Nataconnexindo.com,
Tangerang – Seluruh sektor
ekonomi di tahun 2021 terpukul oleh pandemi Covid-19. Tidak terkecuali sektor
properti yang mengalami pelambatan pertumbuhan yang signifikan. Namun, memasuki
tahun 2021 ini, mulai berhembus angin segar yang menandakan pertumbuhan di
sektor properti.
Hal ini
sudah terlihat dari peningkatan jumlah penjualan properti terutama sektor rumah
tapak yang mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat pada Quartal 3 tahun 2020,
dibandingkan dengan penjualan pada Quartal yang sama di tahun sebelumnya. Tentu
hal tersebut dapat menjadi indikator membaiknya perekonomian nasional.
Dalam kesempatan
Economic Outlook 2021 yang digelar BeritaSatu Media Holding, CEO Lippo
Karawaci Joh Riady mengatakan bahwa pihaknya optimis akan ada kenaikan hingga
20% sampai 30% di sektor properti pada tahun 2021 mendatang. Menurutnya ada 3
tren yang mendorong pertumbuhan postif sektor properti di tahun 2021.
Pertama,
sentimen postif akibat disahkannya Undang-undang Cipta Kerja yang memberikan
dampak postif pada suasana investasi secara nasional. Hal ini juga akan turut
mendorong pertumbuhan sektor properti di tahun 2021.
Kedua,
demografi penduduk Indonesia yang memiliki Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per
Kapita USD 2.500-3.500 yang memiliki kapasitas membeli rumah. Menurutnya, di
Jakarta sendiri pemilikan rumah baru mencapai 48% dari total penduduk.
Ketiga, dukungan
Perbankan yang meluncurkan berbagai fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan
Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Fasilitas perbankan ini banyak membantu
masyarakat yang menginginkan rumah dan apartemen. Pasalnya sebanyak 10%
kalangan menengah menggunakan Kredit pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan
Apartemen (KPA).
Menguatnya
Aktivitas Pemasaran Digital Sektor Properti
Selama tahun
2020 yang lalu, aktivitas sosial dan fisik sangat terbatas. Managing
Director Strategic Business & Service Sinar Mas Land Alim Gunadi
mengatakan bahwa pihak Sinar Mas Land memperbesar aktivitas pemasaran melalui channel
digital. Sinarmas Land tengah menyelenggarakan pemasaran
digital menggunakan virtual tour dan key opinion leader (KLO)
atau influencer.
Langkah Sinar Mas Land ini mendorong
berbagai pengembang untuk melakukan adaptasi yang sama. Perubahan kebiasaan
baru ini juga mendorong pengembang properti (developer) berlomba-lomba beralih ke saluran digital
untuk meraih calon konsumennya. Katakan saja pengembang besar seperti Sinarmas
Land yang sebelum pandemi sangat bergantung pada pemasaran offline
dengan komposisi 70% pemasaran offline dan 30% pemasaran online,
kini mulai bergeser menjadi 70%.
Salah satu pengembang yang mulai
memanfaatkan peluang yang diberikan oleh digital
marketing ini adalah Moizland Development yang mempercayakan dua proyeknya
kepada Nata Connexindo Digital. Tiga proyek yang dikembangkan oleh Moizland
Development ini adalah West Senayan yang merupakan proyek Apartemen dan
MTC Tanah Abang yang merupakan proyek ruko pasar.
Selain itu, Diamond Land yang
sebelumnya telah bekerja sama dengan Nata Connexindo kembali mempercayakan
pemasaran proyeknya kepada Nata Connexindo Berbagai proyek seperti D’Marco
Residence, Dave Apartment, Aparthouse, dan Apple 1. Pemanfaatkan digital
marketing oleh pengembang ini untuk mengatasi keterbatasan pemasaran offline
yang terbentur oleh keterbatasan fisik oleh pandemi Covid-19.
Tak hanya pengembang swasta,
pengembang BUMD juga sudah terlebih dahulu memanfaatkan pemasaran digital.
Salah satunya adalah Sarana Jaya yang menangani pengembangan proyek properti
Nuansa Pondok Kelapa. Proyek yang berdiri di atas lahan seluas 1,4 hektar ini
merupakan proyek yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hunian warga Jakarta. Apartemen
yang memiliki 780 unit ini telah menggunakan saluran digital untuk meraih calon
konsumen-konsumennya. Selain itu, pemasaran digital Nuansa Pondok Kelapa juga
diapresiasi oleh konsumen karena menawarkan kemudahan komunikasi. (ADR).