Virtual Reality – Teknologi terus berkembang hingga titik seseorang tak perlu lagi keluar rumah untuk melihat tempat lain.
Dengan adanya virtual reality, pengguna Internet sudah mampu hadir di sebuah tempat secara digital tanpa harus keluar dari rumahnya sendiri.
Kecanggihan teknologi virtual reality ini memiliki manfaat yang sangat besar terutama bagi industri properti dan perumahan.
Founder sekaligus Direktur Utama Peta Rumah, Edward Sofian menjelaskan bahwa teknologi virtual akan sangat memudahkan pembeli dalam melihat dan melakukan survei sebuah rumah.
“Saya terinspirasi dari perkembangan teknologi metaverse. Untuk diketahui, VR adalah alat wajib untuk masuk ke dunia metaverse atau virtual.
Alat berbentuk kacamata besar ini mentransformasi gambar di ponsel, menjadi lebih nyata dan bisa berinteraksi,” kata Edward Sofian seperti dikutip Nataconnexindo.com.
Sebagai salah satu terobosan teknologi digital yang sangat bermanfaat bagi Digital Marketing Properti Indonesia, teknologi VR jadi salah satu perkembangan yang tak dapat diabaikan begitu saja.
Virtual Reality Untuk Survei Rumah
Virtual reality merupakan sebuah teknologi yang membuat pengguna atau user dapat berinteraksi dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya yang disimulasikan oleh komputer, sehingga pengguna merasa berada di dalam lingkungan tersebut.
Dengan kemampuannya yang mampu mewujudkan data digital menjadi data indera, virtual reality memiliki potensi yang amat penting dalam pemasaran sebuah properti.
Kehadiran virtual reality (VR) membuat jarak antara calon konsumen dengan keberadaan properti menjadi tidak ada artinya.
Konsumen tinggal mengklik sebuah tautan dan menyambungkannya dengan perangkat virtual dan otomatis rumah yang dimaksud sudah berada di depan matanya.
Dengan kemudahan yang diberikan, teknologi VR akan menjadi sebuah terobosan dan kelebihan bagi pengembang properti yang sedang memasarkan produk-produk propertinya.
Kekurangan Virtual Reality
Meskipun dapat memberikan kemudahan bagi calon konsumen properti, nyatanya masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh teknologi satu ini.
Salah satu kekurangan utama dari teknologi VR adalah adanya perasaan kehilangan realitas dan perasaan isolasi saat mereka berinteraksi dengan dunia buatan, bukannya dunia nyata dengan orang sungguhan.
Akhirnya, virtual reality dapat menghilangkan kesan autentik atau kesan perasaan langsung orang pertama yang melihat sebuah fasad bangunan di depan mata.
Kendati demikian, keberadaan VR ini masih memiliki kelebihan yakni menjembatani jarak tempuh yang cukup jauh dan tentu saja mengefektifkan waktu dalam penentuan keputusan beli.
Sebagai teknologi terobosan baru yang masih terus dikembangkan, VR memang layak untuk digunakan dalam strategi digital marketing properti Indonesia.
Pasalnya, teknologi ini akan memberikan kemudahan bagi konsumen properti sekaligus merubah wajah strategi digital marketing yang selama ini digunakan.
Oleh karena itu, pengembang properti dan pelaku digital marketing properti harus dengan sigap mengantisipasi perubahan yang akan terjadi berkat kehadiran teknologi Virtual Reality. (ADR)