Nataconnexindo.com, Tangerang – Pandemi yang sudah genap setahun melanda tanah air kini masih menyisakan berbagai permasalahan terutama pada bidang ekonomi. Sektor properti yang menjadi salah satu sektor industri yang berkaitan dengan lebih dari 170 industri lain turut merasakan dampak negatif pandemi. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia bersama berbagai lembaga terkait tengah intensif memberikan berbagai stimulus untuk meningkatkan penjualan properti di tahun 2021.
Setelah beberapa waktu lalu Vaksin Covid-19 resmi didistribusikan, seluruh sektor ekonomi telah bersiap untuk kembali beroperasi dengan normal. Hal ini ditandai dengan banjirnya insentif pada sektor-sektor ekonomi termasuk sektor properti. Dengan disuntikannya berbagai program insentif, diharapkan daya beli masyarakat terhadap produk-produk properti meningkat.
Hal ini tercermin dari pernyatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono kembali menegaskan mengenai sektor properti yang akan selalu menjadi leading sektor untuk meningkatkan perekonomian terlebih yang banyak terkendala karena pandemi Covid-19. Karena itu pemerintah banyak memberikan insentif untuk sektor padat modal ini.
Tercatat hingga Maret 2021, beberapa insentif yang telah dikeluarkan yaitu pembebasan PPN untuk produk properti seharga maksimal Rp. 2 miliar. Selain itu Bank Indonesia (BI) juga telah merelaksasi aturan loan to value (LTV) yang membuat masyarakat dimungkinkan mendapatkan pembiayaan 100 persen atau membeli dengan DP nol persen.
Sementara itu, untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) program-program perumahan yang dikeluarkan pemerintah akan menyentuh langsung kalangan ini dengan berbagai program subsidi perumahan. Hal ini diharapkan bisa mendekatkan akses masyarakat dengan pembiayaan perumahan dengan lebih mudah.
Dengan derasnya insentif dan dukungan pemerintah pada sektor Properti, Pengembang Properti harus juga memulai langkah inisiatif dalam meningkatkan demand dan penjualan properti kepada masyarakat. Salah satu strategi yang bisa diterapkan Pengembang Properti dalam mempromosikan Propertinya adalah melalui strategi Digital Marketing.
Bonus Demografi Millennial Jadi Kunci Penjualan Properti
Target pasar Pengembang Properti untuk meningkatkan penjualan tentu adalah mereka yang berada pada usia produktif. Indonesia merupakan salah satu negara yang dianugerahi bonus demografi yang sangat potensial. Indonesia dianugerahi bonus demografi di mana jumlah penduduk produktif jauh melampui jumlah penduduk non-produktif. Usia produktif masyarakat yang ideal berada pada kisaran usia 21 tahun hingga 45 tahun atau lebih dikenal sebagai generasi Millennial. Modal besar ini telah dimiliki Indonesia karena genersai Millennial menjadi Angkatan ekonomi produktif terbesar saat ini. Hal ini memberikan industri properti pasar yang besar untuk meningkatkan penjualan properti.
Pada tanggal 21 Januari 2021 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis hasil survei penduduk 2020. Diketahui bahwa jumlah penduduk Indonesia per-September 2020 sebanyak 270,20 juta jiwa atau bertambah 32,56 juta jiwa dari survei penduduk 2010. Sebagaimana terungkap melalui hasil survei, penduduk Indonesia didominasi usia produktif (15-64 tahun) dengan jumlah mencapai 191,08 juta jiwa (70,72%). Jumlah itu jauh melampaui jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) sebanyak 63,03 juta jiwa (23,33%), dan penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas) sebanyak 16,07 juta jiwa (5,95%).
Perilaku Digital Millennial
Laporan yang dirilis oleh lembaga yang terkait dengan berbagai isu digital, Hoostuite, pada tahun 2021 ini, Pengguna internet di Indonesia pada ini mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020 lalu. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.
Dari penetrasi Internet yang sangat besar tersebut, pelaku konsumsi utama media digital adalah generasi Millennial. Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya.
Awal tahun 2016 lalu Ericsson merilis laporan bertajuk; 10 Tren Consumer Lab untuk memprediksi beragam keinginan konsumen. Laporan Ericsson menggunakan metode wawancara kepada 4.000 responden yang tersebar di 24 negara dunia. Dari 10 tren tersebut beberapa di antaranya, adalah adanya perhatian khusus terhadap perilaku generasi millennial.
Dalam laporan tersebut Ericsson mencatat, produk teknologi akan mengikuti gaya hidup masyarakat millennial. Sebab, pergeseran perilaku turut berubah beriringan dengan teknologi. "Produk teknologi baru akan muncul sebagai akomodasi perubahan teknologi," ujar Presiden Director Ericsson Indonesia Thomas Jul. Sepanjang tahun ini, beberapa prediksi yang disampaikan Ericsson berhasil terbukti. Salah satunya, perilaku Streaming Native yang kini kian populer.
Jumlah remaja yang mengonsumsi layanan streaming video kian tak terbendung. Ericsson mencatat, hingga 2011 silam hanya ada sekitar tujuh persen remaja berusia 16 - 19 tahun yang menonton video melalui Youtube. Rata-rata mereka menghabiskan waktu di depan layar perangkat mobile sekitar tiga jam sehari. Angka tersebut melambung empat tahun kemudian menjadi 20 persen.
Waktu yang dialokasikan untuk menonton streaming juga meningkat tiga kali lipat. Fakta tersebut membuktikan, perilaku generasi millennial sudah tak bisa dilepaskan dari menonton video secara daring. Teknologi juga membuat para generasi internet tersebut mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan informasi. Saat ini, media sosial telah menjadi platform pelaporan dan sumber berita utama bagi masyarakat.
Tren tersebut sudah terbukti disepanjang 2016 melalui beberapa peristiwa penting, seperti aksi teror bom. Masyarakat benar-benar mengandalkan media sosial untuk mendapatkan informasi terkini dari sebuah peristiwa.
The Nielsen Global Survey of E-commerce juga melakukan penelitian terhadap pergeseran perilaku belanja para generasi internet. Penelitian dilakukan berdasar penetrasi internet di beberapa negara. Nielsen melakukan riset terhadap 30 ribu responden yang memiliki akses internet memadai. Responden tersebut berasal dari 60 negara di Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin dan Utara, serta Timur Tengah.
Studi tersebut menggambarkan perilaku generasi akrab internet ini memilih jalur daring untuk meneliti dan membeli beragam produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nielsen mencatat, pertumbuhan penetrasi perangkat mobile di kota-kota besar Indonesia mencapai 88 persen.
Kepemilikan perangkat mobile menjadi salah satu faktor paling signifikan terhadap perilaku belanja daring. Berdasarkan riset Nielsen tersebut, Indonesia memiliki peringkat teratas secara global dalam hal penggunaan ponsel pintar untuk belanja daring. Sebanyak 61 persen konsumen memilih berbelanja menggunakan ponsel pintar, dan 38 persen lainnya memilih tablet atau perangkat mobile lain. Sementara, 58 persen konsumen lebih memilih menggunakan komputer.
Nata Connexindo Solusi Pemasaran Properti Secara Digital
Dekatnya generasi Millennial dengan teknologi digital mengharuskan Pengembang Properti untuk menggunakan media digital sebagai salah satu platform marketing. Untuk itu, Pengembang Properti harus mampu memanfaatkan media digital dan menghadirkan berbagai informasi mengenai produk properti untuk mendorong keputusan pembelian generasi Millennial terhadap produk properti.
Kemudian bagaimana mengemas informasi di dunia digital seperti media sosial dan mesin pencari yang mampu mendorong keputusan pembelian generasi Millennial ini? Terutama saat sedang banjirnya insentif pemerintah pada sektor properti untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Jawabannya adalah dengan menggandeng professional untuk mengemas konten promosi secara digital. Nata Connexindo adalah Digital Marketing Cosultant and Partner yang berfokus pada Digital Marketing untuk properti. Telah memiliki pengalaman berpartner dengan 100 lebih Pengembang Properti baik BUMN, BUMD, dan Swasta, Nata Connexindo merupakan solusi Digital Marketing bagi industri properti. Kemas promosi dan konten digital untuk mendorong penjualan properti bersama Nata Connexindo. (ADR).