Nataconnexindo, Tangerang – Layanan
dompet dan pinjaman digital menjadi salah satu langkah penting untuk menguasai
pasar masa depan yang diprediksi akan lebih terdigitalisasi. Kecenderungan
tersebut terbukti dari tren belanja online melalui berbagai platform dan marketplace. Amazon yang telah merajai market share platform pasar
online di seluruh dunia telah membuktikan hal tersebut.
Tren belanja online yang semakin
dipercepat oleh dampak COVID-19 menjadi pemicu tersendiri bagi raksasa
teknologi dunia lainnya, yaitu Facebook untuk terjun ke pasar keuangan digital
dengan menghadirkan Whatsapp Pay. Layanan ini akan lebih terfokus pada layanan
pinjaman.
Sebenarnya Whatsapp Pay telah diuji coba
di India sejak dua tahun yang lalu. Whatsapp Pay merilis layanan kredit yang
akan menyaingi Google Pay dan Apple Card yang telah lebih dulu terjun ke pasar
dompet digital.
Baca Juga: Cara Gunakan Stiker Dukung Bisnis Kecil di Instagram
Di tengah pandemi Corona ini, Whatsapp
berencana untuk merilis layanan kredit dompet digital secara lebih luas.
Pengembang aplikasi media sosial Whatsapp mengatakan bahwa pinjaman dan kredit
merupakan objek utama yang harus dikejar oleh perusahaan.
Di Indonesia sendiri Facebook dilaporkan
akan meluncurkan layanan Whatsapp Payment. Untuk itu Facebook telah mendekati
GoPay dan OVO untuk merealisasikan rencananya tersebut. Facebook mengatakan
bahwa penerapan Whatsapp Payment di Indonesia dapat dijadikan model untuk
menerapkan layanan tersebut di Negara-negara berkembang lainnya.
Perusahan Fintech (financial technology) GoPay dan OVO belum dapat merealisasikan
proyek tersebut karena harus memiliki izin dari Bank Indonesia. Whatsapp
Payment akan menjadi platform pendukung pembayaran melalui dompet digital.
Pasar dompet digital memang memiliki daya
tarik tersendiri karena dengan semakin terdigitalisasinya aktivitas
perekonomian, dompet digital menjadi salah satu infrastruktur terpenting untuk
menopang perekonomian yang makin digital.
Berbagai perusahaan raksasa mencoba untuk
merambah pasar dompet digital. Seperti Apple yang telah meluncurkan 4 layanan
tambahan pada Maret lalu yakni layanan berbayar televisi, berita berlangganan, kartu
kredit, dan paket game.
Google juga telah meluncurkan kartu debit
pintar (smart debit card) yang
menjadi pesaing Apple Card. Google mendapat sokongan dari beberapa Bank seperti
CITI dan Stanford Federal Credit Union. Berbagai layanan pinjaman dan kredit
dapat dilakukan melalui kartu debit pintar ini.
Amazon juga meluncurkan Amazon Pay untuk
ikut meramaikan persaingan di pasar dompet digital ini. Pelanggan dapat
melunasi tagihan belanja online dengan menggunakan layanan Amazon Pay. Hal ini
menjadikan platform Amazon sebagai salah satu platform yang praktis digunakan untuk berbelanja secara online.
Raksasa tekonologi asal China juga
mengusung Ali Pay sebagai platform
dompet digitalnya. Ditunjang oleh berbagai kemudahan dan integrasi dengan
Alibaba merupakan keunggulan utama yang di tawarkan oleh Ali Pay ini.
\Dompet digital dan tren belanja online
selain akan merubah wajah perekonomian secara keseluruhan, wajah periklanan
juga akan turut berubah. Maraknya penggunaan platform digital marketing untuk memasarkan berbagau produk menjadi
salah satu new normal di tengah
pandemic Corona.
Tren kea rah digitalisasi perekonomian
ini membuka berbagai peluang yang sebelumnya tidak ada. Oleh karena itu,
saatnya kita memanfaatkan peluang dari digitalisasi perekonomian. (ADR)