat diandalkan.
Dalam programmatic advertising, data adalah titik tolak dari setiap kampanye digital marketing.
Semakin akurat dan semakin dapat diandalkan maka akan semakin baik performa periklanan yang dijalankan.
Dilain sisi kehadiran Web 3.0 yang akan memberikan data secara akurat dan real time melalui cloud atau big data secara tersentralisasi akan mengikis berbagai platform periklanan.
Pasalnya, iklan dapat dijalankan dengan menggunakan data yang ditambang (mining) secara dan dijalankan dengan sama efektifnya dengan platform terpusat.
Akibatnya programmatic advertising akan bersaing dengan para pengiklan yang terdesentralisasi.
Kesuksesan iklan akan sangat ditentukan bukan oleh besarnya dan lengkapnya data yang dimiliki, namun oleh siapa yang paling cepat dan paling akurat mengumpulkan data.
Oleh karena itu, Digital Marketing Indonesia harus terus mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi di dunia digital agar tetap dapat bersaing. Siap dengan web 3.0? Ikuti terus update dari Blog Nata Connexindo Digital, ahli digital marketing properti Indonesia terpercaya.(ADR)