Nataconnexindo.com, Tangerang – Pandemi COVID-19 mau tidak mau telah merubah berbagai hal dalam kehidupan masyarakat. Sejak tahun 2020 yang lalu, Pandemi COVID-19 memaksa masyarakat Indonesia untuk mengadopsi berbagai pola kehidupan yang baru. Berbagai kegiatan masyarakat yang dilakukan secara tatap muka, terpaksa berhenti hampir secara total.
Dengan keterbatasan tatap muka pada awal-awal masa Pandemi COVID-19 melanda tanah air, masyarakat dengan terpaksa mengganti kegiatan tatap muka dengan kegiatan daring melalui perangkat digital. Berbagai kegiatan seperti belajar, bekerja, berbelanja, bahkan pada beberapa aspek peribadatan pun dilakukan secara daring. Perubahan yang tiba-tiba tersebut ternyata mampu diadopsi dengan baik oleh masyarakat Indonesia.
Peralihan kegiatan tatap muka ke kegiatan secara daring ini direfleksikan dalam peningkatan akses Internet yang tajam. Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Work from Home (WFH), Telkomsel mencatat peningkatan jaringan trafik data sebesar 20% sampai 30%. Selain itu, titik trafik turut berpindah dari gedung perkantoran ke perumahan karena aktivitas WFH dan pemberlakuan PSBB.
Selain data dari perusahaan penyedia jasa internet, data yang dirilis oleh para peneliti dari Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM dan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya menyebutkan bahwa selama PSBB membuat banyak orang ‘addicted’ to internet. Penelitian ini mengungkap bahwa 14,4% populasi orang dewasa di Indonesia mengalami adiksi internet selama masa PSBB. Selain itu, diungkap juga bahwa durasi seseorang online di internet juga meningkat menjadi 52% dibanding sebelum pandemi.
Peningkatan pengguna maupun konsumsi internet selama pandemi dibenarkan oleh Staf Khusus Bidang Kebijaksanaan Digital dan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Dedy Permadi. Salah satu penyebabnya, kata Dedy, adalah pergeseran aktivitas dari perkantoran ke permukiman.
Kenaikan pengguna juga tercatat dalam survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dilaksanakan pada 2-25 Juni 2020 dan melibatkan 7.000 responden di hampir seluruh wilayah Indonesia. Laporan Survei Internet APJII kuartal II 2020 menyebutkan bahwa penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 73,7 persen atau 196,71 juta pengguna. Dari survei tersebut juga diketahui alasan masyarakat dalam menggunakan internet. Tercatat, 29,3 persen responden memakai internet untuk berkomunikasi. Kemudian, disusul bermedia sosial 24,7 persen, mengakses hiburan 9,7 persen, mengakses layanan publik 7,6 persen, dan 4,8 persen berbelanja online.
Adaptasi yang Akan Bertahan Lama
Menginjak tahun 2021 ini, penggunaan Internet oleh masyarakat Indonesia bahkan terus meningkat. Bahkan, pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 ini mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah tersebut meningkat sebesar 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020 lalu.
Sementara itu, total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Hal ini membuat penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. Hal tersebut dimuat dalam laporan terbaru yang dirilis oleh layanan manajemen konten HootSuite, dan agensi pemasaran media sosial We Are Social dalam laporan bertajuk "Digital 2021".
Dalam laporan tersebut, HootSuite mencatat bahwa pengguna internet berusia 16 hingga 64 tahun dilakukan melalui beberapa perangkat yang berbeda, diantaranya telepon genggam (baik smartphone maupun non-smartphone), laptop/PC, tablet, smartwatch, dan berbagai perangkat lainnya. Dari berbagai jenis perangkat tersebut, smartphone menjadi perangkat yang paling populer. Pengguna internet Indonesia (usia 16 hingga 64 tahun) yang memiliki telepon genggam adalah 98,3 persen.
Hal tersebut membuat telepon genggam baik smartphone maupun non-smartphone menjadi perangkat favorit pengguna internet untuk mengakses internet. Tercatat ada 96,4 persen atau 195,3 juta orang Indonesia yang mengakses di internet melalu ponsel genggamnya. Hootsuite juga menambahkan bahwa pengguna internet Indonesia rata-rata menghabiskan waktu selama 8 jam 52 menit untuk berselancar di internet.
Semakin mudahnya akses Internet dan semakin berkembangnya teknologi perangkat keras membuat Internet semakin menjadi kebutuhan dasar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Hal ini tentu saja akan berpengaruh dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu bisnis harus mulai beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di tengah masyarakat. (ADR).