Nataconnexindo.com, Tangerang – Dalam dunia marketing kita
memahami adanya prinsip Awareness, Interest, Desire, dan Action yang
dirangkum dalam akronim AIDA. Sebetulnya AIDA tersebut dapat digambarkan dalam
sebuah ilustrasi terompet atau terowongan. Dengan luas bagian atas yang lebih
besar dengan luas bagian bawah. Hal tersebut menunjukan bahwa Awareness atau
kesadaran dan ketertarikan akan keberadaan sebuah brand selalu lebih besar dari
jumlah aktual penjualan produk di bagian funel bawahnya (action). Pada
dasarnya kedua prinsip tersebut memiliki konsekuensi berbeda antara skema B2B
(Business to Business) dan B2C, (Business to Customer) sehingga
harus dibedakan antara Funnel B2B dan Funnel B2C. Dalam
kesempatan ini, kita akan mebahas soal funnel B2C (Business to Customer).
Baca Juga: Belajar Digital Marketing: Panduan Lengkap Instagram Ads 2020
Dalam mendukung keberadaan terowongan pemasaran
(marketing funnel) tentu hal pertama yang dibutuhkan adalah ekspos
terhadap brand dan produk sehingga calon cutomer memiliki exposure
atau pengalaman terhadap produk dan brand yang Anda tawarkan. Dalam
terowongan yang telah dijelaskan diwal (purchase funnel) pengalaman
pembeli atau customer berjalan sesuai dengan skenario terowongan
tersebut.
Dalam pemasaran di dunia digital marketing, prinsip
tersebut menjadi sedikit berbeda karena keberadaan media yang berbeda dengan
praktik pemasaran yang konvesional. Dalam digital marketing prinsip AIDA dapat
dirubah menjadi Traffic Sources yang bergantung pada website dan
SEO serta kehadiran digital, Top of the Funel (TOFU) yang bergantung
pada kebermanfaatan informasi, Middle of the Funnel (MOFU ) yang
berhubungan dengan keputusan calon customer terhadapat keputusan
beli-nya, Bottom of the Funnel (BOFU) yang berkaitan dengan pembelian
aktual, Re-engagement Path yang berhubungan dengan pemeliharan koneksi
dengan konsumen. Dalam hal tersebut, kedua pendekatan ini memiliki garis besar
yang sama yaitu menarik perhatian dan menciptakan penjualan.
Namun perlu dibedakan, ketika berbicara
mengenai digital marketing, tahapan funnel tersebut dibagi menjadi dua
tahapan yaitu marketing funnel dan sales funnel yang berada pada
dua kutub berseberangan. Marketing funnel berada pada bagian atas dari
terowongan untuk menarik kesadaran dan ketertarikan calon customer
sedangkan sales funnel hadir untuk menjadikan customer tersebut
menjadi pembeli aktual.
Marketing Funnel
Tahapan ini berhubungan dengan menciptakan awareness
atau kesadaran calon customer terhadap produk. Artinya tahapan ini
sepenuhnya berfungsi untuk menarik perhatian dan kesadaran calon customer
terhadap produk yang ditawarkan. Jadi pada tahapan ini yang harus diwujudkan
adalah:
1.
Awareness
Awareness adalah
kesadaran target consumer pada brand yang dimiliki. Dalam digital
marketing hal tersebut tentu berkaitan dengan penyediaan pengalaman customer
terhadap brand yang dimiliki. Hal ini adalah bagian terpenting, karena
kebanyakan customer modern memandang kehadiran brand di dunia
maya adalah syarat minimal dari pengalaman yang ditawarkan. Selain kehadairan,
konten, Search Engine Optimization, pemgalaman visual seperti image dan
copywriting menjadi elemen penting untuk mewujudkan pengalaman online
calon customer di dunia maya.
2.
Interest
Setelah calon customer memiliki
kesempatan untuk mengalami berbagai perjalanan dalam mengenal brand yang
kita miliki, jika brand memiliki hal-hal yang dibutuhkan oleh calon customer
maka tahapan selanjutnya adalah ketertarikan. Pada wilayah ini brand dalam
menawarkan pengalaman online-nya harus memiliki Unique Selling Point yang membuatnya lebih mearik dari brand lainnya. Sehingga customer
akan bersedia memberikan minatnya kepada brand tersebut. Dalam hal
ini, customer menjadi leads.
Sales Funel
Sales funnel adalah tahapan
selanjutnya dari kampanye digital marketing. Leads yang telah dimiliki
sudah menunjukan ketertarikan terhadap produk yang ditawarkan. Sehingga tugas
dari sales funnel menjadi sebagai berikut.
3.
Desire
Dalam mengembangkan ketertarikan customer,
seorang sales membutuhkan pengetahuan dan daya tarik untuk tetap mengembangkan
ketertarikan seorang customer. Kehadiran secara digital adalah syarat
minimal dari strategi digital marketing. Dalam mengembangkan uniqe selling
point (USP) sepenuhnya bertumpu pada kapabilitas yang diterapkan pada
langkah mengembangkan ketertarikan customer.
4.
Action
Pada bagian ini, dalam dunia marketing dikenal
sebagai tahapan closing adalah seorang customer benar-benar
membeli sebuah produk. Namun, dalam dunia digital marketing setelah action
atau closing didapatkan, berbagai
prosedur retargeting untuk memelihara keterhubungan bersama customer
menjadi sangat penting. Oleh karena itu, digital marketing mengembangkan CRM
(Customer Relationship Management) dikembangkan sedemikian rupa.
Nata Connexindo memahami segala tahapan
tersebut. Oleh karen itu, Nata Connexindo siap menjadi konsultan digital
marketing bisnis Anda. (ADR).