Nataconnexindo.com, Tangerang – Jika sebuah
data penelitian yang mengatakan bahwa pengguna sosial media di Indonesia mencapai 150 juta orang masih belum bisa menarik perhatian Anda untuk beralih strategi marketing, maka sungguh, entah apa yang bisa.
Industri properti di Indonesia terkesan sangat lambat dalam mengikuti perkembangan teknologi modern. Jika dibandingkan dengan industri lain, seperti misalnya finansial, maka industri properti jauh tertinggal di belakang. Perkembangan FinTech (financial technology) bahkan berhasil membuat Indonesia tercatat sebagai negara dengan digitalisasi tercepat di dunia.
Pasar properti yang kaku seolah-olah memaksa para stake holder di bidang properti untuk tidak bisa bergerak dinamis mengikuti perkembangan zaman. Birokrasi yang berbelit-belit saat hendak mengurus sebuah proyek, atau persyaratan yang begitu banyak sebelum seorang customer akhirnya berhasil membeli properti, membuat pihak-pihak yang terlibat dalam pasar properti seringkali merasa properti adalah hal yang membosankan dan sangat lambat.
Strategi pemasaran masih sering dilakukan dengan cara konvensional. Menyebar brosur, memasang spanduk, dan lain sebagainya. Bukan berarti strategi marketing dengan brosur dan spanduk tidak efektif. Namun, jika hal itu masih menjadi strategi pemasaran utama tanpa dukungan dari sosial media, maka hal itulah yang salah.
Social Media Marketing memiliki peran besar dalam pemasaran sebuah proyek properti. Beberapa hal yang bisa dilakukan dengan Social Media Marketing antara lain menciptakan brand awareness, membentuk community management yang baik, dan juga dapat mencapai target audience yang spesifik. Selain itu, seluruh strategi yang dilakukan dalam Social Media Marketing dapat diukur. Sehingga budget yang dikeluarkan akan lebih efisien jika dibanding dengan biaya cetak brosur untuk strategi konvensional marketing.
Bagaimana sebuah nama produk langsung mengingatkan brand tertentu lengkap dengan kesan tentang brand tersebut tentu merupakan sebuah perjalanan panjang. Brand awareness seperti itu dapat dibentuk melalui strategi social media marketing yang benar. Tidak perduli apakah Anda developer besar ataupun kelas teri. Dengan memanfaatkan social media marketing, proyek yang sedang Anda bangun akan mendapat sebuah pengakuan publik karena brand awareness yang berhasil dibentuk.
Seluruh strategi yang dilakukan dalam social media marketing dapat diukur dengan akurat. Melalui insight atau laporan aktivitas sosial media, kita dapat mengetahui perkembangan dari strategi marketing yang telah dilakukan.
Jika dibandingkan dengan strategi konvensional yang menggunakan brosur, maka social media marketing jauh lebih efektif dan efisien. Brosur yang telah dicetak dan disebarkan tidak dapat diukur tingkat keberhasilannya. Apakah brosur tersebut akhirnya terbuang ke tempat sampah atau malah berceceran di jalanan, laporan dari hal itu tidak dapat Anda miliki.
Namun dengan social media marketing, seluruh konten dan iklan yang telah dibuat, dapat ditentukan target audience yang spesifik. Strategi menjadi lebih efektif karena ada laporan dari tiap konten yang telah dibuat. Selain membuat budgeting lebih efisien, tentu target market yang spesifik pun akan lebih mudah disasar.
Namun sayangnya, meski memiliki peran besar dalam pemasaran proyek yang sedang dibangun, Social Media Marketing belum dilirik oleh kebanyakan developer properti di Indonesia. (AI)