Nataconnexindo.com, Tangerang – Pesatnya perkembangan teknologi digital dalam setiap segi kehidupan masyarakat bukan tanpa resiko yang berbahaya. Salah satunya adalah resiko yang terbuka ketika Anda melakukan transaksi secara online. Resiko tersebut adalah bocornya data pribadi yang dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Penggunaan teknologi digital yang tumbuh sangat pesat terutama di kawasan Asia Tenggara menyebabkan kawasan ini memiliki basis ekonomi digital yang sangat besar. Saat ini, kawasan Asia Tenggara dinilai sebagai kawasan dengan pertumbuhan ekonomi digital tercepat di dunia. Pada tahun 2020 yang lalu saja jumlah transaksi digital di kawasan ini menembus angka 10 miliar Dollar Amerika Serikat.
Dengan semakin berkembangnya aktivitas ekonomi yang dilakukan secara digital menyebabkan rentannya data-data pribadi bocor kepada pihak lain. Sebagai contoh, baru-baru ini, salah satu e-commerce terbesar di Indonesia, Tokopedia menjadi perbincangan hangat karena isu peretasan. Dikutip dari Katadata.co.id, sekitar 15 juta data pengguna platform Tokopedia dikabarkan diretas dan dijual melalui situs gelap (dark web). Harga yang ditawarkan kabarnya mencapai USD 5.000 atau sekitar Rp 73,4 juta (kurs Rp 14.600 per USD).
Peristiwa tersebut harus menjadi teguran bagi Anda agar lebih bijak dan hati-hati ketika melakukan berbagai kegiatan transaksi secara online. Bukan hanya layanan e-commerce, melainkan semua layanan berbasis internet yang meminta data pribadi pengguna. Ketika hal ini terjadi, data pribadi milik pengguna yang menjadi korban berpotensi disalahgunakan untuk berbagai tindak kejahatan, seperti penipuan atau pemerasan. Untuk menghindari menjadi korban, para pengguna e-commerce juga harus pintar-pintar dalam menjaga keamanan data pribadi.
Oleh karena itu, dalam artikel ini Nata Connexindo akan berbagi tips untuk mengamankan data Anda saat melakukan aktivitas transaksi secara online. Simak selengkapnya di sini.
Gunakan Password yang Tak Mudah Ditebak
Setiap kali Anda membuat sebuah akun pada aplikasi tertentu mungkin Anda akan memilih kata sandi sederhana yang mudah diingat. Misalkan kata sandi yang merupakan tempat dan tanggal lahir Anda. Padahal membuat kata sandi yang mudah ditebak sangat berbahaya bagi keamanan akun yang Anda buat. Oleh karena itu buatlah password yang tak mudah ditebak dengan menyertakan frasa lengkap atau kalimat sebagai password Anda. Misalkan jika Anda menggunakan password “tangerang191012” maka Anda bisa mengubahnya menjadi “saya_lahir_ditgr191012” Dengan menyertakan kalimat lengkap dan kombinasi unik, password yang Anda buat akan lebih sulit tertebak.
Lakukan Perubahan Password Secara Berkala
Menggunakan password yang kuat saja belum cukup untuk membuat data dan akun pribadi Anda aman dari serangan secara online. Banyak modus pengelabuan yang mungkin membuat data peribadi Anda bocor ke pihak yang tidak bertanggung jawab, salah satunya adalah modus psihing yang merupakan upaya pengelabuan untuk mendapatkan data pribadi Anda. Oleh karena itu, lakukan perubahan kata sandi secara berkala minimal satu bulan sekali untuk mencegah terjadinya kebocoran password pada pihak-pihak yang tak diinginkan.
Mengatur Otentikasi Ganda
Ketika Anda membuka rekening, checkout keranjang belanjaanmu di e-commerce, atau hanya sekedar membuka aplikasi yang terdapat informasi keuanganmu, pastikan untuk melakukan otentikasi ganda untuk bisa mengaksesnya. Biasanya otentikasi ganda tersebut dilakukan dengan kode OTP yang nantinya masuk ke email atau pun nomor ponsel pengguna. Dengan melakukan otentifikasi ganda tersebut, walaupun ada orang lain yang mengetahui password Anda, mereka tetap tidak akan bisa mengakses akun Anda tanpa memasukkan kode OTP tersebut.
Jangan Gunakan WiFi Publik untuk Melakukan Transaksi
Menggunakan WiiFi fasilitas kampus, sekolah, mall, atau bahkan kantor saat bertransaksi secara online merupakan salah satu tindakan yang cukup beresiko. Anda tidak pernah tahu seberapa aman jaringan dari wifi publik yang Anda gunakan. Tak menutup kemungkinan wifi umum yang tersebar di ruang publik seperti hotel, dan bandara memiliki spyware yang mencatat informasi pribadimu. Maka dari itu, hindari melakukan transaksi keuangan ketika menggunakan wifi publik, karena risikonya sangat besar. Gunakan jaringan pribadi yang sudah pasti jauh lebih aman.
Jangan Mudah Mempercayai Tautan Asing
Salah satu kegiatan pencurian data pribadi adalah melalui pishing dan hacking. Banyak sekali modus yang dilakukan melalui penyebaran tautan yang tak jelas asal usulnya. Tautan yang tak jelas sumbernya bisa menginfeksi perangkat yang Anda gunakan dengan malware. Maka dari itu, berhati-hatilah saat berkomunikasi atau berbelanja online, dan jangan sembarangan mengklik tautan yang tidak jelas sebagai salah satu langkah keamanan paling sederhana. (ADR).