Nataconnexindo.com,
Tangerang - Sebagai salah satu platform media sosial dan marketing terbesar, Facebook selalu
memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada kebiasaan dan perilaku
konsumen terkini di seluruh dunia termasuk di kawasan Asia Tenggara. Seperti
dikutip dalam Kotler dan Keller (2009:199), “Perilaku konsumen adalah aktivitas
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pengevaluasian produk dan jasa
untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen adalah hal yang mendasari
keputusan seseorang untuk membeli sebuah produk atau jasa.”
Baca juga: 5
Cara Penting untuk Digital Marketing Properti Di Tengah Pandemi Corona
Pertumbuhan pengguna internet
yang besar di Asia Tenggara ternyata mempengaruhi perubahan perilaku konsumen
terutama dalam proses pengambilan keputusan pembelian sebuah produk dan jasa.
Facebook merilis pertumbuhan pengguna internet yang tumbuh hingga seratus
persen setiap tahunnya. Pada tahun 2015 Facebook mencatat bahwa pengguna
internet (digital consumer) tumbuh dari 90 juta pengguna atau 22%
menjadi 250 juta pengguna atau 58% pada tahun 2018. Angka ini nyaris tumbuh
tiga kali lipat selama tiga tahun. Pertumbuhan yang signifikan menjadikan pasar
digital (digital market) sebagai pasar potensial yang harus dimanfaatkan
oleh pengusaha. Apa saja perubahan-perubahan yang terjadi? Simak bersama.
Belanja
Online Tumbuh Tiga Kali Lipat Dari Pertumbuhan Pengguna Internet
Facebook mencatat fenomena belanja
online (online spending) yang melebihi pertumbuhan pengguna internet (digital
consumer). Pengguna internet (digital consumer) diprediksi akan
tumbuh sebesar 1,2 kali dari tahun 2018 hingga tahun 2025, sementara jumlah
belanja online (online spending) dapat tumbuh hingga 3,2 kali dengan
periode tahun yang sama. Hal ini menunjukan perubahan perilaku belanja konsumen
yang mulai beralih dari belanja konvensional ke belanja online. Selain
itu, peningkatan daya beli akibat pertumbuhan ekonomi akan mendukung disrupsi
perilaku konsumen dari belanja konvensional ke belanja digital. Untuk
diketahui, ekonomi kawasan Asia Tenggara adalah kekuatan ekonomi terbesar
kelima di Dunia dengan Gross Domestic Product (GDP) 3 Triliun Dollar Amerika.
Hal ini menandakan bahwa digital era telah benar-benar dimulai dan akan memaksa
pelaku usaha untuk merubah strategi marketing mereka.
Online
Discovery Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Secara Signifikan
Facebook juga merilis perubahan
proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Facebook menyatakan bahwa
70% Pebelanja yang belum mengetahui apa keinginannya dan dimana mendapatkannya
akan melakukan penjelajahan di internet. Mayoritas pebelanja telah menggunakan
internet untuk membantu membuat keputusan pembelian, artinya internet merupakan
faktor signifikan mayoritas konsumen untuk menentukan keputusan pembelian.
Perilaku ini membuat Facebook menjuluki generasi ini sebagai Discovery
Generation. Hal ini menandakan bahwa perilaku konsumen seperti loyalitas
akan digantikan oleh perilaku baru yaitu perlikau discovery. Dari hasil
survei yang dirilis oleh Facebook di negara-negara di Asia Tenggara ditemukan
bahwa rata-rata 65% hingga 75% konsumen akan membeli produk dari berbagai brand
atau mereka terbuka dengan brand-brand lain. Kemudian 86% konsumen Asia
Tenggara membandingkan produk secara online tanpa mengunjungi atau hadir di
toko secara fisik. Selanjutnya, 54% konsumen menemukan dan belajar produk baru
secara online melalui media sosial. Data-data tersebut menunjukan perubahan
perilaku yang signifikan dari masyarakat konsumen di Asia Tenggara.
Industri
memerlukan kombinasi strategi offline dan online yang benar-benar baru
Perubahan-perubahan perilaku
konsumen sebagaimana diatas menjadikan proses penjualan berubah. Strategi
konvensional seperti promosi melalui TV, Biillboard, Brosur, Katalog dan
sebagainya menjadi kurang maksimal tanpa didampingi oleh promosi secara digital.
Data yang dirilis oleh Facebook menunjukan bahwa rata-rata konsumen Asia
Tenggara berbelanja dari 3 Website. Kemudian 43% hingga 61% konsumen menyatakan
mereka akan memutuskan membeli produk ketika mereka ingin sehingga strategi
seperti diskon, promo, dan lain sebagainya kehilangan efektifitasnya untuk
menarik minat konsumen discovery generation. Oleh karena itu, pengusaha
harus beradaptasi terhadap berbagai perubahan dan mengambil kesempatan untuk
masuk ke digital marketing. (ADR)