Nataconnexindo.com, Tangerang – Digital Marketing sudah menjadi aktivitas wajib yang perlu dilakukan oleh seluruh pelaku bisnis. Demi mendapatkan hasil maksimal terkait penerapan digital marketing, mereka tak segan untuk menggunakan berbagai platform media sosial bahkan menggunakan beberapa penyedia jasa endorsmen untuk menerapkan strategi marketing yang sesuai untuk pengembangan produk maupun brand mereka. Banyak pelaku usaha yang membutuhkan seseorang, atau agensi yang mampu memenuhi kebutuhan digital marketing.
Digital marketing sangat erat kaitannya dengan konten marketing, di mana titik pusatnya adalah membuat konten yang baik, Konten yang baik adalah konten yang disukai oleh audiens biasanya sangat relevan dengan keadaan audiens
Sebenarnya banyak formula yang bisa digunakan untuk membuat sebuah konten disukai banyak audiens dan menjadi viral. Salah satu formula yang bisa digunakan adalah formula STEPPS yang dikenalkan oleh Jonah Berger dalam bukunya yang berjudul “Contagious: Why Things Catch On”.
Konten Viral
Siapa sih yang tidak ingin kontennya viral? Apalagi semenjak hadir dan booming penggunaan platform TikTok, semua pengguna berlomba-lomba untuk memberikan konten yang mampu mendapatkan likes dan seen banyak dan tentu saja, masuk ke FYP.
Konten viral adalah sebuah konten (karya) yang disukai oleh para pengguna media sosial sehingga membuat pengguna yang melihatnya menjadi ikut merasakan dan sangat ingin membagikan kepada orang lain.
Jadi, secara umum konten viral yang baik adalah yang bermuatan positif serta pastinya bisa mengedukasi audiens dengan baik.
Formula STEPPS
Konten bisa viral, secara sederhana dapat terjadi apabila banyak yang membagikan konten tersebut secara besa-besaran, bersama-sama dan dalam jangka waktu yang singkat. Berikut penjelasan lebih tentang STEPPS.
- Social Currency
Social Currency adalah suatu tren yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, kita sebagai pembuat konten harus bisa temukan apa yang sedang menjadi tren di masyarakat, dan harus mengetahui lebih detail apa masalah atau sekadar apa yang dibicarakan oleh masyarakat terutama target audiens pengguna media sosial.
Sebenarnya, tren ini bisa juga seperti keresahan yang umum dan banyak dialami oleh suatu komunitas masyarakat dan diangkat dengan bentuk yang menarik. Pastinya, orang yang melihat dan merasa relevan dengan isi konten tersebut akan melalukan share konten ke teman terdekat atau kerabat.
Mengapa itu bisa terjadi? Alasan utama yang menjadi pertimbangan pastinya adalah karena konten yang dibuat sangat mewakili apa yang dirasakan target audiens. Kedua, ada rasa senang apabila seseorang atau sebuah komunitas masyarakat ikut serta terbentuknya sebuah konten.
- Trigger
Trigger di sini adalah suatu kata atau ilustrasi persuasif yang dapat mendukung pesan yang ingin disampaikan. Pastinya boleh dengan menggunakan judul yang click bait.
Akan tetapi, jangan sampai menggunakan trigger yang berkonotasi dengan kata-kata negatif karena orang sudah tidak respect apabila ada kalimat atau kata negative. Viralitas yang dibahas disini adalah terkait dengan brand. Jadi, jangan sampai viral karena trigger negatif yang malah memperburuk citra brand yang sudah dibangun.
- Emotion
Emosi menjadi salah satu faktor yang tak dapat diabaikan dari perilaku online masyarakat hari ini. Pada dasarnya, sebuah konten pada platform media sosial akan mendapatkan penilaian dari sisi emosional pengguna sebelum sisi rasionalnya hadir. Jadi, untuk memanfaatkan kecenderungan tersebut ada beberapa langka yang harus diambil.
Buatlah judul dan isi konten yang memberikan emosi positif baik berupa rasa simpati, motivasi ataupun edukasi. Jangan sampai emosi yang dirasakan itu kebencian. Jadi, hati-hati dalam memilih kata dan kalimat.
- Public
Konten yang dibuat dan diunggah merupakan representasi dari brand yang dibangun. Dengan konten nilai brand dapat dibentuk dari apa pandangan audiens kepada brand tersebut. Namun, kenyataannya setiap perusahaan atau instansi juga bisa membangun brand sesuai yang diinginkan.
Jadi, pastikan dapat dikonsumsi dengan baik oleh public serta memiliki kesan yang selalu positif.
- Practical Value
Biasanya berkaitan erat dengan edukasi. Edukasi ini bukan berarti pelajaran Kimia atau Biologi ya. Bisa jadi berupa hal baru yang membuat orang lain merasa bertambah ilmunya, aplikatif, serta ingin membagikan kepada orang sekitar supaya mendapatkan value dan manfaatnya.
Misalnya seperti konten tutorial, konten memasak, konten mengatasi keresahan, dan lainnya.
- Stories
Kunci sebuah marketing adalah storytelling yang baik sebuah brand yang memiliki jalan cerita yang baik dan tujuan jelas pasti akan cepat dikenal oleh publik daripada yang hanya asal-asalan.
Informasi lebih cepat diterima dan mudah dipahami apabila dituliskan atau diomongkan dengan rangkaian cerita kan. Apalagi cerita yang dibawakan sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari target market.
Salah satu contoh yang pernah viral adalah Billboard iklan layanan hari nasional yang dibuat oleh Bukalapak dengan salah mencantumkan tanggal hari nasional, sehingga banyak orang yang mengabadikan iklan layanan tersebut dan menyebarkannya di akun media sosial, padahal kesalahan tersebut sengaja dilakukan pihak Buka Lapak agar konten iklan tersebut viral sehingga sangat relevan dengan budaya masyarakat kita yang sering fokus pada suatu kesalahan.
Tahapan Mencapai Viral
Sebuah konten yang viral ada yang karena tidak disengaja dan ada juga yang sengaja dibuat (seperti Bukalapak). Pastinya, untuk mencapai pembuatan campaign seperti itu perlu latihan dan jam terbang yang banyak.
Bisa karena terbiasa, jadi yang paling utama adalah rutin dalam membuat konten. Masalah viral adalah bonus. Jika sudah sering membuat konten pastinya akan mudah dalam membuat konten-konten yang viral karena sudah tau pola-polanya. (ADR)