Nataconnexindo.com, Tangerang – Properti seperti rumah merupakan salah satu barang kebutuhan utama yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Namun, tidak semua orang mampu membeli properti. Oleh karena itu, target pemasaran properti umumnya sangat spesifik.
Konsumen properti biasanya dibedakan kedalam beberapa jenis konsumen yaitu, first time buyers, upgraders, dan investor. Untuk tipe konsumen first time buyer sudah pasti berisi kalangan konsumen yang baru pertama kali membeli rumah. Untuk tipe konsumen upgraders merupakan tipe yang berasal dari kalangan yang merenovasi atau membeli rumah kedua dengan alasan tertentu. Sementara, kategori ketiga yakni investor merupakan kalangan yang ingin mengambil keuntungan dari investasi properti.
Ketiga jenis tipe konsumen tersebut memiliki satu kesamaan umum yakni daya beli yang cukup tinggi untuk mendapatkan produk-produk properti. Hal ini tentu berkaitan secara langsung pada penggolongan berdasarkan ekonomi, yaitu mereka yang merupakan kelompok masyarakat produktif atau telah bekerja, berwirausaha, atau berkarir pada bidang tertentu.
Kelompok masyarakat produktif tersebut jika dikaitkan pada rentang usia tertentu dapat ditarik sebuah kriteria usia tertentu yaitu mereka yang berusia 22 tahun hingga 45 tahun. Rentang usia ini lebih dikenal sebagai generasi Millennial. Riset yang dilakukan oleh lembaga Alvara Research Center mengatakan generasi milenial menyimpan potensi besar untuk bisnis. Pada 2020, generasi milenial akan mendominasi populasi di Indonesia dengan porsi sekitar 34 persen, diikuti 20 persen generasi X, dan 13 persen generasi baby boomers (kelahiran 1946 hingga 1964).
Sebagai Pengembang Properti, mengetahui karakteristik pembeli mereka sangatlah penting. Oleh karena itu, Nata Connexindo akan membagikan tips penjualan properti paling jitu untuk target audiens Millennial. Simak selengkapnya di sini.
Karakteristik Perilaku Millennial
Mengetahui karakteristik perilaku pembeli properti sama pentingnya dengan menetapkan strategi marketing dan penjualan. Oleh karena itu setidaknya ada tiga karakteristik yang harus diketahui oleh pengembang properti. Perilaku pertama, generasi milenial di Indonesia sangat kecanduan internet. Dalam sehari, rata-rata generasi milenial bisa menggunakan internet dengan durasi lebih dari tujuh jam dengan rentang usia tertentu. Kedua, loyalitas generasi milenial tergolong rendah. Saat ada produk yang lebih bagus, generasi milenial dengan mudah akan berpaling.
Ketiga, mayoritas milenial lebih memilih melakukan transaksi non-tunai dengan porsi 59 persen. Pilihan inilah yang membuat milenial memiliki dompet 'tipis', namun bukan berarti mereka tidak memiliki uang. Perilaku keempat yakni generasi milenial bisa bekerja dengan lebih cepat dan cerdas lantaran didukung oleh keberadaan teknologi. Perkembangan teknologi juga mendorong milenial memiliki kemampuan multitasking. Perilaku ini membuat milenial terbiasa melakukan dua hingga tiga pekerjaan sekaligus.
Media Online Adalah Media Promosi Paling Efektif untuk Millennial
Millennial merupakan salah satu generasi yang paling sering dan gemar bermedia online. Begitu juga dengan kegiatan konsumsi mereka. Generasi Millennial lebih sering melakukan browsing produk-produk melalui media online. Dalam sebuah survei, sebanyak 40% dari milenial pria mengaku kalau mereka lebih memilih membeli sesuatu secara online kalau hal itu memungkinkan. Menariknya, ketika Millennial melakukan browsing mereka belum mengetahui mengenai produk apa yang sebenarnya mereka cari. Oleh karena itu, melakukan promosi yang bersifat informatif dirasakan akan lebih efektif bagi kegiatan promosi produk properti.
Dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Millennial ini adalah sekelompok orang yang merasa nyaman dengan yang namanya belanja secara online. Itu hasil survei dari para milenial, lalu bagaimana pebisnis meresponnya? Oleh karena itu perlu diketahui terlebih dahulu bahwa hanya 50.5% dari produk yang mereka cari berasal online! Beberapa jenis produk yang mereka cari diantaranya seperti pakaian, barang-barang elektronik, kosmetik, furniture rumah, sepatu dan properti.
Ciptakan Pengalaman yang Baik
Pengalaman belanja dan berinteraksi dengan sebuah produk menjadi salah satu kunci pendorong keputusan pembelian oleh Millennial. Jika sebuah bisnis ingin meningkatkan sales dan pemasukan maka bisnis perlu menciptakan pengalaman belanja yang baik. Yang perlu diketahui adalah para pembeli milenial biasanya berbelanja melalui banyak perangkat. Menurut research, 30% dari milenial menggunakan 4 atau lebih perangkat dalam sehari.
Untuk bisnis properti, Pengembang juga harus memiliki pemahaman yang sangat baik mengenai perjalanan pembelian seorang konsumen. Memilih properti seperti rumah idaman memang bukan perkara mudah. Banyak hal yang menjadi pertimbangan calon pembeli, mulai dari lokasi, harga hingga keadaan lingkungan sekitarnya. Menurut survei yang dilakukan oleh lembaga IPSOS, calon pembeli harus berkutat selama sembilan bulan sampai pada akhirnya menjatuhkan pilihan kepada properti tertentu. Oleh karena itu, selama interaksi diperlukan diperlukan tim marketing dan sales yang responsif, membantu, dan memberikan pengalaman berkenalan dengan produk yang baik. Hal ini bisa dilakukan jika tim marketing memiliki sumberdaya dan majemen yang baik dalam pengolahan informasi leads. Oleh karena itu, Leads Connection Apps dapat menjadi solusi dalam pengelolaan leads yang didapatkan dalam sebuah kampanye marketing.
Pemasaran Melalui Social Sharing
Jika Pengembang ingin meningkatkan sales dan pemasukan bisnis, bisnis harus membuat para milenial mau untuk membeli. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang sangat mengandalkan persuasive content sebuah kampanye marketing, Millennial memiliki kriteria lain untuk menentukan keputusan pembelian. Saat ini para milenial sangat dipengaruhi oleh social recommendation. Sebelum mereka memutuskan untuk membeli suatu produk atau menggunakan sebuah jasa, 66% dari mereka akan meminta masukan dari orang-orang terdekatnya.
Tapi ada acara lain yang bisa digunakan untuk membuat mereka membeli, yaitu dengan kegiatan social sharing. Pengembang bisa meminta orang-orang terkenal yang sudah diketahui banyak orang untuk meng-endorse produk Anda. Atau menggunakan influencer dalam mempromosikan sebuah produk properti. Selain itu, Pengembang bisa menampilkan hasil review yang positif mengenai produk properti di website. Ketika para milenial ini ragu, mereka bisa melihat review pengguna lain sehingga mereka menjadi lebih yakin untuk mencoba. Para milenial akan menggunakan social media untuk sharing tentang pengalaman mereka saat menggunakan sebuah produk.
Menurut Yahoo! Sebanyak 59% dari milenial akan menggunakan media sosial untuk berbagi pengalaman positif ataupun sebaliknya. 41% dari mereka menggunakan social media untuk merekomendasikan produk. Artinya apa? Semakin puas mereka dengan produk Anda, semakin besar peluang Anda untuk direkomendasikan ke orang lain oleh mereka! (ADR).