Nataconnexindo.com, Tangerang – Pandemi COVID-19 yang mulai melanda tanah air sejak 2020 lalu rupanya tak menyurutkan minat masyarakat untuk membeli rumah. Buktinya, menurut data yang dirilis BTN pada kuartal ketiga dan keempat tahun 2020 lalu terdapat sebanyak 122 ribu unit rumah terjual. Jumlah tersebut terbilang sangat besar, mengingat kondisi ekonomi yang merosot sangat tajam pada tahun 2020.
Hal ini mengindikasikan bahwa minat dan potensi beli masyarakat terhadap produk properti khususnya perumahan tidak lantas surut di tengah Pandemi. Apalagi dengan dikucurkannya insentif PPN dan bebas DP 0 persen oleh Pemerintah dan Bank Indonesia pada awal Quartal I tahun ini, diprediksi akan mendorong pertumbuhan sektor properti lebih baik lagi.
Stimulus pembebasan PPN properti ini bahkan mendorong penjualan properti hingga 300 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan penjualan properti pada Quartal I tahun 2021 menjadi indikasi positif yang diharapkan dapat menjadi momentum tumbuhnya industri sektor properti.
Penjualan Didominasi Sektor Menengah
Data BTN yang dirilis menunjukan kenaikan penjualan rumah sektor menengah yaitu rumah dengan range harga antara 300 juta hingga 1 Milyar Rupiah. Direktur Consumer & Commercial Lending Bank BTN l, Hirwandi Gafar mengatakan pada masa pandemi terjadi untuk rumah- rumah kelas menengah dengan harga Rp 300 juta - Rp 1 miliar masih mendominasi penjualan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Real estat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida. Menurutnya penjualan rumah pada segmen menengah ke bawah yang mendominasi pasar properti di tengah pandemi ini yang menjadi faktor meningkatnya penjualan properti di kuartal III sebesar 1,52 persen (menurut survei Bank Indonesia).
Faktor pendorong kenaikan penjualan perumahan ini tak lepas dari dukungan Pemerintah dan Bank Indonesia. Seperti diketahui, Pemerintah terus berupaya memberikan stimulus positif untuk mendorong daya beli masyarakat terdampak Covid-19. Mulai dari memberikan insentif berupa pembebasan PPN, hingga relaksasi Loan to Value (LTV) hingga 100 persen membuat Bank dan Lembaga Keuangan dapat memberikan keringanan DP 0 Persen bagi Masyarakat yang terdampak COVID-19.
Inovasi Digital Makreting Pengembang Properti
Selain karena minat masyarakat yang masih tinggi terhadap produk properti perumahan segmen menengah, inovasi yang dilakukan pengembang properti juga memberikan dampak yang postif.
Pandemi COVID-19 yang membatasi ruang gerak masyarakat menjadi penghalang bagi aktivitas promosi pengembang properti. Apalagi di masa Pandemi ini, banyak proyek properti yang berhasil dirampungkan pengembang terutama di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang (Jabodetabek).
Banyaknya proyek properti yang berhasil dirampungkan pengembang membuat stok properti kian menumpuk, sementara kegiatan promosi terhambat. Untuk mengatasi masalah tersebut, pengembang properti terus berinovasi. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan pemasaran secara digital atau lebih dikenal sebagai Digital Marketing.
Berbeda dengan metode pemasaran konvensional, Digital Marketing memanfaatkan teknologi komunikasi Internet. Dengan memanfaatkan teknologi komunikasi melalui media Internet ini, pengembang properti dan konsumen properti tidak perlu bertemu langsung untuk sharing dan berbagai informasi mengenai produk properti.
Berbagai platform Digital Marketing ditempuh untuk mediasi komunikasi antara pengembang properti dan konsumen properti. Mulai dari media sosial, website, email, virtual reality (VR), aplikasi chatting, dan lain sebagainya. Hasilnya adalah kegiatan komunikasi dan promosi tetap berjalan dengan baik.
Inovasi ini menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga performa penjualan pengembang properti, khususnya mereka yang telah memiliki produk ready stock. (ADR)