Nataconnexindo.com,
Tangerang – Dinamika pasar
yang senantiasa berubah menyebabkan strategi pemasaran juga harus ikut berubah.
Pasar modern memang dikenal sangat dinamis, setiap tren akan senantiasa
berubah. Apalagi jika kita memasukan faktor merebaknya pandemi COVID-19 kedalam
perhitungan perubahan tren ini.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Accenture
mengatakan bahwa pandemi COVID-19 menyebabkan 5 jenis konsumen digital baru
yang harus diketahui oleh para pemasar digital. Kelima jenis konsumen digital
baru tersebut adalah;
The Worrier
Konsumen digital ini adalah konsumen
yang memiliki kekhawatiran yang mendalam terhadap kepastian masa depan.
Biasanya jenis konsumen ini ditandai oleh kecemasan yang berlebihan dan lebih
reaksioner terhadap keputusan pembelian yang dilakukan. 77% dari jenis konsumen
ini menyimpan kekhawatiran yang mendalam terhadap kondisi kesehatan dan 25%
cenderung menghadapi tingkat stress yang lebih tinggi. Sehingga mereka akan
secara reaksioner melakukan pembelian pada produk-produk yang diklaim dapat
meningkatkan imunitas, kesehatan, dan daya tahan tubuh.
The Individualist
Konsumen individualis adalah mereka
yang lebih mementingkan kepentingan pribadi. Konsumen jenis ini ditandai dengan
panic buying cenderung membeli keperluan esensial secara
berlebihan untuk memastikan keperluan dirinya tercukupi selama kondisi pandemi.
Jenis konsumen ini bahkan memiliki kecenderungan skeptis terhadap upaya
pencegahan yang diumumkan oleh pemerintah.
The Rationalist
Jenis konsumen ini biasanya lebih
tenang dalam menyikapi situasi pandemi. Konsumen digital tipe ini lebih mampu
mengidentifikasi barang-barang yang penting dan tidak penting untuk mereka.
Konsumen ini juga lebih terinformasi, mengikuti berita-berita tentang kondisi
terkini, dan memilah informasi hoax dan actual. 82% konsumen tipe ini
akan membeli barang dan produk yang benar-benar diperlukan dan menghindari
produk yang tidak diperlukan.
The Activist
Tipe konsumen digital ini lebih peka
terhadap kesulitan yang dihadapi oleh orang lain. Tipe konsumen ini akan
memastikan bahwa stok barang yang dibeli cukup untuk keperluan orang
lain sehingga mereka cenderung membatasi pembelian pada berbagai barang
esensial meskipun mereka membutuhkannya. 59% konsumen ini juga dilaporkan
membeli barang dan produk esensial untuk dibagikan kepada mereka yang
membutuhkan.
The Indifferent
Tipe konsumen digital ini adalah
mereka yang tampaknya tak terpengaruh berbagai isu mengenai COVID-19. Mereka
melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya. Dari segi pembelian-pun tak
banyak perubahan yang nampak karena jenis konsumen biasanya adalah konsumen
yang tidak peduli pada informasi yang beredar. Sehingga dibandingkan dengan
jenis konsumen lainnya, tipe konsumen digital ini lebih cenderung santai.
Pentingnya Riset
Pasar untuk Straregi Digital Marketing
Kelima konsumen jenis baru tersebut
dapat diidentifikasi melalui riset yang dilakukan secara hati-hati. Dengan
memperhatikan perubahan tipe konsumen tersebut, para pemasar dapat meramu ulang
strategi digital marketing dengan memperhatikan tren yang terjadi. Dengan
begitu, brand akan tetap relevan dengan kondisi yang sedang berlangsung.
Bahkan pada tingkat konsumsi rumah tangga, terjadi perubahan besar dimana
konsumen akan lebih mudah berpindah brand dengan sangat mudah. Hal ini
terbukti dengan besarnya jumlah traffic pada berbagai website
commerce selama pandemi berlangsung, yaitu berkisar antara 61% hingga 25% traffic
baru.
Hasil riset tersebut harus dituangkan
dalam kerangka rencana iklan dan promosi. Bagaimana cara menyampaikan gagasan
yang peka terhadap perubahan yang terjadi menjadi salah satu kunci sukses dalam
melakukan kegiatan digital marketing.
Perubahan landscape konsumen
yang terjadi pada hampir semua bidang ini juga tak lepas dari konsumen
properti. Coldwell Banker of Indonesia bahkan memprediksi bahwa
perubahan perilaku konsumen yang diakibatkan oleh COVID-19 dapat berlangsung
permanen. Sebagai contoh, pertemuan dan kunjungan fisik akan kehilangan
popularitasnya ketika konsumen properti menyadari bahwa video conference dan
virtual reality cukup memenuhi rasa ingin tahu mereka.
Pada Quartal I tahun 2020, survey yang
dilakukan CBI tersebut mengungkapkan bahwa 82% konsumen properti bersikap lebih
hati-hati dalam menginvestasikan dana yang mereka miliki. Hal ini akan memaksa
pengembang dan pemasar melakukan kampanye positif untuk meningkatkan
kepercayaan diri konsumen properti ini.
Layanan Riset
Nata Connexindo
Melakukan riset secara hati-hati dan
teliti dengan melibatkan berbagai data aktual merupakan satu keharusan dalam
merumuskan strategi pemasaran. Perubahan pasar yang terus terjadi secara
dinamis mengharuskan pemasar beradaptasi dengan cepat.
Nata Connexindo memiliki layanan research
and analysis dengan tujuan tersebut. Riset yang akan digunakan dalam meramu
konten, menempatkan iklan, memilih keyword, dan segmentasi/karaketristik
konsumen selalu dilakukan agar strategi yang digunakan mampu menghasilkan hasil
yang maksimal. Oleh karena itu, strategi digital yang dilakukan akan mampu
membidik kebutuhan, mood, dan tren yang ada di pasar digital Indonesia.
(ADR).