Nataconnexindo.com, Tangerang – Memasuki tahun 2021 ini, Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah getol memberikan stimulus untuk mendorong permintaan properti. Berbagai stimulus seperti penghapusan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), penurunan suku bunga pinjaman, dan kebijakan DP 0 persen untuk pembelian properti telah dikucurkan.
Kebijakan-kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mendorong daya beli masyarakat yang telah terdampak oleh Pandemi COVID-19 pada tahun 2020 yang lalu. Vaksin yang sedang didistribusikan memberikan efek positif pada peningkatan sikap optimis pelaku industri termasuk industri properti. Namun, kesempatan yang baik ini tidak boleh dilewatkan begitu saja oleh pengembang properti.
Pengembang harus mulai gencar melakukan berbagai promosi dan pengenalan produk properti kepada masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat yang memang telah berencana untuk membeli properti dapat ditangkap oleh Pengembang dan menjadi konsumen produk properti mereka.
Lalu pertanyaannya, bagaimana strategi pengembang dalam memanfaatkan momen di tengah banjir stimulus pada sektor properti ini? Dalam artikel ini, Nata Connexindo akan memberikan beberapa tips jitu meningkatkan promosi di tengah banjir stimulus. Simak selengkapnya di sini.
Hard Selling Pada Promosi Program Stimulus dan Insentif
Pengembang properti harus mampu mengadopsi berbagai kebijakan tersebut menjadi sebuah kampanye promosi dan marketing produk properti mereka. Stimulus dan instentif seperti penghapusan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), DP Rumah 0%, dan penurunan suku bunga KPR harus mampu dikomunikasikan secara efektif kepada calon konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kampanye digital secara hard selling. Pendekatan hard selling adalah pendekatan yang mengkomunikasikan pesan promosi secara to the point kepada konsumen. Pengembang dapat langsung menunjukkan harga atau promo yang sedang diadakan oleh brand. Melalui pendekatan hard selling, audiens tidak perlu memikirkan nilai-nilai sebuah produk, karena itu prosesnya juga akan lebih singkat. Pendekatan hard selling ini tidak selalu tentang harga, tapi juga mempersingkat proses atau user consideration-nya.
Soft Selling pada Unique Selling Point
Pengembang juga dituntut untuk mempromosikan nilai-nilai yang ada pada produk properti melalui sebuah kampanye yang tidak terlalu agresif. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan soft selling. Pendekatan soft selling mengkomunikasikan pesan promosi dengan memberikan nilai-nilai yang akan didapat dari brand. Terkadang pendekatan ini digunakan untuk menyampaikan pesan tersirat dengan cerita-cerita inspiratif yang menyentuh hati. Dalam mengomunikasikan pesan promosi, pendekatan ini tidak langsung mengajak audiens untuk langsung membeli. Target sasaran diajak untuk memikirkan kembali nilai-nilai yang akan didapatkan dari produknya. Namun produk juga harus mampu tampil berbeda dari produk lainnya agar dapat dengan mudah menangkap perhatian konsumen. Oleh karena pesan-pesan soft selling harus memuat nilai unik dari produk properti yang berbeda dengan produk sejenis lainnya (unique selling point).
Jadilah Lebih Responsif
Pemberlakuan berbagai stimulus dan insentif pada sektor properti ini akan mendorong daya beli masyarakat pada produk properti. Oleh karena itu, peningkatan daya beli tersebut akan otomatis menumbuhkan minat beli masyarakat pada produk properti. Tumbuhnya minat masyarakat ini harus disambut oleh Pengembang Properti dengan menjadi lebih responsif pada berbagai pertanyaan yang diajukan calon konsumen. Oleh karena itu, manajemen leads pengembang harus dimaksimalkan ke arah mudahnya konsumen menghubungi pengembang properti. Sehingga, leads yang didapat harus langsung diproses dan dirawat oleh pengembang properti. Melalui aplikasi Leads Connection Apps proses manajemen leads mulai dari saat leads tertarik pada produk, menghubungi pengembang, hingga pada proses follow up dapat dilaksanakan secara otomatis dalam waktu yang sangat singkat. Dengan demikian pengembang properti menjadi lebih responsif.
Gunakan Konten Image dan Video
Lalu bagaimana pesan disampaikan adalah pertanyaan paling penting yang harus dijawab dalam kegiatan promosi dan marketing. Oleh karena itu, pengembang dapat meningkatkan kampanye secara digital melalui konten-konten image dan video. Mengapa channel digital? Channel digital merupakan saluran komunikasi dan interaksi dengan audiens yang tumbuh secara masif. Saat ini saja ada 207,9 juta orang telah menggunakan Internet. Dengan jumlah audiens yang besar seperti itu, pesan promosi dapat disampaikan secara lebih luas, efektif, dan efisien. Salah satu jenis konten yang paling banyak dinikmati pengguna Internet adalah konten gambar dan video. Lihat saja pertumbuhan pengguna YouTube dan Instagram yang besar, menunjukan kedua konten tersebut sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia. (ADR).