Nataconnexindo.com,
Tangerang – Suplai properti
yang tinggi namun permintaan properti yang masih rendah merupakan gambaran
pasar properti selama tahun 2020. Kondisi ini sering disebut sebagai kondisi Buyer’s
Market. Fase tersebut merupakan fase dimana kondisi pasar akan sangat
bergantung pada perilaku pembeli.
Fase Buyer’s Market selalu
dicirikan dengan kecenderungan harga properti yang rendah dan lamanya sebuah
properti berada di pasar. Untuk mengatasi lamanya properti berada di pasar,
tentu diperlukan promosi dan marketing yang baik untuk segera mendapatkan
pembeli.
Survei yang dilakukan oleh Indonesia
Property Watch (IPW) pada sekitar 285 responden berusia 35 hingga 55 tahun di Jawa
terutama Jabodetabek dan Luar Jawa menunjukan masih tingginya minat masyarakat
untuk membeli properti. Sebanyak 68,09% konsumen menyatakan berminat membeli
properti meski sedang berada di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Laporan
tersebut menyebutkan bahwa tren minat konsumen masih berada pada properti rumah
sekitar 51,06%. Hal tersebut tercermin pada tingginya minat pembeli rumah
segmen menengah dengan harga pada kisaran Rp. 1,5 milliar ke bawah. Laporan
tersebut menyebutkan bahwa harga rumah pada rentang Rp. 500 hingga Rp.
1milliaran diminati oleh 29,7%, diikuti oleh rumah pada rentang harga Rp. 300
hingga Rp. 500 Jutaan diminati oleh
28,72%. Kemudian rumah dengan rentang harga Rp. 1 milliar hingga Rp. 3 milliar
diminati oleh 23,40%.
Tren minat
properti masyarakat juga diikuti oleh properti pada sektor SOHO, Rukan, dan
Ruko sebanyak 11,7%, Apartemen sebanyak 22,34%, Kondotel, Villa, dan lain
sebagainya sebanyak 10,64%. Minat yang masih tinggi apalagi di tengah pandemi
seperti sekarang ini merupakan peluang yang harus diraih melalui strategi
pemasaran yang tepat.
Strategi
Pemasaran yang Tepat
Kondisi Buyer’s
Market di tengah pandemi seperti sekarang ini memang sangat menyulitkan
pengembang. Hal tersebut karena strategi pemasaran yang sangat terbatas akibat
keengganan konsumen terlibat pada aktivitas fisik di luar rumah. Padahal salah
satu strategi terbaik yang bisa dilakukan oleh pengembang dalam menjalankan
promosinya adalah open house dan gallery marketing.
Keterbatasan
akses fisik menyebabkan opsi marketing yang dimiliki oleh pengembang sangat
terbatas. Namun, keterbatasan opsi tersebut dapat diatasi dengan hadirnya
koneksi lain yang sangat digemari masyarakat di tengah situasi pandemi hari
ini.
Tak dapat
dipungkiri lagi bahwa aktivitas masyarakat mengalami pergeseran yang cukup
signifikan dari aktivitas fisik ke aktivitas digital. Kondisi ini tergambarkan
dengan tingginya peningkatan angka akses masyarakat terhadap internet sepanjang
sepanjang tahun 2020.
Hal in
tercatat dengan peningkatan akses pada Google sepanjang 6 bulan pandemi yang
mencapai 141%, kemudian peningkatan akses pada ecommerce sebesar 120%,
dan game online hingga 83%.
Di media
sosial-pun terjadi peningkatan akses yang signifikan. Facebook misalkan
mencatat peningkatan pengguna baru hingga 41%. Secara demografi, peningkatan
pengguna terbesar tercatat pada mereka yang berusia 18 hingga 34 tahun. Laporan
Klear juga menyebutkan terjadi peningkatan unggahan sebesar 6,1 kali dan
peningkatan jumlah hashtag sebsar 21%.
Hal tersebut
tentu menunjukan pergeseran aktivitas masyarakat ke digital, dan meningkatnya
aktivitas digital sepanjang tahun 2020 ini.
Data-data
tersebut mengharuskan pengembang untuk turut meraih calon konsumen mereka
secara digital apalagi ketika akses promosi dan marketing secara fisik
terhambat. Dengan demikian, pemasaran melalui saluran digital (digital
marketing) merupakan strategi pemasaran yang paling tepat untuk dilakukan
pada fase Buyer’s Market ini.
Peluang yang Harus Diraih
Masih
tingginya minat masyarakat terhadap produk-produk properti dan mulai
bergesernya aktivitas masyarakat ke ranah digital menyediakan peluang yang
besar di tengah pandemi dan fase buyer’s market. Pandemi tentu membatasi
gerak dan kelincahan strategi promosi pengembang, kemudian perilaku konsumen
yang menentukan kondisi pasar pada fase buyer’s market membuat pengembang
harus jeli dalam memahami perliku konsumen ini.
Pergeseran
aktivitas masyarakat ke aktivitas digital seharusnya memberikan keuntungan baik
bagi pengembang dan konsumen, karena komunikasi antar pengembang dan konsumen
dapat tetap terjali walaupun akses fisik dibatasi. Dengan begitu, komunikasi
digital yang baik memiliki peran kunci bagi keberhasilan pengembang untuk
mendapatkan konsumen dan keberhasilan konsumen untuk mendapatkan properti
idaman.
Oleh karena
itu, pengembang harus jeli dalam melihat apa saja yang diinginkan oleh calon
konsumen mereka. Sebuah laporan mengatakan bahwa 71% calon konsumen properti
mencari informasi mengenai jarak properti ke fasilitas umum, 57% calon konsumen
mencari informasi jarak properti ke tempat kerja, 41% calon konsumen ingin
memastikan lingkungan properti ramah dengan anak-anak, dan 37% calon konsumen mencari
rumah yang dekat dengan rumah sakit atau klinik.
Keberadaan
informasi tersebut merupakan salah satu poin promosi dan magnet yang
mendatangkan minat calon konsumen. Dengan mengkomunikasikan informasi-informasi
tersebut secara baik maka pengembang dapat meraih minat konsumen properti di
tengah buyer’s market dan pandemi Covid-19.
Nata
Connexindo Solusi Digital Marketing Pengembang Properti
Namun, penggunaan
media digital saja belum memastikan bahwa konsumen dapat tertarik dengan
sendirinya. Perilaku lain konsumen harus diperhatikan oleh pengembang dengan
baik. Pada dasarnya, pengguna internet merupakan pengguna yang sangat
pilih-pilih. Motivasi utama dari pengguna internet untuk menghabiskan waktu
mereka secara digital adalah motivasi untuk mencari hiburan (entertainment).
Oleh karena
itu, keberadaan pengembang secara digital belum efektif jika pengembang tidak
membangun digital experience yang baik. Hal ini berkaitan dengan apakah
calon konsumen merasa terbantu, terhibur, dan tergugah minatnya ketika
berhadapan dengan keberadaan digital sebuah pengembang. Sehingga bagaimana
calon konsumen menemukan informasi, bagaimana cara informasi dikomunikasikan
kepada konsumen, bagaimana cara konsumen mepersepsikan keberadaan digital
sebuah pengembang harus dirumuskan dengan baik melalui strategi yang tepat.
Nata
Connexindo merupakan agensi digital marketing dengan spesialisasi industri
properti yang telah memiliki pengalaman panjang dalam bekerjasama dan
berkolaborasi dengan lebih dari 90 pengembang terkemuka di Indonesia.
Dilengkapi oleh tim tersertifikasi Google dan Facebook serta kualitas sumber
daya yang baik, Nata Connexindo akan menghadirkan pengembang dan produk
propertinya di dunia digital melalui cara yang paling tepat. (ADR).