Nataconnexindo.com, Tangerang – Properti termasuk kedalam kebutuhan primer yang wajib terpenuhi untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera. Sehingga, properti akan senantiasa dibutuhkan di sepanjang zaman. Namun, seiring berjalannya waktu perubahan juga terjadi termasuk konsumen properti yang akan digantikan oleh generasi selanjutnya.
Generasi selanjutnya yang dimaksud adalah generasi Millennial. Generasi ini menjadi angkatan kerja terbesar di Indonesia. Menurut CIA World Factbook, Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki penduduk dengan usia produktif terbesar. Median usia Indonesia adalah 30,5 tahun yang artinya rata-rata penduduk Indonesia berusia pada sekitar umur 30 tahunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,2 juta jiwa pada September 2020. Jumlah penduduk Indonesia juga bertambah sebanyak 32,56 juta dalam 10 tahun terakhir. Secara rata-rata, jumlah penduduk tersebut bertambah 3,26 juta atau 1,25 poin persentase setiap tahun.
Dalam data tersebut tercatat 136,66 juta orang atau 50,58% untuk penduduk laki-laki, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 133,54 juta orang atau 49,42%. Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Indonesia adalah 102. Artinya, terdapat 102 laki-laki untuk setiap 100 perempuan di Indonesia pada 2020.
Berdasarkan usia, hasil sensus menunjukkan mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi Z atau lahir pada 1997–2012 dan generasi milenial atau kelahiran 1981–1996. Proporsi generasi Z tercatat 27,94% dari total populasi, sedangkan generasi milenial 25,87%.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa persentase penduduk usia produktif atau usia 15–64 tahun mencapai 70,72% dari total populasi. Sementara persentase penduduk usia nonproduktif 0–14 tahun dan 65 tahun ke atas hanya 29,28%. Besarnya porsi penduduk usia produktif juga menunjukkan Indonesia masih berada pada era bonus demografi.
Dengan besarnya jumlah usia produktif tersebut, kebutuhan akan barang-barang primer juga meningkat. Salah satunya kebutuhan akan perumahan. Hal ini dapat terlihat dari tren usia pembeli properti di Indonesia. Manajer Departemen Makro Prudensial Bank Indonesia (BI), Bayu Adigunawan bahwa tren pembelian rumah tapak mulai bergeser dari segi usia pembeli. Pangsa pasar dengan rentang usia 36-45 tahun cenderung menurun, sementara pangsa pasar dengan rentang usia Millennial atau rentang usia 25 hingga 35 tahun meningkat cukup signifikan.
Hal tersebut terlihat dari median usia pengajuan rata-rata KPR yang berada pada usia 33,5 tahun. Sehingga, Millennial mulai memasuki tahap early majority. Dengan berbagai fakta tersebut dapat diprediksi dengan akurat bahwa Millennial akan menguasai pasar properti pada tahun-tahun yang akan datang.
Lalu bagaimana Pengembang Properti menyikapi tren baru ini? Banyak hal yang harus diperhatikan oleh Pengembang Properti untuk menyambut kedatangan konsumen properti baru ini.
Kembangkan Perumahan yang Disukai Millennial
Seperti generas-generasi sebelumnya, rumah merupakan aset yang kurang lebih dipengaruhi oleh selera dan minat penggunanya. Tidak hanya soal selera dan minat, bahkan rumah juga akan sangat bergantung pada kemampuan finansial pemebelinya. Menurut Perancang Keuangan Eko Endarto, generasi yang lahir antara 1980-an hingga 2000-an ini memiliki selera tersendiri mengenai rumah pilihannya. Secara umum, kata dia, generasi milenial sangat menyukai tipe rumah yang sederhana tapi memiliki aksen mewah. Bahkan tipe rumah tapak yang banyak dibeli usia milenial adalah tipe 22 meter persegi (m²) hingga 70 meter persegi (m²). Dengan pertimbangan bahwa rumah di ukuran tersebut masih cukup terjangkau oleh generasi Millennial.
Dari segi karakteristik, generasi milenial memiliki karakteristik menyukai hal-hal yang efisien dan kemudahan dalam kesehariannya. Karena itu bagi kaum milenial, desain rumah yang efisien menjadi favorit. Namun selain mengedepankan desain, perlu diingat bahwa lonjakan harga properti saat ini tidak linier dengan pertumbuhan penghasilan generasi Millennial. Sehingga selain desain, Pengembang Properti juga dituntut untuk mampu menciptakan produk properti yang ramah terhadap kondisi finansial generasi ini.
Pemasaran Properti Pada Media Digital
Millennial adalah generasi yang tumbuh bersama teknologi digital. Oleh karena itu, generasi Millennial sangat akrab dengan penggunaan teknologi digital dalam kehidupannya sehari-hari. Menurut survei yang dilakukan oleh IDN dalam laporan bertajuk Indonesia Millennial Report 2019 diketahui berbagai karakteristik generasi Millennial. Dalam laporan tersebut diketahui bahwa 87 persen Millennial akan mencari informasi barang atau layanan di internet terlebih dahulu sebelum berani melakukan transaksi.
Selain itu dari segi lama penggunaan media digital, hasil studi yang dilakukan oleh IDN Research Institutes yang bekerjasama dengan Alvara Reserch Center memperlihatkan bahwa 45 persen junior milenial, yakni yang berusia 20-27 tahun mengakses internet, baik melalui desktop maupun ponsel selama 4-6 jam sehari. Sedangkan senior milenial berusia 28-35 tahun sebanyak 49 persen menghabiskan waktu hingga 3-5 jam dalam sehari.
Dari data yang sama terlihat juga ada sebanyak 13,4 persen senior milenial dan 6,5 persen junior milenial mengakses internet selama 7-10 jam sehari. Bahkan junior milenial menghabiskan waktu lebih dari 11 jam untuk menggunakan internet mencapai 9,6 persen. Sedangkan senior milenial hanya 5,2 persen. Hasil survei ini menunjukkan, mayoritas milenial Indonesia sudah mengalami kecanduan dan ketergantungan terhadap internet. Sebanyak 79 persen milenial diketahui membuka ponsel 1 menit setelah bangun tidur.
Dengan fakta tersebut maka sudah menjadi kewajiban Pengembang Properti untuk memasukan media digital ke dalam agenda pemasarannya. Kehadiran informasi properti di Internet akan menjangkau sebagian besar, jika tidak semua, generasi Millennial ini. Sehingga, Digital Marketing bukan lagi hanya sekedar pelengkap strategi marketing tetapi juga menjadi kewajiban strategi marketing Pengembang Properti untuk menjangkau generasi Millennial.
Digital Marketing bersama Nata Connexindo
Nata Connexindo Digital adalah anak perusahaan dari Nata Connexindo Pte Ltd dengan kantor pusat di Singapura. Di antara banyak lainnya, Nata Connexindo telah menjadi pelopor mitra digital dan Konsultan Nomor 1 yang berfokus pada layanan Digital Marketing khusus untuk industri properti. Hal ini dibuktikan dengan portofolio Nata Connexindo Digital yang telah bekerjasama dengan lebih dari 100 Pengembang Properti terkemuka di Indonesia baik dari BUMN, BUMD, maupun Swasta.
Nata Connexindo adalah perusahaan yang berkembang pesat yang menyediakan jasa Konsultan Pemasaran Digital dan full service broker, yang mengelola iklan digital dan kampanye kreatif untuk mendukung pertumbuhan bisnis Properti Anda di dunia digital. Sebagai solusi layanan pemasaran digital, Nata Connexindo sangat bersemangat untuk berkolaborasi dan bekerja sama dengan Pengembang Properti untuk memberdayakan potensinya melalui media digital. (ADR)