Pemasaran Digital – Pandemi yang sudah berlangsung selama tahun-tahun belakangan membawa banyak perubahan yang sangat besar. Salah satunya adalah digitalisasi hampir semua aspek kehidupan.
Begitu juga dengan arus digitalisasi di industri pemasaran properti. Kemudahan mencari produk-produk properti secara digital membuat banyak orang memilih opsi mencari properti secara digital.
Data Lamudi Indonesia mencatat, pada kurun 2016 hingga 2021 jumlah pencari properti telah mengalami peningkatan hingga 100 kali lipat dari 347.948 pencari menjadi 4.170.446 pencari. Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa pencarian properti telah beralih ke arah digital.
Ahli pemasaran properti digital akan memberikan gambaran pentingnya digitalisasi pemasaran properti pada 2022 ini. Simak selengkapnya disini.
Pentingnya Pemasaran Digital Properti pada 2022
Pencarian Properti secara Digital
Pencarian produk properti secara digital yang semakin mudah dan praktis mendorong banyak konsumen untuk beralih menggunakan platform digital. Seperti telah disebutkan di atas, peningkatan pencarian properti secara digital bahkan naik hingga 100 kali lipat.
Peningkatan pencarian properti secara digital yang sangat pesat tersebut merupakan ciri bahwa akselerasi digital yang semakin pesat sedang berlangsung.
Perusahaan konsultan global ternama Mckinsey & Company mencatat, 10 tahun akselerasi adopsi digital telah terjadi dalam 3 bulan pertama terjadinya pandemi.
Pesatnya arus digitalisasi tersebut membuat konsumen pada 2022 ini akan semakin mengandalkan platform digital untuk menemukan properti idamannya.
Oleh karena itu, Pengembang Properti harus beradaptasi dengan arus digitalisasi yang semakin cepat sebelum tertinggal dari kompetitor yang lainnya.
Perubahan Demografi Pencari Properti
Selain arus digitalisasi yang sangat pesat, demografi pencari properti juga sedang berubah. Mayoritas pencari properti berada pada klasifikasi umur 25-34 tahun atau kategori milenial dan generasi Z pencari properti pertama.
Perlu digaris bawahi juga bahwa demografi ini merupakan demografi yang sangat aktif berselancar Internet. Demografi baru ini lebih peka terhadap perkembangan teknologi dan memiliki tuntutan kemudahan dalam proses pencarian dan pembelian properti.
Pada era digitalisasi sektor properti yang akan datang, generasi milenial dan generasi Z yang akan mendorong angka permintaaan properti dan menjadi pemain penting di sektor properti.
Sehingga, arus digitalisasi yang pesat dan pergeseran demografi menjadi indikasi utama yang mengharuskan Pengembang Properti beradaptasi.
Pentingnya Memfasilitasi Demografi Baru Pencari Properti
Perubahan-perubahan yang terjadi di sektor konsumen properti ini harus dipahami sebagai peluang baru untuk meningkatkan penjualan. Besarnya jumlah generasi Millennial dan Z menjadi pasar paling potensial yang harus segera difasilitasi oleh Pengembang Properti.
Berdasarkan hasil survei sepanjang Februari-September 2020 itu didapati jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total populasi berjumlah 270,2 juta jiwa. Sementara, generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen.
Jumlah tersebut merupakan porsi terbesar dari keseluruhan postur demografi Indonesia. Sehingga, Pengembang Properti yang mampu memberikan fasilitas terbaik untuk para pencari properti ini akan mampu memenangkan persaingan pasar.
Bentuk-bentuk fasilitas yang diberikan dapat dicapai dengan dua cara yakni mempermudah akses terhadap properti melalui edukasi dan dan menciptakan sebuah ekosistem sinergis yang bertujuan mempermudah perjalanan pencarian properti.
Pemasaran digital properti menjadi satu keniscayaan dan normal baru yang harus segera diambil oleh Pengembang Properti. (ADR)