Nataconnexindo.com, Tangerang – Ada perbedaan yang sangat mendasar ketika seseroang akan membeli properti. Ketika seseorang membeli barang konsumsi harian maka aspek emosional sangat berpengaruh pada dirinya, namun ketika mereka akan membeli properti maka sisi kritis konsumen akan terbuka.
Hal tersebut sebetulnya tidak mengherankan, properti merupakan asset yang memiliki nilai yang sangat besar terkadang hingga mempertaruhkan kestabilan finasial konsumennya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika konsumen properti sangat hati-hati dalam memilih properti idamannya.
Salah satu ciri khas pembeli properti yang wajib diketahui oleh Pengembang Properti adalah tingkat ingin tahu mereka yang sangat tinggi. Berbagai informasi tentang properti yang diincarnya menjadi salah satu bahan referensi ketika memutuskan sebuah properti jadi pilihannya.
Misalkan tentang kepastian serah terima, menurut Chief Operating Officer PT Cipta Harmoni, Lestari Andreas Audyanto selaku pengembang hunian di Sentul Selatan, calon pembeli saat ini hanya membeli rumah dengan progres yang jelas. Konsumen sangat kritis pada kepastian serah terima sebuah properti.
Nah, untuk itu Pengembang Properti wajib mengetahui perilaku konsumen properti ketika hendak membeli properti. Apa saja perilakunya? Simak selengkapnya di sini.
Rasa Ingin Tahu Konsumen Mendorong Minat Baca
Indonesia dikenal dengan minat bacanya yang rendah. Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Artinya kemampuan membaca masyarakat Indonesia masih tergolong yang paling rendah dibandingkan dengan negara lainnya.
Namun berbeda ketika kewajiban membaca memiliki korelasi dengan kemampuan finansial mereka. Dalam studi yang dilakukan oleh Universitas Petra, minat baca konsumen properti sangat tinggi berkaitan dengan 5 persepsi yaitu, 1) Persepsi mengenai material bangunan dan fisik properti, 2) Persepsi mengenai harga properti, 3) Persepsi mengenai lokasi properi, 4) Persepsi mengenai fasilitas, 5) Persepsi mengenai promosi yang diberikan.
Sehingga, hal tersebut menjadi kewajiban Pengembang Properti dan Sales Agent untuk memberikan informasi lengkap baik itu melalui artikel, posting media sosial, atau webinar mengenai ke 5 persepsi tersebut. Tingkat rasa ingin tahu konsumen pada ke 5 aspek persepsi tersebut sangatlah tinggi.
Suplai Informasi kepada Konsumen
Keingintahuan yang besar dari konsumen harus disikapi oleh Pengembang properti dengan menyediakan informasi baik di media sosial maupun website. Sementara itu, akses Internet dan Media sosial masyarakat Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Artinya, informasi yang disediakan merupakan hal yang dicari konsumen melalui Internet.
Ketika Pengembang Properti menyediakan informasi untuk konsumen, pada dasarnya Pengembang Properti sedang berinteraksi langsung dengan konsumen potensial. Dengan memberikan suplai informasi melalui berbagai platform yang dapat diakses para calon konsumen maka Pengembang Properti dapat meyakinkan calon konsumen untuk membeli produk properti yang ditawarkan. sehingga si calon pembeli dapat diajak ke lokasi proyek untuk merasakan pengalaman langsung seperti apa kelebihan dan keuntungan yang akan didapat jika membelinya
Keberadaan Rumah Contoh
Konsumen Properti termasuk kedalam konsumen yang paling sulit untuk diyakinkan. Konsumen Properti tidak dapat hanya dipengaruhi melalui informasi saja, mereka sangat hati-hati dalam memutuskan pilihan sehingga keberadaan rumah contoh menjadi sangat vital. Sehingga interaksi langsung dengan konsumen merupakan salah satu momen yang paling tepat untuk meyakinkan konsumen properti.
Ketika konsumen menemukan informasi tentang properti idamannya, maka konsumen akan membangun ekspektasi tentang properti tersebut. Oleh karena itu, kehadiran properti secara fisik yang sesuai dengan ekspektasi konsumen menjadi kata kunci untuk meyakinkan konsumen. Sehingga, Pengembang Propeti wajib menghadirkan rumah contoh sebagai media untuk memenuhi ekspektasi konsumen.
Cara Bayar dan Promosi Mendorong Minat Beli
Salah satu variabel yang sangat ingin diketahui oleh konsumen properti adalah cara bayar dan promosi yang diberikan. Cara bayar melalui KPR sangat bergantung dengan kerjasama pengembang dengan perbankan. Kerja sama dengan bank dalam menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) pun sangat menentukan. Namun Bank tentu tidak akan sembarangan memilih proyek perumahan karena hanya yang dinilai layak saja yang akan digandeng.
Sehingga Pengembang Properti harus mampu menunjukan bahwa propertinya prospektif. Apalagi di tengah Pandemi, kerja sama dengan perbankan mutlak dilaksanakan selama pandemi untuk meringankan beban masyarakat yang akan membeli rumah dengan menggunakan fasilitas KPR. Biasanya di dalamnya ada keringanan-keringanan yang diberikan pihak bank. (ADR)